September 2012 - Website Resmi MTs Muhammadiyah Sungai Batang
Headlines News :

Mengenang Sa'diyah Syarif

Written By Unknown on Kamis, 27 September 2012 | 09.47

Sa'diyah Syarif
Sa'diyah Syarif adalah salah seorang  Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Muara Pauh Sungai Batang semenjak tahun 1979 s/d 1985.Dalam kepemimpinannya di MTsM di kenal keras dan disiplin terhadap murid, bahkan terhadap cucunya sendiri yang ikut belajar di MTsM ia memperlakukan sama dengan murid-murid yang lain, pernah suatu hari cucunya yang bernama Nasrul melanggar peraturan yang ada di MTsM, di berikannya tindakkan untuk disekor selama tiga hari.
Sa'diyah Syarif merupakan salah seorang putri Sungai Batang yang lahir di Padang Sariak Jorong Nagari Kanagarian Sungai Batang Kecamatan Tanjung Raya pada tanggal 10 Syawal 1332. H / 18 Juli 1914 M. Dengan kepribadian yang keras dan di dukung dengan otak yang cerdas beliau mulai belajar dari lingkungan yang terdekat, belajar membaca Al-quran di surau balenggek dengan Syekh Muhammad Amrullah,dan sederetan ulama-ulama yang ada pada waktu itu.
Sebagai latar belakang pendidikan formal ibu Sa'diyah Syarif adalah sebgai berikut :
  1. Al-quran Diniyah Islamiyah tahun 1920 s/d 1922 di Kukuban Nagari Maninjau.
  2. SD / Standar (Governemen) 1922 s/d 1928
  3. Belajar dengan DR.Syeikh Abdul Karim Amrullah di Muara Pauh Nagari Sungai Batang tahun 1929 s/d 1933
  4. Diniyah Putri Rahmah Elyunusi 1934 s/d 1942 di Padang Panjang.
Setelah tamat dari Diniyah Putri pada tahun 1942 beliau langsung mengajar di Diniyah putri itu semenjak dari tahun 1943 s/d 1960. Namun pada tahun 1960 itu karir beliau menjadi seorang guru di Diniyah Putri Elyunusi Padang Panjang berakhir, dikarenakan meletusnya PRRI ditahun itu, maka beliau terpaksa pulang kekampung halaman.  
Berkat bimbingan dari guru beliau  di diniyah putri seperti Rangkayo Rahmah Elyunusi dan Ustad Zainuddin Labai Elyunusi (Pendiri Diniyah Scool Padang Panjang)maka sesampai beliau di kampung,sa'diyah tidak bisa untuk berpangku tangan,beliau aktif di organisasi 'Aisyiyah Cabang tanjung Raya Selatan sekaligus ketua Da'wah dan pendidikan di 'aisyiyah.
Pada tahun 1961 berdasarkan permintaan dari Syeikh Yusuf Amrullah (Salah seorang pendiri Sekolah Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah) beliau mulai mengajar di  Madrasah Tsanawiyah, pada waktu itu nama Madrasah Tsanawiyah masih Ihya 'Ulumiddin. dengan latar belakang kepribadian dan pendidikannya yang penuh dengan kedisiplinannya dan dia juga ahli dan mahir dengan ilmu nahu dan syaraf serta menguasai Alqiraatul kitap maka pada tahun 1979 beliau diangkat menjadi kepala sekolah hingga tahun 1985.
Setelah beliau tidak lagi jadi kepala sekolah di tahun 1985 , aktifitas beliau mengajar wirid ke surau-surau yang ada di Sungai Batang hingga akhir  hayat beliau pada tahun 1996.

"SANG SINGA PODIUM"

Written By Unknown on Selasa, 25 September 2012 | 12.06

H.Muhammad Isa Anshari (1916-1969) : "Sang Singa Podium"

Ditulis ulang : Muhammad Ilham

Ia dijuluki "Singa Podium". Sebuah julukan yang sangat beralasan demikian karena kefasihan kemampuan berorasi mampu mengobarkan semangat setiap orang yang mendengarnya. Pemuda yang bertubuh pendek, gemuk dengan bahu yang agak bungkuk ini lahir di Maninjau, Sumatera Barat, 1 Juli 1916. 

Di usianya yang masih remaja, Isa Anshari telah terjun ke dunia politik. Di kota kelahirannya itu ia sudah menjadi kader PSII dan aktif sebagai mubaligh Muhammadiyah. Seperti halnya para pemuda lainnya, Isa Anshari merantau ke pulau Jawa dan menetap di kota Bandung. Di kota Kembang inilah ia bertemu dengan Soekarno. Selain dikenal sebagai pemuda yang taat beragama, aktivitas politiknya makin menggebu-gebu. Di usianya yang muda, ia telah memimpin beberapa organisasi, yaitu Ketua Persatuan Muslimin Indonesia Bandung, Pemimpin Persatuan Pemuda Rakyat Indonesia Bandung, Sekretaris Partai Islam Indonesia Bandung serta ikut mendirikan Muhammadiyah cabang Bandung. 

Dalam pergerakan itu, ia bergabung dengan kelompok pemuda yang disebut-sebut radikal, seperti M. Natsir. Aktivitasnya di Persis yang sempat dipimpinnya beberapa periode seakan-akan semakin tersemai subur. Ia juga menjadi anggota Indonesia Berparlemen, Sekretaris Umum Komite Pembela Islam dan pemimpin redaksi majalah Daulah Islamyah.

Satu hal yang mencolok dari tokoh yang pernah menjadi pembantu tetap Pelita Andalas dan Perbincangan ini adalah sikapnya yang tegas. Ia sering dinilai tidak bersikap kompromistis. Tidak mengherankan kalau Herbert Feith menyebutnya dengan figur politisi fundamentalis yang memiliki keyakinan teguh. Oleh karena itu, pada zaman Jepang, ia telah mengomandoi gerakan Anti Fasis (Geraf), Biro Penerangan Pusat Tenaga Rakyat (Putera) Priangan, memimpin Angkatan Muda Indonesia dan mengorganisasi Majelis Islam yang membentuk kader-kader Islam.

KH. Isa Anshari adalah salah satu pilar yang membangun Persis. Pada tahun 1935-1960 ia sempat menjadi ketua umumnya. Selama memimpin Persis, perannya sangat menonjol. Ia selalu memberikan arahan dan warna bagi organisasi itu. Pidatonya selalu bergelora membuat pandangan yang mendengarkan selalu tertuju kepadanya. Bukan sekali dua kali ia ditegur oleh aparat keamanan karena “garangnya” pidato yang ia sampaikan. Dalam hal tulis menulis analisisnya cukup tajam. Di antaranya hasil karyanya adalah Bahaya Merah Indonesia (1956), Barat dan Timur (1948), Islam Menentang Komunisme (1956), Tuntunan Puasa (1940), Umat Islam Menghadapi Pemilihan Umum (1953), dan lain-lain.

Dalam kancah politik, Masyumi menjadi ladangnya. Bagi para ulama kritis , berpolitik merupakan bagian tuntutan agama. Mereka selalu meneriakkan kebenaran walaupun pahit dirasakan. Bagi mereka, berpolitik adalah alat untuk mencapai cita-cita umat Islam. Di bawah bendera Masyumi, ia semakin memperkuat posisinya sebagai politisi. Tahun 1949, ia memimpin sebuah kongres Gerakan Muslimin Indonesia. Keterlibatan KH. Isa Anshari dalam pentas politik membuat dia harus menghadapi risiko yang tidak kecil. Ketika terjadi razia terhadap orang-orang yang diisukan ingin membunuh presiden dan wakil presiden pada bulan Agustus 1951 oleh PM Sukiman Wirdjosandjoyo, KH. Isa Anshari ditangkap. Namun beberapa saat kemudian ia dilepaskan dan dinyatakan tidak bersalah. Sepak terjangnya di bidang politik sempat menyedot perhatian massa. Di mana ia memberikan pidato, pasti dipenuhi massa yang ingin mendengarkan suaranya. Biasanya massa yang hadir bukan hanya partisipan Masyumi, tapi juga masyarakat umum. Pada masa Soekarno, Masyumi menjadi salah satu lawan politik pemerintah yang terus digencet. Saat tragedi Permesta meledak (1958), banyak tokoh-tokoh yang diciduk. Termasuk KH. Isa Anshariyang saat itu berada di Madiun bersama Prawotomangkusasmito, M. Roem, M. Yunan Nasution dan EZ.Muttaqien serta beberapa tokoh lainnya.

Pada masa demokrasi parlementer, muncul beberapa konflik antar kelompok. Ada yang menginginkan Indonesia berideologi sekuler-nasionalis dengan dasar negara Pancasila. Di sisi lain ada yang menginginkan terbentuknya negara Islam, atau paling tidak negara yang berideologikan hukum-hukum Islam. Di tubuh Masyumi, cita-cita untuk membangun Negara Islam sangat subur. KH. Isa Anshari tetap menjadi juru bicara yang ulet bagi Masyumi. Namun sayang, keinginan mereka untuk mewujudkan Negara Islam gagal.

Ketidakberhasilan ini disebabkan beberapa hal, di antaranya munculnya polarisasi mengenai bentuk dan konsep negara Islam itu sendiri. Ada yang berpendapat bahwa aturan dan ajaran Islam harus terwujud lebih dahulu yang nantinya dengan sendiri akan terbentuk negara Islam. KH. Isa Anshari termasuk dalam kelompok ini.

Di sisi lain ada yang berpendapat bahwa negara Islam harus di bentuk dahulu, baru kemudian diberi corak dan warna Islam. Di Luar itu, muncul kelompok yang lebih keras lagi. Maka meledaklah peristiwa DII/TII di Jawa Barat, Sulawesi Selatan dan Aceh serta gerakan Ibnu Hajar di Kalimantan. Gerakan-gerakan itu dapat dipadamkan oleh Soekarno.

Pada era berikutnya, KH. Isa Anshari terus berkecimpung dalam membangun umat. Di usianya yang kian lanjut, ia lebih banyak mengkader generasi muda. Ia tidak lagi menjadi pemimpin di organisasi yang membesarkannya, tapi cukup sebagai penasehat. Begitulah contoh seorang pemimpin yang mengetahui keadaannya. Kendati demikian ia tetap saja mendapat halangan. Ia sempat dijebloskan ke dalam penjara oleh Soekarno. Dari balik terali besi ia masih sempat mengirimkan tulisan-tulisan ke para sahabatnya. KH. Isa Anshari tidak mengenal lelah. Menjelang akhir akhir hayatnya ia tetap bekerja untuk umatnya. Pada 11 Desember 1969 atau sehari setelah Hari Raya Idul Fitri 1369 H ia meninggal dunia, di RS Muhammadiyah Bandung. Sehari sebelumnya ia menyatakan bersedia memberikan khutbah Idul Fitri, namun takdir berkehendak lain. Naskah khutbah itu sempat diketiknya dua halaman, dan tak sempat terbacakan.

FORUM PEDULI MTsM SUNGAI BATANG

Berbagai macam cara untuk memajukan Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Sungai Batang, baik dari segi pembelajaran maupun dari segi meningkatkan pembangunan gedung dan fasilitas lain yang mendukung dalam kegiatan belajar dan mengajar.

Semenjak dari tahun 1925 didirikan sekolah Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Sungai Batang oleh Dr.Abdul Karim Amrullah, H.Yusuf Amrullah, Buya AR.St.Mansur dan lain-lain. yang dahulunya bernama IHYAULUMUDDIN. Sekolah ini selalu mebutuhkan swadaya dan bantuan dari masyarakat terutama warga Muhammadiyah, karna dalam operasionalnya sekolah ini tentu membutuhkan dana yang semakin lama semakin meningkat.
Sekolah yang telah berumur 87 tahun ini telah banyak melahirkan ulama-ulama dan ahli pendidikan, para alumninya telah banyak tersebar di Indonesia bahkan ada yang sampai ke luar negri, seperti FIRDAUS yang sekarang berada di Amerika Serikat.dan juga banyak yang berkiprah baik di instansi swasta maupun instansi pemerintahan dan juga banyak yang telah menjadi pengusaha.
Dari cerminan hasil yang telah diberikannya itu perlulah kita pertahankan keberadaan MTsM Sungai Batang ini, sebagai salah satu sekolah tertinggi di Nagari Sungai Batang untuk membina umat dimasa yang akan datang.
Sebagai perwujudan dalam meningkatkan dan memajukan MTsM ini,maka pada tanggal 4 Juli 2012 Komite sekolah telah mengutus Bapak DASRI D dan ENGKU NASBIR KH.SINARO untuk menemui alumni Ihyaulumiddin dan Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Sungai Batang di Bandar Lampung. dan pada tanggal 8 juli 2012 diadakanlah pertemuan dan musyawarah dengan alumni yang bertempat di Rumah Makan Dua Saudara kepunyaan H.Fityan Puad. dalam pertemuan dan musyawarah itu dibentuklah FPMS (Forum Peduli MTsM Sungai Batang) dengan susunan pengurus sebagai berikut:
Penasehat                                  : H.NAZIR HASAN ST SINARO
K e t u a                                    : H. FITYAN PUAD
Sekretaris                                  : M.SHOLEH
Bendahara                                 : H.EDI AZHARI
Anggota                                    :  ANTON
                                                   FIRDAUS
Dengan di bentuknya FPMS di Bandar Lampung merupakan salah satu terobosan dalam meningkatkan dan memajukan MTsM Sungai Batang untuk masa yang akan datang, hanya sebagai harapan kepada alumni  MTsM dan warga Muhammadiyah dimana saja berada kiranya juga dapat melakukan hal yang sama disetiap kota, sehingga dengan kerja sama dan bergandengan tangan kita dapat untuk lebih meningkatkan dan  memajukan Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah ini. semoga pa yang kita lakukan akan mendapat ridho dari pada Allah SWT.Amiin.

Profil Sekolah MTsM Sungai Batang TP. 2015-2016

Written By Unknown on Senin, 10 September 2012 | 13.44

Perserikatan Muhammadiyah didirikan pada tahun 1912 oleh KH.Ahmad Dahlan, dan pada tahun 1924 Muhammadiyah didirikan oleh Buya AR.ST.Mansur di Sungai Batang untuk menumbuhkan generasi Islam yang beriman, maka tahun 1925 didirikan sebuah  Madrasah yang kemudian menjadi Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah (MTsM) pertama di Indonesia. Setelah itu untuk menampung lulusan MTsM Sungai Batang, didirikan pula Madrasah Qulliyatul Mubalighin di Padang Panjang. Anak-anak yang berhasil di Qulliyatul Mubalighin menjadi Mubaligh-Mubaligh Muhammadiyah dan dikirim keseluruh Indonesia , sehingga Muhammadiyah dengan syiar Islam dan organisasinya menyebar keseluruh Nusantara. Ditilik dari latar belakang tersebut daiatas, menyatakan bahwa MTsM Sungai Batang merupakan Pioneer  dari gerakan dakwah amal ma’ruf nahi mungkar perserikatan Muhammadiyah.
Pendiri sekolah ini aadalah Cabang Muhammadiyah Sungai Batang yang didalamnya terdiri dari Dr.Abdul Karim Amrullah (Ayahanda Buya Hamka), H.Yusuf Amrullah, Buya AR.St.mansur, dan lain-lain. Betapa besar nilai sejarah pendidikan didalam perserikatan Muhammadiyah yang tersebar di mana-mana, dan semuanya itu dimulai dari langkah awal MTsM Suangai Batang yang pada saat ini sedang menyempurnakan sarana dan prasarana pendidikan.
Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Sungai Batang sebagai satu-satunya lembaga pendidikan di Nagari Sungai Batang . Madrasah ini merupakan basis pengkaderan ulama di Sungai Batang yang melahirkan ulama-ulama dan ahli pendidikan yang harus kita pertahankan dan tingkatkan secara bersama bergandengan tangan. Jika tidak tentu madrasah ini akan mengalami kemunduran yang akhirnya akan mati dan tinggal nama saja.
Pada tahun 2010, berkat kerja sama antara guru-guru, komite dan ikatan pedagang serta bantuan dari para dermawan, MTsM Sungai Batang telah berhasil mersaih Akreditasi A Secara formal MTsM sudah berhak melaksanakan Ujian Nasional (UN) sendiri.

PROFIL MADRASAH

1.       Nama Madrasah                   : MTsS Muhammadiyah Sungai Batang
2.       No. Statistik                        : 121213060046
3.       Akreditasi                            : A
4.        Alamat Lengkap                  : Muara Pauh
                                             Kelurahan Sungai Batang Kecamatan Tanjung Raya
                                             Kabupaten Agam Propinsi Sumatera Barat
                                             No. Telp. (0752) 61511
5.       NPWP                                 : 00.494.611.7-202 000
6.       Nama Kepala                       : Ramadhani, S.Pd.I
7.       No. Telp./ HP                      : 085263186799
8.       Nama Yayasan                    : Muhammadiyah
9.       Alamat Yayasan                   : Sungai Batang
No. Telp. Yayasan               : No. Telp. (0752) 61511
10.   No. Akte Pendirian Yayasan : 1969/II-054/SB-70/1978
11.   Kepemilikan tanah                : Milik Yayasan Muhammadiyah
                                             Status tanah: waqaf dibeli
                                             Luas Tanah : 1965 m2
12.   Status Bangunan                  : Milik sendiri (Yayasan)
13.   Luas Bangunan                    : 792 m2
14.   Data Siswa dalam tiga tahun terakhir

TAHUN
AJARAN
KELAS 1
KELAS 2
KELAS 3
JUMLAH
(KELAS 1+2+3)
Jml
Siswa
Jml
Rombel
Jml
Siswa
Jml
Rombel
Jml
Siswa
Jml
Rombel
Jml
Siswa
Jml
Rombel
2011/2012
25
1
22
1
23
1
70
3
2012/2013
34
2
29
1
19
1
82
4
2013/2014
38
2
35
2
32
2
105
6
2014/2015
34
2
41
2
29
2
104
6

15.   Data Sarana Prasarana
No
Jenis Prasarana
Jumlah
Ruang
Jumlah
Ruang
Kondisi
Baik
Jumlah
Ruang
Kondisi
Rusak
Kategori Kerusakan
Rusak
Ringan
Rusak
Sedang
Rusak
Berat
1
Ruang Kelas
6
2
4
2

2
2
Perpustakaan
1
1




3
Ruang Labor IPA
1
1




4
Ruang Labor Biologi






5
Ruang Labor Fisika






6
Ruang Labor Kimia






7
Ruang Labor Komputer
1
1




8
Ruang Labor Bahasa






9
Ruang Pimpinan
1
1




10
Ruang Guru
1
1




11
Ruang Tata Usaha
1
1




12
Ruang Konseling






13
Tempat Ibadah
1
1




14
Ruang UKS
1
1




15
Jamban
7
7




16
Gudang
1

1


1
17
Ruang Sirkulasi






18
Tempat Olahraga






19
Ruang Organisasi Kesiswaan






20
Ruang Lainnya







16.   Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan (data terlampir)

NO
KETERANGAN
JUMLAH
Pendidik
1
Guru PNS yang diperbantukan tetap
2
2
Guru Tetap Yayasan
13
3
Guru Honorer
3
4
Guru Tidak Tetap

Tenaga Kependidikan
1
Tenaga Administrasi
1
2





Pengunjung

Rekening Donasi



 
Copyright © 2012. Website Resmi MTs Muhammadiyah Sungai Batang - All Rights Reserved
Jl Lingkar Maninjau Km 5.5 Muaro Pauah Nagari Sungai Batang
Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam 26472
Support : Ranah Maninjau
Created by MPS