Setelah dia kembali dari Jogya tahun 1924,
setelah dia mendapatkan kursus pergerakan Islam dari H.O.S Cokroaminoto,
H.Fakhrudin, R.M.Suryo Pranoto dan terutama dari abang iparnya sendiri A.R
Sutan Mansyur yang pada waktu itu berada di Pekalongan.
Maka pada tahun 1925dia kembali ke Padang
Panjang. Disinilah mulai bakat mengarang tumbuh. Buku pertama dikarangnya
adalah KHATIBUL UMMAH.
Dalam tahun 1929 terbitlah buku-bukunya Agama
dan Perempuan, Pembelaan Islam , Adat Minangkabau dan Agama Islam (Buku ini
dibeslah Polisi Kompuni) Kepentingan Tabligh, Ayat-ayat Mi'raj dan
lain-lain.
Dalam tahun 1930 mulailah dia mengarang dalam
surat kabar Pembela Islam Bandung, dan berkenalan dengan M.Natsir (Perdana
Menteri Pertama RI), A.Hasan dan lain-lain.
Ketika dia pnidah mengajar ke Makasar di
terbitkannya majalah Al Mahdi. tahun 1936 menerbitkan mingguan Islam Pedoman
Masyarakat, majalah ini di pimp[innya sendiri dari tahun 1936 sampai dengan
1943, ketika Jepang masuk.
Dizaman itulah banyak karangannya dalam bidang
Agama, Filsafat, Tasauf, dan Roman, Ada yang ditulis di Pedoman Masyarakat, dan
ada juga yang di tulis lepas.
Pada saat yang sama terbit pulalah Tenggelamnya
Kapal Van Der Wijk, Dibawah Lindungan Ka'bah, Merantau Kedelli, Terusir-usir,
Keadilan Ilahi dan lain-lain.
Dalam hal Agama dan filsafat Tasauf Modern,
Falsafah Hidup, Lembaga Hidup , Lembaga Budi, Pedoman Mubaligh Islam dan
lain-lain.
Dizaman Jepang itu pula dia coba menerbitkan buku
Semangat Islam dan Sejarah Islam Sumatera.
Setelah pecah perang Revolusi, Buya Hamka pindah
ke Sumatera Barat. Dikeluarkannya buku-buku yang cukup menggoncangkan yaitu, Revolusi
Fikiran, Revolusi Agama, Adat Minangkabau Menghadapi Revolusi, Negara Islam,
Sesudah Naskah Renville, Muhammadiyah Melalui Tiga zaman, dari Lembah
Cita-cita, Merdeka, Islam dan Demokrasi, Dilamun Ombak Masyarakat dan Menunggu
Beduk Berbunyi.
Tahun 1950 Hamka pindah ke Jakarta, disini keluar
buku-bukunya Ayahku, Kenang-Kenangan Hidup, Perkembangan Tasauf dari abad ke
abad, Urang Tunggang Pancasila.
Riwayat perjalanan ke negeri-negeri Islam : Ditepi
Sungai Nil, Ditepi Sungai Dajlah, Mandi Cahaya di Tanah Suci, Empat Bulan di
Amerika dan lain-lain.
Kian lama kian jelaslah coraknya sebagai
pengarang Pujangga, dan filasuf Islam, diakui lawan dan kawan.
Pada tahun 1952 diangkat oleh Pemerintah jadi
anggota Badan Pertimbangan Kebudayaan dan Kementrian PP dan K dan juga menjadi
Guru Besar pada Perguruan Tinggi Islam dan Universitas Islam di Masar dan
menjadi penasehat pada Kementrian Agama.
Disamping keasikan mempelajari Kesusasteraan
Melayu Klasik, HAMKA pun sangat tekun mempelajari dan menyelidiki kesusasteraan
Arab, sebab bahasa yang dikuasainya hanyalah semata-mata bahasa Arab. Drs.
Slamet Mulyono, ahli tentang kesusasteraan Indonesia menyebutkan HAMKA sebagai
hamzah Fanshuri zaman baru.
Pada tahun 1955 keluarlah buku-bukunya
Pelajaran Agama Islam , Pandangan Hidup Muslim, Sejarah Hidup Jamaluddin Al
Afghany dan Sejarah Umat Islam.
Karya-karya Buya HAMKA sebanyak 117 Judul.
Buku-buku ini banyak ditangan kolektor, karena belum dicetak ulang.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !