Juni 2013 - Website Resmi MTs Muhammadiyah Sungai Batang
Headlines News :

Awal Puasa Ramadhan Tahun 2013 M / 1434 Menurut Muhammadiyah

Written By Unknown on Sabtu, 29 Juni 2013 | 16.08

130410_muhammadiyah1.jpgPimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadhan 1434 Hijriyah/2013 Masehi jatuh pada Selasa Wage, 9 Juli 2013 dan 1 Syawal 1434 H/2013 M jatuh pada Kamis Wage, 8 Agustus 2013.

Penetapan itu ditetapkan oleh PP Muhammadiyah berdasarkan hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, ditandatangani oleh Ketua umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin dan Sekretaris umum PP Mummadiyah Danarto, seperti tertuang dalam Maklumat No.04/MLM/I.0/E/2013 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah 1434 H tertanggal 23 Mei 2013.

Menurut maklumat itu, ijtimak jelang Ramadan 1434 H terjadi pada hari Senin Pon, 8 Juli 2013 M pukul 14:15:55 WIB. Tinggi bulan pada saat terbenam Matahari di Yogyakarta ( + : : -07" 48, dan ),: 110o 21, BT ) *0o 44' 59" (hilal sudah wujud). Pada saat Matahari terbenam tanggal 8 Juli 2013 M (hari Senin), di sebagian wilayah barat. Kemudian, Indonesia hilal sudah wujud dan di sebagian wilayah timur Indonesia belum wujud.

Dengan demikian, garis batas wujudul hilal melewati wilayah Indonesia dan membagi wilayah Indonesia menjadi dua bagian.




"1 Ramadhan 1434 H jatuh pada Selasa Wage, 9 Juli 2013".

Selain itu, ijtimak jelang Syawal 1434 H terjadi pada hari Rabu Pon, 7 Agustus 2013 M pukul 04:52:19 WIB. Tinggi bulan pada saat terbenam Matahari di Yogyakarta ( 0 : -07" 48, dan l": l l0o 21, BT ) : *03o 54' ll" (hilal sudah wujud) dan di seluruh wilayah Indonesia pada saat terbenam matahari itu, bulan berada di atas ufuk.

"1 Syawal 1434 H jatuh pada Kamis Wage, 8 Agustus 2013".

Berdasarkan penetapan ini, kemungkinan akan terjadi perbedaan awal puasa Ramadhan.

Sebelumnya, Badan Hisab Rukyat Provinsi Sumatra Utara telah memutuskan awal Ramadhan 1434 Hijriyah/2013 Masehi jatuh pada Rabu, 10 Juli 2013 dan 1 Syawal 1434 H/2013 M jatuh pada Kamis, 8 Agustus 2013. Meskipun demikian, Badan Hisab Rukyat (BHR) Sumut mengimbau umat Islam untuk menunggu sidang itsbat Menteri Agama RI.

"Penetapan awal Ramadhan dan awal Syawal tetap saja ada potensi perbedaan. Namun masyarakat diimbau dapat menyikapi perbedaan itu secara arif dan bijaksana. Jangan sampai ada keributan dan konflik," kata H.Arso, Ketua BHR Sumut.

Dalam keterangan pers di laman Kemenag Sumut, Ketua Badan Hisab Rukyat Sumut, H.Arso mengatakan awal Ramadhan 1434 H jatuh pada Rabu, 10 Juli 2013 berdasarkan pada ijtimak awal Ramadhan 1434 H terjadi pada Senin, 8 Juli 2013 pukul 4j 14m 05d WIB.

"Ketika matahari terbenam pada hari terjadinya ijtimak, di seluruh Indonesia tinggi hilal antara : -000 47’ 19” s.d. +000 16’ 51” (belum memenuhi kriteria imkan rukyat +20) berdasarkan pada ikmal Sya’ban 1434 H," katanya.

Dia menambahkan adapun 1 Syawal 1434 H jatuh pada Kamis, 8 Agustus 2013 berdasarkan ijtimak awal Syawal 1434 H terjadi pada Rabu, 7 Agustus 2013 pukul 04j 05m 33d WIB.

"Ketika matahari terbenam pada hari terjadinya ijtimak, di seluruh Indonesia tinggi hilal sudah berada di atas ufuk antara : +010 59’ 45” s.d. +030 23’ 09” (telah mencapai kriteria imkan rukyat +020) berdasarkan pada kriteria imkan rukyat," tuturnya.

Ilmu Hikmah

Written By Unknown on Rabu, 19 Juni 2013 | 12.01

 Dalam arti luas, khoriqul karomah adalah sebangsa ilmu yang bersifat, “Apapun ucapan yang keluar dari mulutnya semua akan menjadi kenyataan”. Dan ini disebut juga dengan istilah  “tahqiqus sifat wal af’alulloh” (menguasai dalam hal ilmu Allah).
Lewat beberapa nukilan ilmu Al-Hikmah, Imam Al-Būnī dalam kitabnya, Manba’ Usul Hikmah menerangkan : “Untuk bisa mencapai ilmu supranatural secara benar dan bisa dibuktikan akan hasilnya seorang ritualis harus bisa memahami segala isi ilmu yang terkandung di dalamnya baik berupa tata cara puasa, berzikir dan pendalamannya”.
Nah, diantara pendalaman ilmu supranatural yang harus diketahui adalah sebagai berikut :
1. Mudawamah al-Zikr / Istiqomah Dalam Berzikir.
Dalam pembedaran ini seorang ritualis dituntut untuk selalu menjaga wiridannya secara istiqomah di setiap malam harinya. Sebab untuk bisa merasakan manfaat ilmu yang sedang dijalaninya, seorang ritualis harus bisa memilah peraturan apa yang harus dipilih dalam hal berzikir. Inilah tingkatan zikir menurut hokum para Ahli Hikmah :
1. Zikir Umum (maksimal 2 jam dalam satu dudukan). Tahapan ini membutuhkan waktu 4 tahun untuk bisa merasakan manfaatnya ilmu. Dengan pembahagian :
(a) Zikir Khusus (maksimal 5 jam dalam satu dudukan). Tahapan ini membutuhkan waktu 2, 5 tahun untuk bisa merasakan manfaatnya ilmu.
(b) Zikir Khususul Khusus (maksimal 7 atau 9 jam dalam satu dudukan). Tahapan ini membutuhkan waktu 41 hari untuk bisa merasakan manfaatnya ilmu.
2. Tarkunnafsi / Meninggalkan Adat Kebiasaan.
Mengulas arti tarkunnafsi menurut Imam Al-Buuni adalah : “Merubah segala kebiasaan hidup kita dengan jalan meniru kebiasaan para Ahlillah dengan kata lain mengendalikan nafsu badan lewat berbagai aktifitas tirakat seperti menahan lapar dengan cara berpuasa dan menjauhi tidur, menahan mulut dari banyaknya bicara yang kurang bermanfaat dan lain sebagainya”.
3. Sidq al-Qalbi / Kejujuran Hati.
Sebagai seorang supranaturalis ilmu Al-Hikmah, kejujuran dan kebersihan hati adalah kunci utama dalam hal penataan ilmu yang sedang dijalaninya. Mereka harus menjaga rasa dan pikirannya dari sifat berandai-andai, ingindi puji, sombong dan lain-lain. Sebab bagaimana pun kuatnya batin seorang supranaturalis, apabila sifat tadi telah bersarang dan tidak secepatnya dibuang, maka lambat laun ilmu yang sudah menyatu dengan tubuhnya akan sirna dengan sendirinya.
Seperti halnya di zaman sekarang, ilmu supranatural banyak dicari kerana berbagai faktor dan tujuan. Namun untuk memperdalam ilmu ini belum tentu semua berhasil meraihnya.
Bagi seorang yang ingin memperdalam ilmu Al-Hikmah, maka kesabaran dan kedisplinan harus selalu terjaga. Sebab banyaknya kegagalan biasanya dari faktor setengah-setengah dalam menjalani suatu ilmu.
Diantara yang menjadi penyebab kegagalan lainnya adalah kerana kurangnya bimbingan dari guru yang mumpuni atau belajar tanpa guru.

Nah, untuk bahan pertimbangan para pencita ilmu supranatural, Misteri akan membedarkan 3 tingkatan perjalanan ilmu supranatural, dimulai dari tingkat terendah. Inilah tahapannya :
1. Tingkat Rendah : Syak / Khayalan.
Lewat pengulasan para Ahli Hikmah, Syak/Khayalan, sangatlah mengganggu dalam perjalanan seorang supranaturalis, mereka akan mudah dirasuki oleh bangsa jin hitam yang menyesatkan pola pikir kita.
Sedangkan menurut para ahli sufi, syak atau khayalan diertikan sebagai suatu kebohongan batin.
Lantas apa sesungguhnya definisi dari erti syak/khayalan tersebut? Inilah erti sesungguhnya : “Banyaknya berandai-andai atau suka berkhayal ke suatu tujuan tanpa di dasari semangat lahiriah. Seperti contoh, selalu mengelamun menjadi orang sakti, punya kelebihan yang menonjol, bisa menarik pusaka dan sebagainya. Dan dalam kenyataannya mereka hanya berharap-harap tanpa disertai dengan usaha keras.
Pendapat lain, kurangnya bimbingan dari seorang guru yang mumpuni sehingga ketidak teraturan dalam penangkapan ilmu supranatural dan tidak menjadikannya luas dalam berfikir.
Sifat seperti ini menurut para ahli hikmah dan ilmu sufi wajib dijauhkan dari diri seorang spiritualis. Mengapa? Kerana erti supranatural secara hakikatnya adalah mendalami dan menghayati salah satu Af’alulloh lewat rasa ruhaniah (menarik dan memasukkan batin kita lewat jalan amalan dan bantuan makhluk lain alam).

Dari pedoman erti supranatural tadi sudah jelas sekali bahawa penyelarasan antara lahiriah dan batiniah harus seimbang hingga mewujudkan suatu ilmu bisa tercapai tanpa adanya campur tangan dari makhluk alam lain. Dengan erti lain jangan sampai golongan jin hitam merasuki otak kita lewat tipu daya sehingga kita bisa tersesat sampai keluar dari jalur syariat Islam. Naudzu billahi minzalik.
Sebagai pemahaman saja, banyak para spiritualis yang salah kaprah dalam hal memahami dunia supranatural. Mereka kurang memahami tentang erti keyakinan dan makna tauhid secara mendalam dari labilnya sebuah kenyakinan. Mereka beranggapan bahawa sebuah isyaroh/mimpi bertemu para sesepuh ghoib, mereka mengklaimnya sebagai suatu amanat. Seperti banyaknya orang yang mengaku-ngaku sebagai suaminya Ibu Ratu Laut Kidul, kerana dalam mimpinya Ibu Ratu Laut Kidul sendiri yang menyampaikan kata bahasa seperti itu. Atau orang tersebut bermimpi diamanati sebagai pewaris harta karun di suatu tempat yang ditunjuk, misalnya, sehingga mereka merasa bangga mendapat sanjungan seperti itu.
Mimpi/isyaroh seperti ini jangan sekali-kali dijadikan pegangan hidup bahkan harus dijauhi dari khayalan pikiran kita.
Dari kitab Tafsir Qowi dijelaskan, selain para nabi dan waliyullah kamil, arti mimpi apapun bentuknya adalah ziadatuttaqwa (jalan untuk selalu menambah erti ketaqwaan) kecuali kalau bermimpi bertemu para ahlillah, para nabi, para sahabat dan para malaikat semua wajib disyukuri dan dipatuhi apapun ucapannya kerana mimpi seperti ini benar adanya.
Menurut Imam Ibnu Muqotil, bangsa syaitan akan terus menyesatkan anak cucu Nabi Adam a.s. Satu diantaranya lewat sebuah mimpi. Syaitan akan menyerupai siapa pun yang sedang digandrunginya baik menyerupai dedengkot orang sakti, linuwih dan lain-lain. Syaitan akan terus merayu dengan tutur bahasa yang sedemikian halus dengan suatu imaginasi, baik berupa harta kekayaan atau harta karun dan sebagainya, sehingga orang itu akan menjadi terlena dan takabur. Akan tetapi perlu diingat bahawa syaitan tidak mampu menyerupai orang yang menjadi kekasih Allah s.w.t.
2. Tingkat Menengah : Ẓan / Antara Nyata Dan Tidak.
Dalam pembedaran Al-Hikmah tingkatan seperti ini sudah bisa dibilang supranaturalis. Ciri orang yang sudah mencapai tingkat ini adalah :
- Selalu mengistiqomahkan wiridan lebih dari 2 jam setiap wiridannya dan sudah melampaui beberapa tahun lamanya.
- Masih punya guru spiritual zahir, sehingga apapun kekurangan dalam suatu ilmu bisa cepat teratasi kerana adanya pengarahan dari Sang Guru tadi.
- Mengenal lebih dari 30% tentang seluk beluk adat istiadat bangsa ghoib sehingga dalam hidupnya banyak diberi/mampu menarik berbagai pusaka dari alam lain.
Cara tingkatan seperti ini menurut para Ahli Hikmah belum dikatakan mumpuni sebab dalam kehidupannya masih ada sifat kadzib (bohong) iaitu masih dirasuki isyaroh/mimpi yang kurang baik dari para jin hitam yang menyesatkan.
Kunci utama dalam tingkatan ini harus selalu dekat dengan bimbingan Sang Guru mumpuni sehingga apapun perintang dalam menjalankan suatu ilmu bisa dinetralisir dengan keluasan ilmunya.
3. Tingkat Tertinggi : Tahqiq / Benar Adanya.

Dalam keterangan kitab Mamba’ Usul Hikmah, tingkat tahqiq tergolong mumpuni dalam hal menguasai ilmu supranatural. Konon orang seperti hal telah diakui kebenaran ilmu dan keikhlasan hatinya. Dalam keterangan ilmu Hikmah lainnya, orang yang sudah mencapai tingkat tahqiq, 60% telah menguasai 3 lapisan dunia lain seperti alam Jin Thurobi dan Alam Barry.
Sedangkan menurut Ilmu Tasawuf, Tahqiq di sini terbahagi menjadi 2 bahagian iaitu :
(1) Tahqiq Bil Asma’ / Diterimanya Sebuah Amalan.
Secara makna tafsir, orang yang sudah mengistiqomahkan salah satu ayat/amalan hingga bertahun-tahun lamanya. Dan amalan ini sampai mendarah daging ke tubuh orang dimaksud, sehingga Allah s.w.t menerimanya dengan suatu hidayah. Kerana ayat ini semua doa dan keinginannya akan dikabulkan.
(2) Tahqiq Bis Sifat / Diterimanya Sebuah Keyakinan.

Orang yang sudah bertahun-tahun lamanya menjauhkan nafsu badan dengan jalan puasa lepas (tidak makan dan minum) atau menjauhi mata dari rasa ngantuk/tidur seperti ngarayana (berkelana) ke berbagai daerah dengan jalan kaki tanpa sedikit pun mata ini dipejamkan/ditidurkan.
Dari riyadhoh seperti ini Allah s.w.t memberikan hidayah dengan perantaraan jin muslim sehingga para waliyullah selalu memberikan apapun yang dia minta, baik dari segi ilmu supranatural maupun isyarah yang nyata dan benar.
Demikian pemaparan singkat yang dapat penulis uraikan. Semoga dengan pemaparan ini akan ada hikmah yang bisa dipetik untuk suatu kemashlahatan kita, baik dalam pengenalan ilmu supranatural maupun manfaat lainnya.


“Daun Anorganik Buatan” Masa Depan Penghasil Hidrogen

Anemone vitifolia dalam lmu  PengetahuanSejauh ini, dalam dunia Ilmu Pengetahuan, tidak ada sistem energi yang berkelanjutan yang cukup sempurna seperti tanaman. Tanaman bisa menghasilkan energi sendiri hanya dengan bantuan sinar matahari dan air (dalam proses fotosintesis).
Selama bertahun-tahun para ilmuwan telah mencoba untuk meniru proses fotosintesis pada tanaman untuk bisa menghasilkan energi yang dapat digunakan untuk orang-orang, tetapi kenyataannya sangatlah sulit. Di Negara Cina, terdapat penelitian yang fokus pada hal tersebut di atas dengan prototipe blueprint yang diberi nama “Artificial Inorganic Leaf” (AIL) atau Daun Anorganik Buatan. AIL ini nantinya dapat menghasilkan bahan bakar hidrogen hanya dengan menggunakan bantuan sinar matahari dan air, persis seperti proses fotosintesis pada tanaman. Tetapi penelitian ini masih dalam tahap desain yang sangat awal, jika prototipe ini dapat bekerja, terciptanya metode efektif untuk produksi bahan bakar hidrogen sangat terjangkau.
Para ilmuwan dari Universitas Jiaotong, Shanghai, Cina ini merancang blueprint AIL menggunakan biomikri. Dengan menggunakan teknik spektroskopi untuk mempelajari daun Anemone Vitifolia, para ilmuwan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana daun bekerja dalam proses ini. Ditambah lagi, para ilmuwan akan belajar lebih banyak tentang makro dan mikro dari fotokatalis pada tanaman. Dengan infiltrasi daun titanium dioksida (fotokatalis) dan platinum, para ilmuwan percaya bahwa desain untuk AIL berfungsi dengan benar.
Membuat bahan bakar hidrogen, berarti memisahkan air menjadi hidrogen dan oksigen (elektrolisis). Sebelumnya para ilmuwan sudah dapat melakukan proses ini, tetapi pembuatan bahan bakar hidrogen sangatlah mahal, sehingga tidak akan benar-benar efektif untuk menggantikan sumber energi yang sudah ada, tetapi dengan menggunakan bantuan sinar matahari (dalam konsep prototipe AIL), kedepannya para ilmuwan dapat menciptakan cara murah untuk menghasilkan bahan bakar hidrogen. Selain menggantikan sumber energi yang sudah ada seperti bensin, solar dan sebagainya yang menghasilkan gas emisi, transportasi bertenaga hidrogen sangatlah ramah lingkungan karena yang dikeluarkan hanyalah uap air. Semoga para ilmuwan berhasil menciptakan bahan bakar hidrogen dari “Daun Buatan” ini.


Proses Terjadinya Hujan

Written By Unknown on Selasa, 18 Juni 2013 | 10.34


proses terjadinya hujan

Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting vital bagi kelangsungan dan perkembangan makhluk hidup di Bumi. Terjadinya hujan sangat dipengaruhi oleh konveksi di atmosfer bumi dan lautan. Konveksi adalah proses pemindahan panas oleh gerak massa suatu fluida dari suatu daerah ke daerah lainnya. Air-air yang terdiri dari air laut, air sungai, air limbah, dan sebagainya tersebut umumnya mengalami proses penguapan atau evaporasi akibat adanya bantuan dari panas sinar matahari. Air tersebut kemudian menjadi uap melayang ke udara dan akhirnya terus bergerak menuju langit yang tinggi bersama uap-uap air yang lain.
Sesampai di atas, uap-uap mengalami proses pemadatan atau biasa disebut juga kondensasi sehingga terbentuklah awan. Akibat terbawa angin yang bergerak, awan-awan tersebut saling bertemu dan membesar dan kemudian menuju ke atmosfir bumi yang suhunya lebih rendah atau dingin dan akhirnya membentuk butiran es dan air. Karena terlalu berat dan tidak mampu lagi ditopang angin akhirnya butiran-butiran air atau es tersebut jatuh ke permukaan bumi, proses ini disebut juga proses presipitasi. Karena semakin rendah, mengakibatkan suhu semakin naik maka es/salju akan mencair, namun jika suhunya sangat rendah, maka akan turun tetap menjadi salju.

Hujan Buatan

Hujan buatan merupakan inovasi terbaru yang berguna agar proses jatuhnya hujan semakin banyak dan cepat. Agar hujan buatan bisa terbentuk, maka dibutuhkan awan-awan yang memiliki kadar air yang banyak dan kecepatan angin yang lambat. Apakah hanya itu saja yang dibutuhkan? Tidak hanya itu, masih banyak lagi yang harus dibutuhkan. Hujan buatan ini dibuat dengan cara menyemai awan dengan menggunakan bahan yang bersifat higroskopik sehingga proses pertumbuhan butir-butir hujan di dalam awan akan meningkat dan selanjutnya akan mempercepat terjadinya hujan. Jenis awan Cumulus adalah jenis awan yang sangat bagus untuk digunakan sebagai media membuat hujan buatan. Setelah lokasi pemilihan awan-awan yang masuk dalam kriteria ditemukan, langkah selanjutnya adalah proses penyemaian. Proses ini membutuhkan media pesawat yang berfungsi untuk mengangkut bubuk-bubuk yang sudah disiapkan untuk disebar di awan-awan tersebut.
proses hujan buatan
Bubuk khusus tersebut terdiri dari glasiogenik berupa Perak Iodida yang berfungsi untuk membentuk es. Di dalam bubuk tersebut, dicampur pula garam dapur atau Natrium Chlorida dan urea, bahan-bahan tersebut digunakan karena seperti kandungan yang terdapat di awan. Untuk dapat membentuk hujan yang lebat, biasanya dibutuhkan bubuk khusus yang sudah diterangkan di atas sebanyak 3 ton yang disemai menggunakan pesawat terbang ke awan Cumulus selama 30 hari. Proses pembuatan hujan buatan ini juga belum mesti berhasil. Yang terpenting adalah penyebaran bibit hujan harus memperhatikan arah angin, kelembaban dan tekanan udara.

Manfaat Hujan Buatan

Hujan buatan bermanfaat untuk membantu daerah yang sedang mengalami kekeringan, pengisian waduk, keperluan air bersih, irigasi, dan sebagainya. Karena hujan buatan ini merupakan teknologi modifikasi cuaca, maka hujan buatan bisa terjadi kapan saja tanpa harus menunggu musim hujan.

Musim Panas Tanpa Es di Kutub Utara

Mencairnya Kutub Utara Di dalam ilmu geologi, lapisan es merupakan tanah yang berada di titik beku pada suhu 0°C atau 32°F. Dalam dekade terakhir, lapisan es selama musim panas di Kutub Utara semakin sedikit dan tipis. Ini akan menyebabkan terjadinya musim panas tanpa es di Kutub Utara. Dalam penelitian yang dipublikasikan oleh Geophysical Research Letters pada 21 Februari menyebutkan, lapisan utama es Kutub utara selama musim panas akan hilang dalam beberapa tahun mendatang. Lapisan es masih akan terdapat di sekitar Greenland dan wilayah Arktik (Kanada), akan tetapi Samudera Arktik akan menjadi perairan terbuka selama musim panas pada sekitar tahun 2035.
Hasil itu didapat dari permodelan pencairan lapisan es Arktik yang dilakukan oleh Badan Kelautan dan Atmosfer nasional Amerika oleh James Overland dan Muyin Wang dari Universitas Washington, Amerika Serikat. Dengan menggunakan beberapa jenis permodelan, mereka menghitung mencairnya lapisan es selama musim panas di Arktik. Dari beberapa permodelan tersebut dilakukan karena tidak ada satu pun model yang sempurna untuk memprediksi hilangnya lapisan es tersebut. Akan tetapi, dari beberapa permodelan tersebut menunjukkan, selama musim panas, Samudera Arktik akan bebas es dalam pertengahan abad ini.
Dampak besar secara global yang akan terjadi yaitu, mulai terbukanya jalur pelayaran di Kutub Utara, dimungkinkannya penambangan minyak bumi dan gas di Samudera Arktik, hingga pemanasan lebih lanjut Samudera Arktik karena mempunyai sifat laut yang menyerap radiasi matahari. Tidak hanya itu, pemanasan yang terjadi di Samudera Arktik akan meningkatkan tinggi gelombang yang akan membawa cuaca ekstrim di daerah tropis.

Manajemen Sumber Daya Sistem Pendidikan

Written By Unknown on Selasa, 04 Juni 2013 | 09.50

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Manajemen sumber daya manusia (SDM) adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup pegawai, pegawai, buruh, manajer, dan pegawai lainnya untuk dapat menunjang aktivitas organisasi demi mencapai tujuan yang telah ditentukan. Manajemen SDM merupakan bentuk pengakuan pentingnya anggota organisasi (personil) sebagai sumber daya yang dapat mendukung tercapainya tujuan organisasi, pelaksanaan fungsi, dan kegiatan organisasi untuk menjamin bahwa mereka dipergunakan secara efektif dan adil demi kepentingan organisasi, individu, dan masyarakat.
Sistem Manajemen SDM yang efektif memiliki empat bidang fungsional, yaitu 1) perencanaan SDM (human resource planning), rekrutmen (recruitment) dan seleksi (selection), 2) pengembangan SDM (human resource development), gaji/upah dan kesejahteraan (compensation and benefits), 3) keselamatan dan kesehatan kerja (safety and health), dan 4) bentuk hubungan pekerja (employee and labor relations).
Skema proses Manajemen SDM seperti pada Gambar 1.

Gambar 1 Skema Proses Manajemen Sumber Daya Manusia

Berdasarkan Gambar 1 proses Manajemen SDM meliputi 1) analisis jabatan, 2) seleksi pegawai, 3) orientasi dan penempatan, 4) pelatihan, 5) mutasi, 6) promosi, dan 7) kompensasi. Tujuan Manajemen SDM adalah memperbaiki kontribusi produktif pegawai terhadap organisasi dengan cara yang bertanggung jawab secara strategis, etis, dan sosial. Tujuan Manajemen SDM mencerminkan strategi manajer dan menyeimbangkan tantangan organisasi, fungsi SDM, dan orang-orang yang terpengaruh.
Motivasi kerja sebagai predisposisi untuk berperilaku tertentu dengan tujuan memenuhi kebutuhan yang spesifik dan belum tercapai. Terdapat hubungan antara kemampuan, motivasi, dan kejelasan peran dengan kinerja pegawai. Salah satu teori motivasi yang populer adalah teori motivasi Maslow. Menurut Maslow bahwa di dalam diri manusia bersemayam lima jenjang kebutuhan yaitu psikologis, keamanan, sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri. Jenjang kelima kebutuhan tersebut seperti pada Gambar 2.

Kebutuhan Tingkat Tinggi
Aktualisasi Diri
Pertumbuhan, pencapaian potensi, dan pemenuhan kebutuhan diri

Penghargaan
Harga diri, otonomi dan prestasi, pengakuan, perhatian, dan status

Kebutuhan Tingkat Rendah
Sosial
Kasih sayang, rasa memiliki, diterima dengan baik, dan persahabatan

Keamanan
Keselamatan dan perlindungan (fisik dan mental)

Psikologis
Rasa lapar, pakaian, dan tempat tinggal

Gambar 2 Hierarki Kebutuhan Maslow

Lima kebutuhan membentuk tingkatan-tingkatan, dari yang paling penting hingga yang tidak penting dan dari yang mudah hingga yang sulit untuk dicapai atau didapat. Motivasi manusia dipengaruhi oleh kebutuhan mendasar yang perlu dipenuhi. Kebutuhan harus dipenuhi yang paling penting dahulu kemudian meningkat ke yang tidak terlalu penting. Untuk dapat merasakan nikmat suatu tingkat kebutuhan perlu dipuaskan dahulu kebutuhan yang berada pada tingkat di bawahnya. Begitu masing-masing kebutuhan ini terpenuhi secara substansial, maka kebutuhan berikutnya akan menjadi dominan.
Strategi dasar yang efektif dalam memotivasi kerja pegawai adalah 1) memberikan tugas kepada seorang mentor (assigment of mentor), 2) penugasan secara bergantian (rotational assigment), 3) pelatihan silang (cross training), 4) proyek yang luas (strech projects), 5) pendekatan tim (team approach), 6) penugasan khusus (special assigment), 7) peluang untuk berkreasi (an opportunity to create), 8) tanggung jawab menyenangkan (plum responsibiliy), 9) kesempatan studi lanjut (learning opportunity), dan 10) strategi makan siang (the lunch strategy).
Sistem penggajian dirancang untuk memenuhi penghargaan kepada pegawai atas kontribusinya kepada organisasi, menarik pelamar yang tepat untuk suatu pekerjaan, memberikan penghargaan dan memelihara pegawai yang baik, dan memotivasi pegawai untuk melakukan pekerjaan yang terbaik. Faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun struktur penggajian adalah ekuitas internal dan ekuitas eksternal. Pertimbangan ekuitas ini berkaitan dengan teori equity (ekuitas/keadilan) Adams yang menyatakan bahwa ekuitas dicapai apabila rasio antara hasil (outcomes) dan masukan (input) yang dipersepsikan oleh seseorang sama dengan rasio hasil dan masukan orang lain.
Dengan demikian, ekuitas internal adalah tingkat ekuitas/keadilan antara rasio hasil dan masukan seseorang pada posisi tertentu dibandingkan rasio hasil dan masukan orang pada posisi lain dalam suatu organisasi. Sementara itu, ekuitas eksternal adalah tingkat ekuitas/keadilan antara rasio hasil dan masukan seseorang pada posisi tertentu dalam suatu organisasi dibandingkan dengan rasio hasil dan masukan orang lain pada posisi sama/setara di organisasi lain.
Etika adalah suatu disiplin yang mengkaji baik atau buruk, benar dan salah, dan moral dalam melaksanakan hak dan kewajiban. Berkaitan dengan profesionalisme manajemen SDM, terdapat kebutuhan untuk pengembangan kode etik. Pegawai bekerja dengan pegawai lain harus memiliki etika dalam bekerja dan berinteraksi setiap harinya.

MANAJEMEN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
Pendidikan tidak terlepas dari kebutuhan dana untuk mendukung terselenggaranya program pendidikan secara efektif dan efisien. Penyelenggaraan pendidikan di sekolah dalam segala aktivitasnya memerlukan sarana dan prasarana untuk proses pembelajaran, layanan, pelaksanaan program supervisi, penggajian, dan kesejahteraan para guru dan staf lainnya, kesemuanya itu memerlukan anggaran dan keuangan.
Manajemen pembiayaan ialah proses melakukan kegiatan mengatur keuangan dengan menggerakkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Kegiatan pengelolaan keuangan dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan pengawasan. Perencanaan pembiayaan merupakan bidang khusus yang sebelumnya mengkaji struktur anggaran, kuantitas/jumlah, dan kualitas/mutu anggaran organisasi. Sekolah dalam membuat proposal anggaran perlu memperhatikan faktor komunikasi, melalui diskusi/perundingan, revisi rencana anggaran, dan dokumentasi perencanaan anggaran yang kesemuanya untuk pertanggungjawaban dalam perencanaan penganggaran.
Realisasi penerimaan dan pengeluaran dana pendidikan dibukukan dan dilaporkan sesuai standar akuntansi yang berlaku. Pengawasan penerimaan dan penggunaan dana satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan anggaran dasar serta anggaran rumah tangga penyelenggara atau satuan pendidikan yang bersangkutan.
Ketersediaan sejumlah dana yang dimiliki sekolah merupakan salah satu faktor pendukung terselenggaranya program pendidikan. Ketersediaan dana yang dimiliki sekolah berkaitan dengan sumber dana sekolah mencakup pemerintah, orangtua peserta didik, bantuan pihak asing yang tidak mengikat, dan masyarakat. Pemerintah pusat membantu keuangan sekolah melalui beberapa cara, yaitu 1) hibah dan dana bantuan biaya operasional kepada sekolah, 2) membayar gaji guru, 3) membantu sekolah untuk mengadakan proyek penggalangan dana dengan menyediakan bantuan teknis termasuk bahan dan perlengkapan, dan 4) mendanai pembangunan dan rehabilitasi bangunan sekolah. Pemerintah juga melakukan kontribusi tidak langsung kepada sekolah, seperti melalui pelatihan kepala sekolah dan guru, menyiapkan silabus dan bahan, dan melakukan pengawasan.
Secara khusus proposal anggaran pembiayaan pendidikan (sekolah) mencakup:
1. Deskripsi fungsi program dan kegiatan yang akan dilaksanakan sekolah,
2. Objektivitas fungsi program dan kegiatan sekolah,
3. Jumlah data mengenai pelayanan usaha (input) dan pencapaian (output) berkaitan dengan fungsi program dan kegiatan sekolah,
4. Menyajikan kegunaan anggaran dalam peningkatan (maksimum) dan penurunan (minimum) pada semua tingkat/bagian sekolah,
5. Penggunaan metode alternatif dalam pelayanan analisis sistem dan analisis biaya-kegunaan (cost-benefit) anggaran sekolah,
6. Data pengeluaran dan pemasukan dari tiap unit/bagian, tiap kegiatan dan fungsi program, tiap obyek pengeluaran, dan tiap unit usaha dan pencapaian organisasi, yang mencakup tingkat pemberian (present levels), tingkat pengeluaran (reduced levels), dan tingkat perluasan (expanded levels).

Proses pembuatan anggaran secara umum seperti pada Gambar 3.

Budget Preparation (menyiapkan anggaran)
Menyiapkan formulir perkiraan oleh direktur anggaran (preparation of estimate forms by budget director)
Menyiapkan perkiraan oleh tiap bagian dan direktur anggaran (preparation of estimate by departments and budget director)
Konsolidasi oleh direktur anggaran (consolidation of estimates by budget director)
Memperhatikan aspirasi bagian (departmental hearings)
Persetujuan anggaran oleh eksekutif. Menyiapkan anggaran dan menyampaikan anggaran oleh pimpinan eksekutif (executive approval of budget, preparation of budget and budget message by chief executive)
Menyerahkan anggaran kepada lembaga legislatif (submission of budget to legislative body)

Legislative Enactment (pembuatan lembaga legislatif)
Konsiderasi komite anggaran (budget committee consideration)
Memperhatikan aspirasi publik (public hearings)
Konsiderasi rekomendasi komite oleh lembaga legislatif (consideration of committee recommendations by legislative body)
Mengadopsi/memakai anggaran perkiraan pengeluaran, pendapatan, dan hibah (adoption of budget by passage of appropriations and estimated revenues)
Mencatat setiap perkiraan pengeluaran dan pendapatan (recording off appropriations and estimated revenues)

Budget Administration (administrasi anggaran)
Menyiapkan dan mencatat penerimaan dan alokasi (preparation and recording of allotments or allocations)
Administrasi penerimaan/pendapatan (revenues administration)
Personalia (orang) administrasi (personnel administration)
Pembelanjaan dan pelayanan yang efektif/baik (purchasing of goods and services)
Sebelum pemeriksaan keuangan (preaudit)
Pelaporan (accounting)

Reporting (pelaporan)
Laporan intern (interim reporting)
Finansial akhir tahun dan laporan statistik oleh bagian eksekutif (year end financial and statistical reports by the executive branch)

Postaudit (setelah pemeriksaan anggaran)
Pemeriksaan data keuangan oleh auditor independen terhadap bagian eksekutif (audit of financial data by an auditor independent of the executive branch)
Meninjau operasi/penggunaan anggaran tiap bagian secara terus menerus oleh direktur anggaran (continuous review of departmental operations by budget director)

Gambar 3 Siklus Pembuatan Anggaran Pendidikan

The National Advisory Council on State and Local Budgeting (NACSLB) mengemukakan prinsip dalam penganggaran, yaitu:
1. Menentukan tujuan umum dalam hal membuat kebijakan anggaran pendidikan negara, mencakup:
a) Mengakses kebutuhan masyarakat, prioritas, tantangan, dan peluang,
b) Mengidentifikasi peluang dan tantangan pelayanan negara, aset kapital, dan manajemen,
c) Pengembangan dan merinci tujuan umum yang lebih spesifik menjadi tujuan khusus,
2. Pengembangan pendekatan dalam rangka mencapai tujuan, mencakup
a) Mengadopsi/memakai kebijakan anggaran/finansial,
b) Pengembangan program, operasi, dan kebijakan permodalan dan perencanaan,
c) Pengembangan manajemen strategis,
3. Pengembangan konsistensi anggaran dengan pendekatan mencapai tujuan, mencakup:
a) Pengembangan proses untuk menyiapkan dan mengadopsi/memakai sistem penganggaran,
b) Pengembangan dan evaluasi berbagai alternatif,
c) Membuat pilihan untuk mengadopsi/memakai anggaran,
4. Ases/menilai performasi/kinerja dan membuat perbaikan, mencakup:
a) Monitor, penilaian, dan ases/menilai performasi/kinerja,
b) Membuat perbaikan dan penyesuaian sesuai dengan yang diperlukan.

Tingkat makro alokasi anggaran pemerintah terdiri atas anggaran rutin dan anggaran pembangunan. Anggaran rutin Departemen Pendidikan Nasional dialokasikan untuk gaji, pengembangan, dan peningkatan kualitas. Guna mengalokasikan anggaran sekolah pada tingkat mikro menyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS). Sekolah dalam menyusun rencana anggaran dapat memilih salah satu atau kombinasi dari asas penganggaran yaitu anggaran berimbang, penganggaran surplus, atau penganggaran defisit. RKAS disusun dengan berpedoman pada rencana strategis dan rencana operasional yang dimiliki sekolah.
Memperhatikan sumber pendanaan sekolah umumnya tidak berasal dari satu sumber, pengelolaan keuangan sekolah yang mencakup sumber dana, alokasi, realisasi pengeluaran, dan bukti pengeluarannya maka memerlukan peraturan sebagai pedoman pengelolaan sekolah. Sehingga tiap sumber dana mendapatkan laporan penggunaannya beserta bukti pendukung. Hal ini sangat penting karena pelaporan realisasi anggaran yang kredibel dan rinci berpengaruh terhadap keberanjuran (sustainabelitas) pendanaan oleh penyandang dana di masa yang akan datang. Berdasarkan konsep tersebut urgensi peraturan mengenai pengelolaan sekolah sangat dibutuhkan demi menunjang peningkatan kualitas pendidikan sekolah.
Undang-Undang Dasar 1945 Bab XIII pasal 31 ayat 4 menyatakan negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 % dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Bab XIII pasal 48 menyatakan pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang SNP Bab IX pasal 62 pasal 1 menyatakan pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal.
Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan Bab V pasal 50 ayat 1 menyebutkan sumber pendanaan pendidikan ditentukan berdasarkan prinsip keadilan, kecukupan, dan keberlanjutan. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah menyatakan sekolah atau madrasah menyusun pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional yang mengacu pada standar pembiayaan.
Lembaga asing dapat berperan dalam pendanaan sekolah dan bersifat tidak mengikat. Sumber dana pendidikan dari luar tercantum dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan (BHP) pasal 45 ayat 1 yang menyatakan salah satu mekanisme dari BHP dapat memperoleh dana operasional yaitu dengan menarik dan membuka investasi dari luar negeri. Berkenaan dengan sumber dana dari luar, sekolah harus transparan dalam pengelolaan dana. Lembaga pendidikan lebih bersikap bijak agar tidak merugikan sekolah karena berkaitan dengan orientasi investor yang dapat diasumsikan bahwa investor akan menginvestasikan dananya di sektor yang diprediksi dapat memberikan keuntungan baginya, baik secara finansial maupun keuntungan lain seperti ideologi.
Kelompok masyarakat termasuk sebagai sumber pendanaan sekolah. Kelompok ini dimobilisasi untuk melaksanakan tugas dari para tokohnya (utamanya informal) di masyarakat, seperti kaum ulama. Di Indonesia, banyak sekolah swasta yang dibangun dan diselenggarakan oleh kelompok masyarakat. Di dalam masyarakat kemungkinan ada orang yang juga memutuskan untuk membantu satu atau beberapa sekolah dengan dana, seperti pengusaha yang mendermakan sesuatu bagi satu atau lebih sekolah. Kontribusi seperti ini hendaknya disambut dengan baik dan bahkan sebaiknya didorong. Perumusan rencana strategis merupakan upaya sekolah dalam mempengaruhi dan mendorong masyarakat untuk ikut serta membantu penyelenggaraan pendidikan sekolah.

MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN
Sarana dan prasarana pendidikan sangat penting artinya guna menunjang kesuksesan pendidikan di sekolah. Urgensi sarana dan prasarana pendidikan, tidak hanya berkaitan dengan tingkat kekondusifan sekolah terkait dengan belajar siswa, tetapi juga sekaligus menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan operasional lembaga pendidikan. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah pengaturan sarana dan prasarana pendidikan dengan melibatkan sumber daya manusia, guna menunjang berlangsungnya kegiatan pembelajaran dan pengembangan diri siswa secara utuh di sekolah.
Kebutuhan lembaga pendidikan terhadap sarana dan prasarana sifatnya dinamis, bahwa kebutuhan akan sarana dan prasarana sejak awal berdirinya sampai dengan ketika telah mengalami puncak perkembangan, tidaklah menetap melainkan terus bertambah, berubah, dan berkembang. Guna memenuhi kebutuhan tersebut, perlu ditempuh langkah-langkah manajerial yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan/realisasi, inventarisasi, penggunaan, pengembangan (penambahan), pemeliharaan, dan penghapusan.
Perencanaan sarana dan prasarana
Langkah-langkah perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan yaitu:
1. Menampung usulan pengadaan perlengkapan sekolah yang diajukan oleh setiap unit kerja dan menginventarisasi kekurangan perlengkapan sekolah,
2. Menyusun rencana kebutuhan perlengkapan sekolah untuk periode tertentu, misalnya satu semester atau satu tahun ajaran,
3. Memadukan rencana kebutuhan yang telah disusun dengan perlengkapan yang tersedia sebelumnya,
4. Memadukan rencana kebutuhan dengan dana sekolah yang tersedia. Bila dana yang tersedia tidak memadai untuk mengadakan kebutuhan tersebut, maka perlu dilakukan seleksi terhadap semua kebutuhan perlengkapan yang telah direncanakan dengan mengkaji urgensi setiap perlengkapan yang dibutuhkan. Semua perlengkapan yang urgen segera didaftar,
5. Memadukan rencana (daftar) kebutuhan perlengkapan yang urgen dengan dana yang tersedia. Bila ternyata masih melebihi dana yang tersedia, maka perlu dilakukan seleksi lagi dengan cara membuat skala prioritas,
6. Penetapan rencana pengadaan akhir.
Pengadaan sarana dan prasarana
Setelah rencana pengadaan sarana dan prasarana dibuat, langkah berikutnya adalah pengadaan sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan sekolah. Pengadaan sarana dan prasarana bisa dilakukan dengan pembelian, sumbangan, pengajuan bantuan ke pemerintah (sekolah negeri), dan pengajuan ke pihak yayasan (sekolah swasta). Guna mengadakan sarana dan prasarana sekolah perlu ditetapkan aspek fungsi (utilitas) dan standar kualitasnya. Aspek fungsi (utilitas) mengacu pada kegunaan sarana dan prasarana tersebut terkait dengan kebutuhan riil sekolah. Aspek standar kualitas mengacu pada jenis spesifikasi teknis terkait dengan merek berkualitas yang beredar di pasaran.
Inventarisasi sarana dan prasarana
Ada tiga jenis kegiatan yang harus dilakukan berkenaan dengan inventarisasi, yaitu 1) pencatatan sarana dan prasarana sekolah dalam buku-buku sarana dan prasarana, 2) pemberian kode (coding) terhadap sarana dan prasarana yang selesai dicatat dalam buku-buku sarana dan prasarana, dan 3) pelaporan sarana dan prasarana kepada pihak-pihak yang selayaknya menerima laporan (pemerintah, donatur, dan stakeholders).Guna pencatatan sarana dan prasarana sekolah, ada beberapa buku yang menjadi kelengkapannya, yaitu buku penerimaan barang, buku pembelian barang, buku induk inventaris, buku kartu stok barang, dan buku catatan barang yang bukan inventaris (misalnya peminjaman).
Penggunaan sarana dan prasarana
Setelah sarana dan prasarana sekolah diinventarisasi, kemudian dapat dipergunakan. Penggunaan sarana dan prasarana harus diatur, agar tercapai maksud yang diinginkan. Dalam kondisi sarana dan prasarana yang kualitasnya melebihi jumlah pengguna, soal penggunaan sarana dan prasarana tidaklah banyak menjadi persoalan. Menjadi persoalan kalau jumlah yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah para penggunanya. Oleh karena itu, pengaturan penggiliran dalam hal penggunaan harus dilakukan. Sekolah mengetahui kadar penggunaan, pihak yang menggunakan dan pihak yang tidak menggunakan, sepatutnya sekolah memiliki data tentang hal tersebut.
Pengembangan/penambahan sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana perlu dikembangkan terus menerus agar dapat mencukupi kebutuhan warga sekolah dan siswa yang terus berkembang. Pengembangan tersebut mencakup jumlah, kualitas, dan aksesorinya. Dengan demikian makin lama sekolah makin indah dan nyaman digunakan. Ada dua makna penambahan sarana dan prasarana sekolah yaitu 1) berkenaan dengan kebutuhan para pengguna yang makin lama makin banyak dan kebutuhan akan makin cepatnya mendapatkan giliran untuk menggunakan, dan 2) berkenaan dengan aspek rasio pengguna dan jumlah peralatan, yang juga berkaitan dengan aspek normalitas penggunaan (pencegahan overdosis pemakaian).
Pemeliharaan sarana dan prasarana
Pemeliharaan termasuk aspek krusial dalam pengelolaan sarana dan prasarana, karena sarana dan prasarana yang tidak terpelihara dirasakan tidak nyaman oleh para penggunanya. Pemeliharaan dimaksudkan untuk mengondisikan sarana dan prasarana senantiasa siap pakai dan tidak mengalami gangguan saat dipakai. Sehingga akan memperlancar kegiatan sekolah khususnya kegiatan pembelajaran. Pemeliharaan dilakukan secara teratur, sistematis, dan terus menerus, jangan sampai menunggu rusak terlebih dahulu. Jenis pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah ada yang bersifat sehari-hari dan berkala.
Penghapusan sarana dan prasarana
Proses terakhir dalam manajemen sarana dan prasarana sekolah adalah penghapusan. Penghapusan perlu dilakukan, karena sarana dan prasarana yang ada tersebut tidak mungkin lagi dapat diperbaiki, atau kalau dapat diperbaiki, tidak efektif lagi, biaya yang dikeluarkan mungkin akan lebih besar dibandingkan dengan kalau misalnya saja membeli atau pengadaan baru (tidak efisien). Penghapusan adalah aktivitas meniadakan barang-barang inventaris lembaga dengan mengikuti kaidah, perundang-undangan, dan peraturan yang berlaku.
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model matematika seringkali bisa dibuat. Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak. Sekolah merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdapat elemen yang memiliki tugas saling terkait (bagian kurikulum, bagian keuangan, dan bagian sumber daya manusia).
Perkembangan teknologi informasi yang pesat menuntut kesigapan organisasi (sekolah) yang membutuhkan informasi valid dan cepat tersedia. Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah perangkat sistem untuk manajemen yang dapat dan patut dipergunakan oleh para manager (pendidikan) untuk meningkatkan efisiensi dan keefektifan pencapaian tujuan organisasi. Dalam kedudukan sebagai perangkat sistem ini menggunakan hardware, software, brainware, prosedur, pedoman, model manajemen, data base. Perangkat sistem ini berisi kumpulan interaksi sistem-sistem informasi yang mendukung operasi organisasi sehingga dapat menyajikan bahan informasi untuk keperluan pengambilan keputusan.
Unsur SIM meliputi 1) obyek yang berupa data dan informasi, 2) pendekatan sistem yang dipergunakan untuk merancang dan menyusun SIM, 3) proses/rangkaian kegiatan yang diatur/dilakukan oleh manusia, yang pada pokoknya adalah mengolah data menjadi informasi, di samping kegiatan lainnya yaitu pengumpulan, penyimpanan, pengambilan kembali, dan penyebaran data/informasi itu, dan 4) peralatan yang berupa segala macam instrumen pengumpulan data atau mesin pengolahan data.
Implementasi dan praktik manajemen unsur-unsur tersebut diwujudkan dalam bentuk 1) sasaran: keterangan (information), 2) hampiran: kerangka sistem (system consept), 3) kegiatan: pengolahan (processing), dan 4) peralatan otomasi (automation). Selanjutnya interaksi di antara unsur-unsur tersebut secara berurutan dapat dijalin dengan interface hubungan erat, sehingga menimbulkan empat macam interaksi, yaitu hubungan: (1) + (2) merupakan sistem informasi (a); kemudian (2) + (3) merupakan sistem pengolahan data (b); unsur (3) + (4) merupakan mesin pengolahan data elektronik (c); dan unsur (4) + (1) merupakan otomasi kantor (d).
Di samping itu perpaduan antara unsur (1) + (3) merupakan (aktivitas) pengolahan data untuk menyajikan informasi (sasaran I) dan perpaduan antara unsur (2) + (4) merupakan pendekatan sistem yang didukung oleh peralatan otomatis (II). Segenap unsur tersebut di atas dengan jalinan-jalinannya sebagai kesatuan keseluruhan diwujudkan dalam lukisan Gambar 4.

Gambar 4 Unsur Sistem Informasi Manajemen

Perencanaan dan penerapan suatu SIM pada umumnya tidak dapat sekaligus sempurna, melainkan bertahap. Tahap permulaan mungkin hanya dapat disusun sistem informasi “terbalik” pada saat itu, walaupun mengandung pelbagai kelemahan karena kurangnya data yang diperlukan. Kemudian barulah pada tahap-tahap berikutnya, sejalan dengan tambahnya pengetahuan, pengalaman, dan perlengkapan dapat dilakukan penyempurnaan sehingga akhirnya terlaksana sistem informasi yang andal dan optimal.
Perencanaan SIM
Perencanaan suatu SIM mencakup berbagai langkah kegiatan yang dilakukan secara berurutan, yaitu:
1. Menentukan secara jelas informasi yang diperlukan dalam organisasi dan untuk keperluan apa saja. Secara terperinci manager pendidikan membutuhkan informasi yang berkaitan dengan a) kebijakan pemerintah, b) kesempatan membuka partisipasi masyarakat dalam membantu pendidikan, c) kesempatan mendapatkan bantuan dari pihak asing, d) keadaan penduduk dan tenaga kerja yang ada, e) lapangan pekerjaan dan spesifikasi baik dalam maupun luar negeri, f) kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan g) potensi yang dimiliki baik potensi manusia, material, dan sosiokultural,
2. Merumuskan maksud-maksud khusus atau manfaat apa secara terperinci yang ingin dicapai dengan sebuah sistem keterangan dalam organisasi,
3. Menentukan pusat-pusat atau titik-titik penting yang harus ada dalam jaringan lalu lintas informasi seperti misalnya titik-titik pembuatan keputusan yang strategis,
4. Selain itu harus pula direncanakan pusat penyusunan data yang bertugas memelihara dan menyimpan semua informasi dalam organisasi. Informasi seperti ini nantinya berguna untuk mengontrol sebagaimana termasuk kategori management control information.
Implementasi SIM
Berdasarkan kepentingan dan rambu-rambu perencanaan tersebut di atas, implementasi SIM hendaknya memperhatikan hal-hal berikut:
1. Dukungan dan komitmen top management, merupakan sine quo non bagi berhasilnya sistem informasi dalam praktik,
2. Perencanaan, setelah mendapat dukungan maka perencanaan dilakukan yang merupakan suatu paket dalam arti bahwa semua seginya turut direncanakan,
3. Penelitian organisasi, dilakukan suatu studi tentang tata kerja, prosedur struktur dan pola hubungan unit-unit dan orang-orang di dalam organisasi dengan tujuan mengadakan penyesuaian dan percobaan yang diperlukan,
4. Pemilihan mesin dan pengembangan program. Sistem informasi tidak mutlak menggunakan komputer, penanganan informasi dapat dikerjakan dengan menggunakan tenaga manusia. Akan tetapi karena jumlah data yang mesti diolah agar menjadi informasi yang berguna dalam proses pengambilan keputusan biasanya banyak, maka organisasi modern menggunakan komputer,
5. Penerapan. Dilakukannya langkah-langkah di atas, maka suatu organisasi dapat dikatakan telah memiliki suatu sistem informasi.
Proses penggunaan Informasi
Agar informasi yang dihasilkan bermanfaat bagi organisasi dalam pengambilan keputusan, penanganan yang teliti dan matang harus dilakukan. Hal ini berarti 1) tidak melupakan bahwa sistem informasi yang dikembangkan untuk mempermudah mencapai tujuan, 2) sistem informasi dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan organisasi mengemban misinya, 3) memperhatikan bahwa informasi akan digunakan untuk mengambil keputusan, 4) menentukan kebutuhan akan informasi, 5) mengidentifikasi sumber informasi yang dapat dan yang harus digarap, dan 6) penanganan informasi yang terdiri dari tahapan yaitu organisasi data, pengumpulan dan penyiapan data, mengolah data, dan menyiapkan laporan informasi.
Pengorganisasian Unit Pengelola Data
Perencanaan, pengoperasian, dan pengendalian unit pengelola data memerlukan keterampilan, bukan saja yang bersifat teknis, akan tetapi juga keterampilan memimpin. Unit pengelola data memiliki tugas dalam 1) fungsi perencanaan, 2) programming (pemrograman), 3) testing (pengujian), 4) dokumentasi, 5) paralel run (penggunaan sistem baru bersamaan dengan sistem lama), dan 6) konversi dari sistem kepada sistem baru, berarti ditinggalkannya sistem lama sebagai pola dan cara kerja dan menggunakan sistem baru secara penuh.
Langkah yang dilaksanakan dalam pengembangan sistem informasi (Gambar 5) ialah 1) identifikasi masalah, 2) melakukan feasibility study, 3) jika hasil feasibility study diterima dilanjutkan kegiatan berikutnya, 4) sytem design, 5) pembinaan atau sistem apresiasi para pemakai dan penyusunan program pelaksanaan, dan 6) penilaian secara kontinu.

Gambar 5 Kegiatan Pengembangan Sistem Informasi

Pengunjung

Rekening Donasi



 
Copyright © 2012. Website Resmi MTs Muhammadiyah Sungai Batang - All Rights Reserved
Jl Lingkar Maninjau Km 5.5 Muaro Pauah Nagari Sungai Batang
Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam 26472
Support : Ranah Maninjau
Created by MPS