Latest Post
Tampilkan postingan dengan label Berita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Berita. Tampilkan semua postingan
Edaran Libur Dampak Kabut Asap
Written By Unknown on Senin, 21 September 2015 | 12.40
Kurikulum MTsM Sungai Batang
Written By Unknown on Selasa, 27 Agustus 2013 | 11.44
KURIKULUM MTS MUHAMMADIYAH SUNGAI BATANG
STRUKTUR MATA PELAJARAN MTS | ||||||||||
NO | MATA PELAJARAN | PROGRAM LAYANAN KHUSUS | REGULER | |||||||
AKSELERASI | VII | VIII | IX | |||||||
SMT 1/2 | SMT 3/4 | SMT 5/6 | INT | INT | INT | VII | VIII | IX | ||
PENDIDIKAN AGAMA | ||||||||||
1 | Quran Hadis | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 |
2 | Aqidah Akhlak | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 2 |
3 | Fiqih | 2 | 1 | 1 | 2 | 2 | 2 | 2 | 2 | 2 |
4 | SKI | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 2 | 2 |
5 | Bahasa Arab | 2 | 1 | 1 | ||||||
PENDIDIKAN UMUM | ||||||||||
6 | IPS | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 4 | 4 | 4 |
7 | PPKN | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 |
8 | Bahasa Indonesia | 3 | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 |
9 | IPA | 5 | 6 | 6 | 5 | 7 | 5 | 5 | 5 | 6 |
10 | Matematika | 6 | 7 | 7 | 6 | 8 | 7 | 5 | 6 | 7 |
11 | Bahasa Inggris | 4 | 4 | 5 | 4 | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 |
12 | Pendidikan Seni | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | ||||
13 | TIK/Komputer | 2 | 2 | 2 | 2 | 2 | 2 | 2 | 2 | 2 |
PENDIDIKAN KEPONDOKAN | ||||||||||
14 | Durusul lughoh | 6 | 4 | 2 | 6 | 2 | 4 | 6 | 3 | 2 |
15 | Mutholaah | 2 | 2 | 2 | 2 | 2 | 2 | 2 | 2 | 2 |
16 | Mahfudzhot | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | |||
17 | Nahwu | 2 | 2 | 2 | 2 | 2 | 2 | |||
18 | Shorof | 2 | 2 | 2 | 2 | 2 | 2 | |||
19 | Conversation | 2 | 2 | 2 | 2 | 2 | 2 | 2 | ||
20 | Composition | 2 | 2 | |||||||
21 | Qiroatul Quran | 2 | 2 | 2 | ||||||
22 | Tahfidzul Quran | 2 | 2 | 2 | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 |
23 | Insya | 1 | 1 | 2 | 2 | 1 | 1 | |||
24 | Khot | 1 | 1 | 1 | ||||||
25 | Imla | 2 | 2 | 2 | 1 | |||||
JUMLAH MATA PELAJARAN | 20 | 20 | 19 | 20 | 19 | 19 | 20 | 21 | 19 | |
JUMLAH JAM | 48 | 48 | 48 | 48 | 48 | 48 | 48 | 48 | 48 |
Pembalasan Yang Tak kunjung Tiba
Written By Unknown on Jumat, 12 Juli 2013 | 17.54
HAMPIR sebulan sejak serangan tiba-tiba pesawat tempur Israel ke dalam wilayah Suriah akhir Januari lalu, ancaman pembalasan dari Iran dan rezim Assad ternyata tak kunjung tiba. Saat serangan terjadi di Pusat Penerlitian Ilmiah Jamraya, dekat dengan ibu kota Damaskus pada Rabu (30/1/2013), sebagian analis Arab melihat bahwa Iran dan rezim Suriah akan melakukan pembalasan sebagai upaya untuk menarik kembali simpati publik Arab.
Jet-jet tempur Israel telah melanggar zona udara Suriah dan menyerang sebuah pusat riset militer, menewaskan serta menciderai tujuh orang. Media Zionis mengutip sumber-sumber militer mengklaim, serangan ini ditujukan untuk menghancurkan kiriman militer Suriah ke Libanon serta klaim media itu dipertegas oleh pejabat tinggi Israel yang saat itu sedang menghadiri Konferensi Keamanan di Munich, Jerman.
Menteri Perang Israel, Ehud Barak, pada Ahad (3/2/2013) mengakui bahwa pesawat-pesawat tempur Israel melancarkan serangan terhadap pusat penelitian ilmiah di Jamraya, luar kota Damaskus dan mengatakan kepada para wartawan di Jerman bahwa insiden tersebut merupakan bukti bahwa ancaman negerinya sungguh-sungguh. "Kami tidak berharap pihaknya harus diizinkan untuk membawa sistem senjata canggih ke Libanon," sambil kembali mengklaim Bashar al-Assad, akan lengser dalam waktu dekat sehingga bakal menjadi pukulan telak bagi Iran.
Serangan udara Israel itu menurut seorang pejabat AS menghantam peluru kendali darat-ke-udara dan sebuah kompleks militer terdekat di pinggiran Damaskus, karena Israel takut senjata tersebut akan dikirimkan kepada Hizbullah. Laporan-laporan sebelumnya mengisyaratkan pesawat-pesawat tempur Israel mungkin telah menargetkan dua lokasi terpisah dalam serangan tersebut yakni satu situs militer di luar ibu kota dan konvoi senjata di dekat perbatasan Libanon.
Paling tidak ancaman negeri zionis itu untuk menyerang Suriah apabila merasa sebagian senjata canggih yang masih dikuasi rezim Assad bakal dipindah ke Hizbullah Libanon, telah dibuktikan dan tidak menutup kemungkinan ke depan untuk melakukan serangan serupa bahkan dalam skala yang lebih besar bila semakin yakin Assad akan jatuh. Nah bagaimana dengan ancaman pembasalan dari Iran yang belum kunjung dilakukan?
Melihat pendapat sebagian besar analis dan publik Arab saat itu, sepertinya mereka setengah memastikan bahwa tidak akan ada pembalasan terhadap serangan negeri Zionis itu, karena dukungan mutlak Iran kepada rezim Assad hanya difokuskan pada pembantaian rakyat Suriah yang menentangnya. Melihat kenyataan hingga hampir sebulan serangan tersebut, tampaknya prediksi terakhir ini benar adanya.
Bagi pemerhati yang memprediksikan adanya pembalasan, umumnya memperkirakan akan dilakukan secara tidak langsung atau lewat serangan dari Hizbullah Libanon ke target dalam Israel. Apabila pembalasan benar-benar terjadi selain akan memperbaiki citra rezim sekaligus mempersulit posisi oposisi yang hingga saat ini masih belum berhasil menjatuhkan Assad secara militer.
Prediksi akan adanya pembalasan tersebut didasari pernyataan sejumlah petinggi negeri Persia itu yang hingga seminggu sejak serangan berlangsung terus mengeluarkan ancaman pembalasan. Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran, Saeed Jalili pada Selasa (5/2/2013) misalnya, memperingatkan kembali plot Israel tersebut bahwa serangan ke Suriah akan membuat Israel menyesal.
"Sama seperti ketika mereka menyesali serangannya pada Perang 33 Hari, 22 Hari dan delapan hari di Gaza, Israel juga akan menyesali serangannya ke Suriah,'' ujarnya sambil menegaskan Suriah adalah bagian penting dari dunia Islam, mengingat ia berada di garis depan dalam melawan Israel. Ia juga mengingatkan bahwa Republik Islam Iran akan mengerahkan kapasitas internasional untuk mendukung Suriah.
Meskipun serangan balasan tak kunjung tiba hingga memasuki minggu keempat sejak serangan itu dilancarkan, namun dengan masih alotnya perkembangan krisis Suriah, tetap tidak menutup kemungkinan serangan balasan tersebut masih terbuka bila serangan itu bukan bagian dari konspirasi. Hanya saja, bila serangan balasan atas negeri zionis itu terjadi nantinya hampir dapat dipastikan tidak akan menggoyahkan keinginan mayoritas rakyat Suriah dan publik Arab untuk menjatuhkan rezim dukungan Iran itu.
Sikap tersebut disebabkan karena momentum serangan balasan yang sudah terlambat sehingga akan menimbulkan kesan hanya mencari sensasi. Sebab lainnya, karena korban jiwa yang sangat dahsyat melewati angka 90 ribu orang yang gugur, disamping semakin terungkapnya aksi penyiksaan atas ribuan warga Suriah oleh rezim termasuk ratusan wanita dan anak-anak serta eksekusi biadab rezim atas para penentangnya.
Pura-pura
Terlepas dari masih terbuka tidaknya kemungkinan serangan balasan tersebut, penulis tertarik dengan sebuah artikel bertajuk dibalik serangan Israel atas Suriah yang ditulis oleh seorang analis Arab, Jarir Khalaf. Apabila melihat geliat negeri zionis itu dan Iran saat ini yang sama-sama bersaing untuk mendominasi Arab yang mayoritas Sunni, artikel tersebut ada baiknya juga untuk disimak.
Semula penulis tidak begitu tertarik membaca artikel tersebut, dan lebih melihat bahwa serangan tersebut sebagai gladiresik serangan Israel atas Iran di kemudian hari dan ujicoba senjata baru angkatan udara negeri zionis itu. Namun setelah setelah sekian lama tak kunjung ada serangan balasan, artikel yang ditulis di harian arabonline itu cukup menarik untuk dikaji ulang.
Menurut Jarir, serangan yang dilakukan oleh Israel atas pusat riset militer dekat Damaskus itu bukan taktik militer dan juga tidak logis sebab pemindahan senjata-senjata canggih dan senjata kimia milik rezim Assad ke Libanon untuk disimpan di arsenal senjata milik Hizbullah telah berlangsung setahun belakangan ini.
"Dua pihak yang dianggap sebagai gerakan perlawanan (rezim Assad dan Hizbullah) adalah perlawanan yang berpura-pura dengan pendukung utamanya sama yakni Iran. Kedua pihak ini telah lama berkoordinasi untuk menyimpan senjata di kawasan bukan untuk membebaskan Palestina dan tidak pula membebaskan Dataran Tinggi Golan (milik Suriah pen.)," paparnya.
Lebih lanjut, salah satu penulis Arab ini mengingatkan bahwa berlanjutnya posisi permusuhan dekoratif (pura-pura) di permukaan tersebut sangat penting untuk memelihara kepentingan masing-masing pihak dalam hal ini Israel, Hizbullah dan Suriah. Menurutnya, pengedepanan masalah keamanan Israel dalam setiap isu di kawasan, membuat tidak semua orang dapat mencermati dengan mudah setiap aksi negeri zionis itu termasuk yang berkaitan dengan serangan kali ini.
"Hampir semua pihak ternasuk Israel yakin bahwa mau atau tidak mau, rezim Assad akan segera berakhir sehingga negeri zionis ini khawatir bila kondisi baru di perbatasan sebelah utara akan mengancam keamanannya. Kita akan lebih mudah memahami maksud serangan itu apabila melihat kondisi di lapangan terkait kemajuan al-Jeish al-Hurr (Tentara Kebebasan) melawan pasukan rezim Assad," paparnya lagi.
Tentara Kebebasan sebagai seteru pasukan pro Assad dilaporkan berhasil mengalihkan arah tujuan konvoi kendaran angkut pembawa senjata canggih rezim Assad yang sedianya akan dibawa ke gudang senjata Hizbullah. Selain itu, beberapa batalion Tentara Kebebasan ini juga sudah berada sekitar satu kilo meter dari pusat riset militer yang diserang Israel itu, yang berarti hampir dapat menguasai gudang senjata, senjata kimia dan berbagai jenis senjata canggih lainnya buatan Rusia yang dipastikan dapat dimanfaatkan untuk segera mengakhiri rezim Assad.
"Nah pada saat itulah pesawat tempur Israel terlibat dengan mengebom pusat riset tersebut dan konvoi kendaran angkut senjata dimaksud sebagai salah satu balas budi kepada rezim Suriah. Jadi bukan untuk melemahkan rezim yang dianggap sebagai rezim perlawanan terhadap Israel sebagaimana pernyataan Iran. Serangan ini adalah prestasi bersama untuk memperpanjang nafas rezim Assad," tandasnya.
Jarir menambahkan bahwa konspirasi tersebut sebenarnya jauh lebih besar dari apa yang terlihat dengan kasat mata dan apa yang didengar dari berbagai pernyataan Parai Ba`ath Suriah dan Hizbullah Libanon. "Banyak yang percaya bila rezim Suriah adalah rezim perlawanan (terhadap Israel pen.). Rezim ini telah lama melakukan pembantaian terhadap rakyat tiga negara Arab," tandasnya lagi.
Ia mencontohkan pembantaian terhadap warga Palestina di Tel Za`tar, Nahr al-Bared dan al-Badawi menyebabkan 30 ribu orang tewas. "Selama tiga dekade menguasai Libanon, puluhan ribu rakyat Libanon juga menjadi korban. Adapun jumlah korban tewas dari rakyat Suriah selama 43 tahun masa kekuasaan rezim yang dianggap perlawanan terhadap Isreal itu, lebih dari dari 250 ribu orang," papar Jarir lagi.
Terperangkap
Terlepas dari benar tidaknya analisa tersebut, yang jelas kenyataan di lapangan setelah dua tahun umur krisis Suriah semakin dapat dicerna oleh masyarakat umum Arab atas "permainan" yang sedang berlangsung. Apa yang terjadi sesungguhnya di negeri bekas pusat Kekhalifahan Umawiyah itu semakin terkuak akhir-akhir ini sehingga publik Arab tampaknya tidak bisa lagi termakan orasi berapi-api tokoh-tokoh yang dianggap selama ini sebagai pemimpin perlawanan terhadap Israel.
Hizbullah yang selama ini memegang teguh sikapnya bahwa senjata yang dimilikinya hanya diperuntukkan melawan penjajah Israel kelihatannya sudah mulai berubah. Gerakan ini dilaporkan telah terperangkap dalam perang Suriah secara terang-terangan melawan para petempur anti Assad di sejumlah front baik di perbatasan dengan Libanon maupun di dalam wilayah Suriah.
Tentara kebebasan seperti dilaporkan sejumlah media Arab Rabu (20/2/2013), mengancam untuk menyerang posisi-posisi pertahanan Hizbullah di dalam wilayah Libanon. Ancaman ini dilontarkan setelah Kepala Staf Tentara Kebebasan, Salim Idris menuduh Hizbullah terlibat menyerang posisi para petempur anti Assad di Suriah.
Kepada kantor berita Perancis (AFP), Idris juga menyebutkan bahwa Hizbullah mengirim tentaranya untuk bertempur membela Assad di Damaskus, pedesaan Damaskus dan Homs.
"Kami memiliki bukti tentang hal ini, tapi dalam sepekan belakangan ini mereka mengubah taktik dengan melakukan serangan dari dalam Libanon,"paparnya.
Bahkan petinggi militer Tentara Kebebasan itu dilaporkan memberikan batas waktu terakhir bagi Hizbullah untuk menghentikan serangannya atas posisi-posisi Tentara Kebebasan hingga Kamis (21/2/2013). Harian al-Quds al-Arabi yang terbit di London, dalam tajuknya, Rabu (20/2/2013), juga mengingatkan bahwa Hizbullah telah terperosok dalam perang krisis Suriah secara terang-terangan.
Menurut Idris, bila serangan terus berlanjut setelah batas waktu itu maka ia akan memerintahkan kelompok-kelompoknya yang memiliki senjata jarak jauh untuk menyerang posisi asal serangan Hizbullah. "Sebenarnya kami tidak ingin memperluas perang karena kami hanya berperang melawan tirani," tegasnya sambil mengingatkan serangan Hizbullah itu sebagai pelaksanaan ancaman sejumlah petinggi rezim Suriah dan Iran.
Bila demikian halnya, maka krisis Suriah ibaratnya benang kusut dan semua pihak termasuk Israel ikut membantu mempersulit situasi. Karenanya beralasan dugaan yang menyebutkan bahwa Iran tidak akan melakukan serangan balasan terhadap Israel, apalagi nanti terbukti serangan tersebut memang bertujuan untuk menggagalkan Tentara Kebebasan mendapatkan senjata canggih milik rezim Assad./Sana`a, 11 R. Thani 1434 H*
Penulis kolumnis hidayatullah.com, tinggal di Yaman
Topeng dan Slogan Perlawanan Makin Tersingkap
SERANGAN angkatan udara (AU) Israel ke Suriah Ahad pagi
(05/05/2013) masih menjadi topik hangat laporan media Arab dan bahasan
sejumlah analis serta pengamat kawasan hingga saat ini. Hal ini
berkaitan dengan dugaan adanya kepentingan bersama antara negeri Zionis
itu dengan rezim Suriah dibalik serangan di ibu kota Damaskus tersebut.
Adapun dugaan bahwa aksi Israel tersebut semakin membuka peluang bahwa krisis di negeri Syam itu akan meluas ke negara-negara lain di kawasan termasuk negeri Zionis itu, menurut banyak pengamat Arab hanya isapan jempol semata. Pasalnya rezim Suriah demikian pula sekutunya Iran, dipastikan tidak akan melakukan serangan balasan secara langsung yang dapat mengobarkan perang regional yang dikhawatirkan.
Bila melihat ke belakang, serangan Israel atas Suriah telah sering dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya, namun balasannya hanya sebatas pernyataan klise yang sudah begitu melekat di telinga publik Arab yakni “Suriah berhak melakukan balasan pada waktu dan tempat yang tepat”. Namun kenyataannya hingga serangan terakhir itu, tidak satu peluru atau roket pun yang diluncurkan ke negeri itu baik dari Suriah maupun sekutunya, Iran.
Serangan pada Ahad pagi itu menurut laporan intelijen menargetkan rudal-rudal milik Iran yang diperuntukkan khusus bagi kelompok Hizbullah Libanon, yang belum lama ini terlibat langsung membantu rezim Suriah berperang melawan oposisi. Akibat serangan tersebut, sejumlah ledakan berantai mengguncang Damaskus, ibu kota negara itu yang lebih dari dua tahun ini dilanda perang saudara.
Aksi militer negeri Zionis itu merupakan serangan udara kedua dalam sepekan terakhir, dan yang ketiga kali dalam tahun ini dengan tujuan yang sama yakni menggagalkan jatuhnya senjata stategis dan non konvensional (kimia dan biologi) ke tangan kelompok yang tidak bersahabat kepada Israel baik dari kubu oposisi maupun sekutu rezim Assad semisal Hizbullah.
Karenanya, dugaan serangan terakhir Israel tersebut akan mengundang simpati publik Arab terhadap rezim Assad dan mempersuit posisi oposisi bersama negara-negara kasawan pendukungnya, adalah dugaan yang bukan pada tempatnya. Israel di satu pihak melakukan serangan bukan bertujuan untuk mempercepat kejatuhan rezim, tapi semata-mata untuk melindungi keamanan dan kepentingannya.
Negara Zionis itu sangat berkepentingan terhadap berlarut-larutnya krisis Suriah hingga negeri itu hancur secara militer dan ekonomi, bahkan berharap terpecah menjadi negara-negara kecil sektarian. Kehancuran Suriah apalagi terbagi-baginya menjadi negeri kecil sesuai peta golongan, akan menguntungkan Tel Aviv untuk jangka panjang ke depan sehingga dapat memperkuat posisinya terkait masa depan ``perdamaian`` Arab-Israel.
Di lain pihak, rezim Assad yang masih mampu bertahan dengan dukungan langsung dua sekutu utamanya, Iran dan Hizbullah yang terjun langsung melawan Jaishul Hurr (Tentara Kebebasan) dari oposisi, memanfaatkan serangan itu untuk memperkuat argumen sebelumnya, bahwa upaya menjatuhkan rezim adalah bagian dari upaya menghentikan perlawanan terhadap penjajah Israel.
Argumen tersebut bisa saja dapat mengelabui sebagian publik Arab seandainya serangan balasan segera dilakukan meskipun bersifat terbatas, namun balasan ini hampir dipastikan tidak akan dilakukan. "Siapa pun akan yakin tanpa perlu memiliki pengetahuan mendalam tentang masalah politik Suriah bahwa rezim tidak akan membalas serangan Israel secara langsung," papar Farouq Yusuf, analis Arab, Rabu (08/05/2013).
Damaskus sebenarnya sangat berharap serangan itu memunculkan kembali simpati publik Arab terhadap Assad sehingga dapat leluasa melakukan segala cara baik dengan menggunakan senjata pemusnah massal atau bala bantuan besar-besaran dari Iran dan Hizbullah untuk menumpas perlawanan oposisi yang dianggap mengusung agenda Israel dan al-Qaeda yang selalu didengungkan rezim.
Tapi simpati yang ditunggu-tunggu tak kunjung datang, apalagi ancaman serangan balasan tak kunjung dilakukan. Dari krisis yang telah berlangsung dua tahun lebih itu, publik Arab sepertinya sudah berhasil membuka topeng rezim dan sekutu-sekutunya yang menjadikan slogan ``perlawanan`` terhadap Israel hanya sebatas alat meraih simpati publik.
“Dua tahun lebih aksi pembantaian terhadap rakyat tak berdaya menyebabkan puluhan ribu nyawa melayang berhasil menyingkap tabir kebohongan dalam sejarah bangsa Arab tentang perlawanan terhadap Israel. Perlawanan dimaksud tidak pernah ditujukan untuk melawan Israel, tidak pula untuk membela Palestina, tapi sedikit orang yang sadar akan hal ini dan sebagian besar terpedaya,” kesimpulan sejumlah analis Arab.
Tak terpengaruh
Kesimpuan sejumlah analis Arab tersebut banyak benarnya bahkan serangan terakhir Israel itu semakin menyingkap bahwa slogan perlawanan terhadap Israel hanya topeng semata. Ibarat sebuah permaianan, mayoritas publik Arab sudah tak terpengaruh lagi setelah mereka sadar bahwa beberapa peperangan selama ini hanya sebuah ``permainan`` atau ``sandiwara`` yang dilakoni pihak-pihak berkepentingan di kawasan untuk mengusung kepentingan masing-masing.
Adapun slogan untuk membebaskan Palestina tak lebih sekedar konsumsi publik untuk mendapatkan simpati bagi kelanjutan petualangan mereka, agar publik lupa dengan masalah sesungguhnya yang dihadapi bangsa Arab yakni hilangnya solidaritas Arab dan merajalelanya pemerintahan korup serta diktator. Memang sejak Israel terbentuk pada Mei 1948, isu Palestina selalu laris dijual ke publik untuk mengalihkan perhatian mereka atas berbagai masalah yang dihadapi bangsa Arab.
Krisis Suriah telah membuka mata publik akan petualangan tersebut setelah mereka dapat melihat langsung bagaimana gigihnya Iran dan Hizbullah membela rezim dengan dalih yang sama yakni mempertahankan rezim Arab satu-satunya yang masih membela perlawanan terhadap Israel. Tapi topeng telah tersingkap lebar hingga dalih tersebut sudah tidak berpengaruh sama sekali.
Bahkan saking muaknya dengan slogan kosong tersebut, sebagian publik menyatakan gembira atas serangan tersebut dengan harapan akan menyusutkan kemampuan militer rezim hingga mempercepat kajatuhannya. Tentunya sikap ini juga kurang tepat, karena serangan itu hanya untuk kepentingan Israel sendiri bukan dalam kapasitas untuk segera menjatuhkan rezim atau membela oposisi sebagaimana yang disebutkan sebelumnya.
Tampaknya tepat arahan sebagian pengamat dan penulis Arab kepada publik bahwa tidak perlu mendukung salah satu diantara mereka sebab masing-masing pihak berkepentingan atas serangan tersebut. Israel melakukan serangan ke target yang telah diperhitungkan bakal berpotensi mengganggu keamanannya, sedangkan rezim berkepentingan agar serangan ini dijadikan dalih baru untuk melanjutkan pembantaian.
Sudah cukup jelas indikasinya bila serangan itu adalah bagian dari "permainan" pihak-pihak berkepentingan. Diantara indikasi tersebut adalah sikap Iran misalnya yang agak sedikit hati-hati melakukan reaksi, kemudian Hizbullah memilih diam dan tidak sebagaimana biasanya yang langsung mengancam melakukan balasan ketika Israel menyerang Libanon, negara kecil yang tidak memiliki pertahanan udara.
Sebagian pengamat menyebutkan bahwa serangan tersebut sebagai pesan kepada rezim agar tidak lengah terhadap kemungkinan senjata pemusnah massal jatuh ke tangan ``pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab`` yang dapat membahyakan negeri Zionis itu. ``Israel masih menginginkan rezim tetap kuat agar bisa mengamankan senjata-senjata pamungkas tersebut hingga batas waktu tertentu saat negeri Zionis itu mampu menyelamatkannya,`` papar sejumlah pengamat.
Dugaan ini juga logis, sebab dapat dibuktikan dari target serangan yang sangat terbatas yang sama sekali tidak menyentuh kemampuan tempur pasukan rezim, tidak pula menargetkan pasukan elit rezim maupun pasukan yang sedang bertempur melawan Tentara Kebebasan. Paling tidak itulah salah satu bentuk kesefahaman kedua belah pihak (Israel-rezim Suriah) hingga saat ini untuk melindungi kepentingan masing-masing.
Target lain
Di balik sandiwara serangan tersebut dan kemungkinan telah terjalinnya kesefahaman dua pihak, tetap tidak menutup kemungkinan adanya target lain yang sesungguhnya ingin dicapai oleh Isreal sendiri dari aksi militer ini. Dari jalannya serangan dan target serangan kali ini, memang pantas diduga adanya target lain dari negeri Zionis itu.
Dugaan pertama adalah, serangan tersebut dijadikan sebagai sarana ujicoba senjata baru sebagaimana kebiasaan negeri Zionis ini saat melakukan invasi di Libanon dan Gaza. Bom canggih yang digunakan buatan AS dan dilaporkan sangat akurat untuk menyerang depot penyimpanan rudal jenis Fateh 110 buatan Iran yang diperuntukkan bagi Hizbullah.
Dalam situasi kacau di Suriah, Israel ingin memanfaatkan negara tersebut sebagai arena ujicoba senjata mutakhir AS untuk mengetahui daya hancurnya dan kemampuan menembus pangkalan bawah tanah yang cukup dalam. Sebagian analis militer melihatnya sebagai salah satu persiapan menghadapi kemungkinan aksi militer terkait program nuklir Iran.
Dugaan lainnya, untuk menguji efektivitas pertahanan udara Suriah dan kemampuannya untuk menghadang serangan rudal. Pasalnya, telah lama pakar militer negeri Yahudi itu menyatakan kemampuan negaranya menembus pertahanan udara musuh dengan pesawat tempur yang terbang rendah untuk menyerang dari jarak cukup jauh untuk lebih mengakuratkan target serangan.
Belum ada konfirmasi dari pihak independen apakah target serangan tersebut mencapai sasarannya. Ujicoba ini, juga sebagai salah satu bentuk persiapan aktual tentang strategi serangan mendatang terhadap target Hizbullah di Libanon Selatan baik Hizbullah memiliki sistem pertahanan udara dengan rudal darat ke udara maupun tidak.
Berbagai dugaan tersebut besar kemungkinannya benar mengingat negeri Zionis ini sangat lihai memanfaatkan situasi kawasan untuk kepentingan keamanannya. Namun yang perlu dicatat dari serangan terakhir ini adalah makin tersingkapnya topeng dan slogan kosong perlawanan yang selalu didengungkan oleh Suriah dan sekutu-sekutunya selama ini.*/Sana`a, 29 J. Thani 1434 H
Penulis adalah kolumnis hidayatullah.com, tinggal di Yaman
Adapun dugaan bahwa aksi Israel tersebut semakin membuka peluang bahwa krisis di negeri Syam itu akan meluas ke negara-negara lain di kawasan termasuk negeri Zionis itu, menurut banyak pengamat Arab hanya isapan jempol semata. Pasalnya rezim Suriah demikian pula sekutunya Iran, dipastikan tidak akan melakukan serangan balasan secara langsung yang dapat mengobarkan perang regional yang dikhawatirkan.
Bila melihat ke belakang, serangan Israel atas Suriah telah sering dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya, namun balasannya hanya sebatas pernyataan klise yang sudah begitu melekat di telinga publik Arab yakni “Suriah berhak melakukan balasan pada waktu dan tempat yang tepat”. Namun kenyataannya hingga serangan terakhir itu, tidak satu peluru atau roket pun yang diluncurkan ke negeri itu baik dari Suriah maupun sekutunya, Iran.
Serangan pada Ahad pagi itu menurut laporan intelijen menargetkan rudal-rudal milik Iran yang diperuntukkan khusus bagi kelompok Hizbullah Libanon, yang belum lama ini terlibat langsung membantu rezim Suriah berperang melawan oposisi. Akibat serangan tersebut, sejumlah ledakan berantai mengguncang Damaskus, ibu kota negara itu yang lebih dari dua tahun ini dilanda perang saudara.
Aksi militer negeri Zionis itu merupakan serangan udara kedua dalam sepekan terakhir, dan yang ketiga kali dalam tahun ini dengan tujuan yang sama yakni menggagalkan jatuhnya senjata stategis dan non konvensional (kimia dan biologi) ke tangan kelompok yang tidak bersahabat kepada Israel baik dari kubu oposisi maupun sekutu rezim Assad semisal Hizbullah.
Karenanya, dugaan serangan terakhir Israel tersebut akan mengundang simpati publik Arab terhadap rezim Assad dan mempersuit posisi oposisi bersama negara-negara kasawan pendukungnya, adalah dugaan yang bukan pada tempatnya. Israel di satu pihak melakukan serangan bukan bertujuan untuk mempercepat kejatuhan rezim, tapi semata-mata untuk melindungi keamanan dan kepentingannya.
Negara Zionis itu sangat berkepentingan terhadap berlarut-larutnya krisis Suriah hingga negeri itu hancur secara militer dan ekonomi, bahkan berharap terpecah menjadi negara-negara kecil sektarian. Kehancuran Suriah apalagi terbagi-baginya menjadi negeri kecil sesuai peta golongan, akan menguntungkan Tel Aviv untuk jangka panjang ke depan sehingga dapat memperkuat posisinya terkait masa depan ``perdamaian`` Arab-Israel.
Di lain pihak, rezim Assad yang masih mampu bertahan dengan dukungan langsung dua sekutu utamanya, Iran dan Hizbullah yang terjun langsung melawan Jaishul Hurr (Tentara Kebebasan) dari oposisi, memanfaatkan serangan itu untuk memperkuat argumen sebelumnya, bahwa upaya menjatuhkan rezim adalah bagian dari upaya menghentikan perlawanan terhadap penjajah Israel.
Argumen tersebut bisa saja dapat mengelabui sebagian publik Arab seandainya serangan balasan segera dilakukan meskipun bersifat terbatas, namun balasan ini hampir dipastikan tidak akan dilakukan. "Siapa pun akan yakin tanpa perlu memiliki pengetahuan mendalam tentang masalah politik Suriah bahwa rezim tidak akan membalas serangan Israel secara langsung," papar Farouq Yusuf, analis Arab, Rabu (08/05/2013).
Damaskus sebenarnya sangat berharap serangan itu memunculkan kembali simpati publik Arab terhadap Assad sehingga dapat leluasa melakukan segala cara baik dengan menggunakan senjata pemusnah massal atau bala bantuan besar-besaran dari Iran dan Hizbullah untuk menumpas perlawanan oposisi yang dianggap mengusung agenda Israel dan al-Qaeda yang selalu didengungkan rezim.
Tapi simpati yang ditunggu-tunggu tak kunjung datang, apalagi ancaman serangan balasan tak kunjung dilakukan. Dari krisis yang telah berlangsung dua tahun lebih itu, publik Arab sepertinya sudah berhasil membuka topeng rezim dan sekutu-sekutunya yang menjadikan slogan ``perlawanan`` terhadap Israel hanya sebatas alat meraih simpati publik.
“Dua tahun lebih aksi pembantaian terhadap rakyat tak berdaya menyebabkan puluhan ribu nyawa melayang berhasil menyingkap tabir kebohongan dalam sejarah bangsa Arab tentang perlawanan terhadap Israel. Perlawanan dimaksud tidak pernah ditujukan untuk melawan Israel, tidak pula untuk membela Palestina, tapi sedikit orang yang sadar akan hal ini dan sebagian besar terpedaya,” kesimpulan sejumlah analis Arab.
Tak terpengaruh
Kesimpuan sejumlah analis Arab tersebut banyak benarnya bahkan serangan terakhir Israel itu semakin menyingkap bahwa slogan perlawanan terhadap Israel hanya topeng semata. Ibarat sebuah permaianan, mayoritas publik Arab sudah tak terpengaruh lagi setelah mereka sadar bahwa beberapa peperangan selama ini hanya sebuah ``permainan`` atau ``sandiwara`` yang dilakoni pihak-pihak berkepentingan di kawasan untuk mengusung kepentingan masing-masing.
Adapun slogan untuk membebaskan Palestina tak lebih sekedar konsumsi publik untuk mendapatkan simpati bagi kelanjutan petualangan mereka, agar publik lupa dengan masalah sesungguhnya yang dihadapi bangsa Arab yakni hilangnya solidaritas Arab dan merajalelanya pemerintahan korup serta diktator. Memang sejak Israel terbentuk pada Mei 1948, isu Palestina selalu laris dijual ke publik untuk mengalihkan perhatian mereka atas berbagai masalah yang dihadapi bangsa Arab.
Krisis Suriah telah membuka mata publik akan petualangan tersebut setelah mereka dapat melihat langsung bagaimana gigihnya Iran dan Hizbullah membela rezim dengan dalih yang sama yakni mempertahankan rezim Arab satu-satunya yang masih membela perlawanan terhadap Israel. Tapi topeng telah tersingkap lebar hingga dalih tersebut sudah tidak berpengaruh sama sekali.
Bahkan saking muaknya dengan slogan kosong tersebut, sebagian publik menyatakan gembira atas serangan tersebut dengan harapan akan menyusutkan kemampuan militer rezim hingga mempercepat kajatuhannya. Tentunya sikap ini juga kurang tepat, karena serangan itu hanya untuk kepentingan Israel sendiri bukan dalam kapasitas untuk segera menjatuhkan rezim atau membela oposisi sebagaimana yang disebutkan sebelumnya.
Tampaknya tepat arahan sebagian pengamat dan penulis Arab kepada publik bahwa tidak perlu mendukung salah satu diantara mereka sebab masing-masing pihak berkepentingan atas serangan tersebut. Israel melakukan serangan ke target yang telah diperhitungkan bakal berpotensi mengganggu keamanannya, sedangkan rezim berkepentingan agar serangan ini dijadikan dalih baru untuk melanjutkan pembantaian.
Sudah cukup jelas indikasinya bila serangan itu adalah bagian dari "permainan" pihak-pihak berkepentingan. Diantara indikasi tersebut adalah sikap Iran misalnya yang agak sedikit hati-hati melakukan reaksi, kemudian Hizbullah memilih diam dan tidak sebagaimana biasanya yang langsung mengancam melakukan balasan ketika Israel menyerang Libanon, negara kecil yang tidak memiliki pertahanan udara.
Sebagian pengamat menyebutkan bahwa serangan tersebut sebagai pesan kepada rezim agar tidak lengah terhadap kemungkinan senjata pemusnah massal jatuh ke tangan ``pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab`` yang dapat membahyakan negeri Zionis itu. ``Israel masih menginginkan rezim tetap kuat agar bisa mengamankan senjata-senjata pamungkas tersebut hingga batas waktu tertentu saat negeri Zionis itu mampu menyelamatkannya,`` papar sejumlah pengamat.
Dugaan ini juga logis, sebab dapat dibuktikan dari target serangan yang sangat terbatas yang sama sekali tidak menyentuh kemampuan tempur pasukan rezim, tidak pula menargetkan pasukan elit rezim maupun pasukan yang sedang bertempur melawan Tentara Kebebasan. Paling tidak itulah salah satu bentuk kesefahaman kedua belah pihak (Israel-rezim Suriah) hingga saat ini untuk melindungi kepentingan masing-masing.
Target lain
Di balik sandiwara serangan tersebut dan kemungkinan telah terjalinnya kesefahaman dua pihak, tetap tidak menutup kemungkinan adanya target lain yang sesungguhnya ingin dicapai oleh Isreal sendiri dari aksi militer ini. Dari jalannya serangan dan target serangan kali ini, memang pantas diduga adanya target lain dari negeri Zionis itu.
Dugaan pertama adalah, serangan tersebut dijadikan sebagai sarana ujicoba senjata baru sebagaimana kebiasaan negeri Zionis ini saat melakukan invasi di Libanon dan Gaza. Bom canggih yang digunakan buatan AS dan dilaporkan sangat akurat untuk menyerang depot penyimpanan rudal jenis Fateh 110 buatan Iran yang diperuntukkan bagi Hizbullah.
Dalam situasi kacau di Suriah, Israel ingin memanfaatkan negara tersebut sebagai arena ujicoba senjata mutakhir AS untuk mengetahui daya hancurnya dan kemampuan menembus pangkalan bawah tanah yang cukup dalam. Sebagian analis militer melihatnya sebagai salah satu persiapan menghadapi kemungkinan aksi militer terkait program nuklir Iran.
Dugaan lainnya, untuk menguji efektivitas pertahanan udara Suriah dan kemampuannya untuk menghadang serangan rudal. Pasalnya, telah lama pakar militer negeri Yahudi itu menyatakan kemampuan negaranya menembus pertahanan udara musuh dengan pesawat tempur yang terbang rendah untuk menyerang dari jarak cukup jauh untuk lebih mengakuratkan target serangan.
Belum ada konfirmasi dari pihak independen apakah target serangan tersebut mencapai sasarannya. Ujicoba ini, juga sebagai salah satu bentuk persiapan aktual tentang strategi serangan mendatang terhadap target Hizbullah di Libanon Selatan baik Hizbullah memiliki sistem pertahanan udara dengan rudal darat ke udara maupun tidak.
Berbagai dugaan tersebut besar kemungkinannya benar mengingat negeri Zionis ini sangat lihai memanfaatkan situasi kawasan untuk kepentingan keamanannya. Namun yang perlu dicatat dari serangan terakhir ini adalah makin tersingkapnya topeng dan slogan kosong perlawanan yang selalu didengungkan oleh Suriah dan sekutu-sekutunya selama ini.*/Sana`a, 29 J. Thani 1434 H
Penulis adalah kolumnis hidayatullah.com, tinggal di Yaman
Awal Puasa Ramadhan Tahun 2013 M / 1434 Menurut Muhammadiyah
Written By Unknown on Sabtu, 29 Juni 2013 | 16.08
Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadhan 1434
Hijriyah/2013 Masehi jatuh pada Selasa Wage, 9 Juli 2013 dan 1 Syawal
1434 H/2013 M jatuh pada Kamis Wage, 8 Agustus 2013.
Penetapan itu ditetapkan oleh PP Muhammadiyah berdasarkan hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, ditandatangani oleh Ketua umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin dan Sekretaris umum PP Mummadiyah Danarto, seperti tertuang dalam Maklumat No.04/MLM/I.0/E/2013 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah 1434 H tertanggal 23 Mei 2013.
Menurut maklumat itu, ijtimak jelang Ramadan 1434 H terjadi pada hari Senin Pon, 8 Juli 2013 M pukul 14:15:55 WIB. Tinggi bulan pada saat terbenam Matahari di Yogyakarta ( + : : -07" 48, dan ),: 110o 21, BT ) *0o 44' 59" (hilal sudah wujud). Pada saat Matahari terbenam tanggal 8 Juli 2013 M (hari Senin), di sebagian wilayah barat. Kemudian, Indonesia hilal sudah wujud dan di sebagian wilayah timur Indonesia belum wujud.
Dengan demikian, garis batas wujudul hilal melewati wilayah Indonesia dan membagi wilayah Indonesia menjadi dua bagian.
Penetapan itu ditetapkan oleh PP Muhammadiyah berdasarkan hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, ditandatangani oleh Ketua umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin dan Sekretaris umum PP Mummadiyah Danarto, seperti tertuang dalam Maklumat No.04/MLM/I.0/E/2013 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah 1434 H tertanggal 23 Mei 2013.
Menurut maklumat itu, ijtimak jelang Ramadan 1434 H terjadi pada hari Senin Pon, 8 Juli 2013 M pukul 14:15:55 WIB. Tinggi bulan pada saat terbenam Matahari di Yogyakarta ( + : : -07" 48, dan ),: 110o 21, BT ) *0o 44' 59" (hilal sudah wujud). Pada saat Matahari terbenam tanggal 8 Juli 2013 M (hari Senin), di sebagian wilayah barat. Kemudian, Indonesia hilal sudah wujud dan di sebagian wilayah timur Indonesia belum wujud.
Dengan demikian, garis batas wujudul hilal melewati wilayah Indonesia dan membagi wilayah Indonesia menjadi dua bagian.
"1 Ramadhan 1434 H jatuh pada Selasa Wage, 9 Juli 2013".
Selain
itu, ijtimak jelang Syawal 1434 H terjadi pada hari Rabu Pon, 7 Agustus
2013 M pukul 04:52:19 WIB. Tinggi bulan pada saat terbenam Matahari di
Yogyakarta ( 0 : -07" 48, dan l": l l0o 21, BT ) : *03o 54' ll" (hilal
sudah wujud) dan di seluruh wilayah Indonesia pada saat terbenam
matahari itu, bulan berada di atas ufuk.
"1 Syawal 1434 H jatuh pada Kamis Wage, 8 Agustus 2013".
Berdasarkan penetapan ini, kemungkinan akan terjadi perbedaan awal puasa Ramadhan.
Sebelumnya, Badan Hisab Rukyat Provinsi Sumatra Utara telah memutuskan awal Ramadhan 1434 Hijriyah/2013 Masehi jatuh pada Rabu, 10 Juli 2013 dan 1 Syawal 1434 H/2013 M jatuh pada Kamis, 8 Agustus 2013. Meskipun demikian, Badan Hisab Rukyat (BHR) Sumut mengimbau umat Islam untuk menunggu sidang itsbat Menteri Agama RI.
"Penetapan awal Ramadhan dan awal Syawal tetap saja ada potensi perbedaan. Namun masyarakat diimbau dapat menyikapi perbedaan itu secara arif dan bijaksana. Jangan sampai ada keributan dan konflik," kata H.Arso, Ketua BHR Sumut.
Dalam keterangan pers di laman Kemenag Sumut, Ketua Badan Hisab Rukyat Sumut, H.Arso mengatakan awal Ramadhan 1434 H jatuh pada Rabu, 10 Juli 2013 berdasarkan pada ijtimak awal Ramadhan 1434 H terjadi pada Senin, 8 Juli 2013 pukul 4j 14m 05d WIB.
"Ketika matahari terbenam pada hari terjadinya ijtimak, di seluruh Indonesia tinggi hilal antara : -000 47’ 19” s.d. +000 16’ 51” (belum memenuhi kriteria imkan rukyat +20) berdasarkan pada ikmal Sya’ban 1434 H," katanya.
Dia menambahkan adapun 1 Syawal 1434 H jatuh pada Kamis, 8 Agustus 2013 berdasarkan ijtimak awal Syawal 1434 H terjadi pada Rabu, 7 Agustus 2013 pukul 04j 05m 33d WIB.
"Ketika matahari terbenam pada hari terjadinya ijtimak, di seluruh Indonesia tinggi hilal sudah berada di atas ufuk antara : +010 59’ 45” s.d. +030 23’ 09” (telah mencapai kriteria imkan rukyat +020) berdasarkan pada kriteria imkan rukyat," tuturnya.
Sebelumnya, Badan Hisab Rukyat Provinsi Sumatra Utara telah memutuskan awal Ramadhan 1434 Hijriyah/2013 Masehi jatuh pada Rabu, 10 Juli 2013 dan 1 Syawal 1434 H/2013 M jatuh pada Kamis, 8 Agustus 2013. Meskipun demikian, Badan Hisab Rukyat (BHR) Sumut mengimbau umat Islam untuk menunggu sidang itsbat Menteri Agama RI.
"Penetapan awal Ramadhan dan awal Syawal tetap saja ada potensi perbedaan. Namun masyarakat diimbau dapat menyikapi perbedaan itu secara arif dan bijaksana. Jangan sampai ada keributan dan konflik," kata H.Arso, Ketua BHR Sumut.
Dalam keterangan pers di laman Kemenag Sumut, Ketua Badan Hisab Rukyat Sumut, H.Arso mengatakan awal Ramadhan 1434 H jatuh pada Rabu, 10 Juli 2013 berdasarkan pada ijtimak awal Ramadhan 1434 H terjadi pada Senin, 8 Juli 2013 pukul 4j 14m 05d WIB.
"Ketika matahari terbenam pada hari terjadinya ijtimak, di seluruh Indonesia tinggi hilal antara : -000 47’ 19” s.d. +000 16’ 51” (belum memenuhi kriteria imkan rukyat +20) berdasarkan pada ikmal Sya’ban 1434 H," katanya.
Dia menambahkan adapun 1 Syawal 1434 H jatuh pada Kamis, 8 Agustus 2013 berdasarkan ijtimak awal Syawal 1434 H terjadi pada Rabu, 7 Agustus 2013 pukul 04j 05m 33d WIB.
"Ketika matahari terbenam pada hari terjadinya ijtimak, di seluruh Indonesia tinggi hilal sudah berada di atas ufuk antara : +010 59’ 45” s.d. +030 23’ 09” (telah mencapai kriteria imkan rukyat +020) berdasarkan pada kriteria imkan rukyat," tuturnya.
Siswa MTsM Yang Menerima BSM
Written By Unknown on Senin, 03 Juni 2013 | 12.03
Dengan adanya Program BSM tersebut maka Kepala Sekolah MTs Muhammadiyah Sungai Batang Ibuk Ramadhani, S.Pd.I telah menetapkan Siswa Penerima BSM dengan kuota 42 orang sebagai berikut:.
LAMPIRAN SK KEPALA MADRASAH TSANAWIYAH MUHAMMADIYAH SUNGAI BATANG NO.420/MTSM/IV.A/042/2015 | |||||||||||||||||
DAFTAR USULAN SISWA CALON PENERIMA MANFAAT BSM/ INDONESIA PINTAR | |||||||||||||||||
PERIODE 2015 | |||||||||||||||||
Nama Madrasah | : Tsanawiyah Muhammadiyah Sungai Batang | ||||||||||||||||
NPSN/ NSM | : 10311251/ 121213060046 | ||||||||||||||||
Alamat Madrasah | : Muara Pauh | ||||||||||||||||
Kelurahan/Desa | : Sungai Batang | ||||||||||||||||
Kecamatan | : Tanjung Raya | ||||||||||||||||
Kab/kota | : Agam | ||||||||||||||||
Provinsi | : Sumatera Barat | ||||||||||||||||
No | Nama Siswa | Tgl/Bulan/ | Jns. Kelamin | Kelas | NISN/NISM | Nomor | Nomor | Nomor | Nomor | Kriteria Lain | Nama Orang Tua | Alamat Orang Tua | |||||
Tahun Lahir | L | P | KIP | KKS | KPS | PKH | (Juknis BSM) | Ayah | Ibu | Jl. | Kel./Desa | Kec. | Kab./Kota | ||||
1 | Alwis | 11/12/1999 | L | 7 | 9992521630/2460 | 35a3o126472007 | Amri Can | Elidar | Batung Panjang | Sungai Batang | TJ.Raya | Agam | |||||
2 | Budi Yarman | 12/12/01 | L | 7 | 0015474917/2461 | 35a38y26472000 | Yusri | Zulfidar | Galapung | Tanjung Sani | TJ.Raya | Agam | |||||
3 | Fikri Haikal | 16/03/2002 | L | 7 | 0020533727/2463 | SKTM | Afrial | Yetti Deliyani | Batunanggai | Tanjung Sani | TJ.Raya | Agam | |||||
4 | Hamdan Ramadhan | 03/12/2000 | L | 7 | -/2495 | SKTM | Jhoni Arman | Faizah | Batung Panjang | Sungai Batang | TJ.Raya | Agam | |||||
5 | Ikhsanil Hasan | 20/02/2002 | L | 7 | 0021337437/2464 | SKTM | Defrizal | Artini | Pandan | Tanjung Sani | TJ.Raya | Agam | |||||
6 | Indra Lesmana | 01/06/2001 | L | 7 | 0013112956/2465 | 35a36g26472007 | Afrizal Seira | Husni | Galapung | Tanjung Sani | TJ.Raya | Agam | |||||
7 | Irfan | 14/01/2001 | L | 7 | 0031314784/2466 | SKTM | Ridwan | Sri Mili Jasmi | Batung Panjang | Sungai Batang | TJ.Raya | Agam | |||||
8 | Khairullah | 03/08/2000 | L | 7 | 0007913054/2467 | SKTM | Suharman | Darmawati | Batung Panjang | Sungai Batang | TJ.Raya | Agam | |||||
9 | Khairuni | 16/03/2002 | P | 7 | 0021538979/2468 | SKTM | Asri | Elvianti | Batung Panjang | Sungai Batang | TJ.Raya | Agam | |||||
10 | Khairunnisa | 30/01/2002 | P | 7 | 0021538975/2469 | SKTM | Zuli Amri | Mimi Julianti | Batung Panjang | Sungai Batang | TJ.Raya | Agam | |||||
11 | Kurniawan | 13/03/2002 | L | 7 | 0021538978/2470 | DB5MGS26472000-P | Syafrial | Eli Susanti | Batung Panjang | Sungai Batang | TJ.Raya | Agam | |||||
12 | Lidia Marjalena | 10/03/2001 | P | 7 | 0015474847/2471 | 35a2xo26472002 | Suhardiman | Lis Sumarni | Pandan | Tanjung Sani | TJ.Raya | Agam | |||||
13 | M. Ikhsan Kamal | 16/05/2001 | L | 7 | 0007913050/2472 | SKTM | Kamal | Marni Helmi | Batung Panjang | Sungai Batang | TJ.Raya | Agam | |||||
14 | M. Rizky Pebriandi | 17/02/2000 | L | 7 | 0001306280/2473 | 35a2vh26472000 | Mucklis | Arlina Amir | Galapung | Tanjung Sani | TJ.Raya | Agam | |||||
15 | Muhammad Fajri | 27/08/2008 | L | 7 | 0015474197/2494 | SKTM | Faisal | Nurdiana | Tanjung Sani | Sungai Batang | TJ.Raya | Agam | |||||
16 | Muhammad Iqbal | 23/11/2001 | L | 7 | 0015474861/2474 | SKTM | Sabir | Suryani | Labuah | Sungai Batang | TJ.Raya | Agam | |||||
17 | Pristika Ramayani | 26/11/2001 | P | 7 | -/2475 | SKTM | Syafrudin | Suhaida | Batung Panjang | Sungai Batang | TJ.Raya | Agam | |||||
18 | Putri Ramadhani | 13/12/2000 | P | 7 | 0004142545/2476 | SKTM | Yuri | Yenis Sastra Dewi | Labuah | Sungai Batang | TJ.Raya | Agam | |||||
19 | Putri Syahri Ramadhani | 29/11/2000 | P | 7 | 0004143235/2477 | SKTM | Syahril | Nur Hafni | Batung Panjang | Sungai Batang | TJ.Raya | Agam | |||||
20 | Qhasiva karina | 10/08/2001 | P | 7 | 0015474193/2478 | SKTM | Suwirman | Rina Susanti | Tanjung Sani | Sungai Batang | TJ.Raya | Agam | |||||
21 | Rahmi Yanti | 04/05/2001 | P | 7 | 0013134790/2480 | SKTM | Rama Yulis | Eliyani Arifin | Batung Panjang | Sungai Batang | TJ.Raya | Agam | |||||
22 | Rido Marindo | 10/03/2000 | L | 7 | 0007913044/2481 | 35a3jl126472005 | Hamdan | Ponnia | Batung Panjang | Sungai Batang | TJ.Raya | Agam | |||||
23 | Rizka Amalia | 08/02/2002 | P | 7 | 0021537436/2483 | SKTM | Yasri | Afrida | Pandan | Tanjung Sani | TJ.Raya | Agam | |||||
24 | Rizki Ananda Putra | 31/01/2001 | L | 7 | -/2484 | SKTM | Asri | Rosmaini | Batung Panjang | Sungai Batang | TJ.Raya | Agam | |||||
25 | Rizki Kurniawan | 06/06/2000 | L | 7 | 0007857051/2482 | SKTM | Ahirmasri | Nelmida | Galapung | Tanjung Sani | TJ.Raya | Agam | |||||
26 | Roby Saputra | 09/01/1999 | L | 7 | -/2485 | 35a3fr26472006 | Asmadi Candra | Erni Nalita | Tanjung Sani | Sungai Batang | TJ.Raya | Agam | |||||
27 | Suci Andika Putri | 08/08/2000 | P | 7 | 0000261795/2492 | 35esoz26100004 | Sabri | Yuniawarti | Galapung | Tanjung Sani | TJ.Raya | Agam | |||||
28 | Suci Hanifa | 14/02/2002 | P | 7 | 0021537423/2496 | SKTM | Fauzi Munir | Misnar | Batunanggai | Tanjung Sani | TJ.Raya | Agam | |||||
29 | Yuli Dafrina | 28/06/1999 | P | 7 | -/2488 | SKTM | Dafrizal | Masni | Tanjung Sani | Sungai Batang | TJ.Raya | Agam | |||||
30 | Ade Suci Lestari | 27/3/1998 | P | 8 | 9988579159/2411 | SKTM | Asril | Zulierti | Labuah | Sungai Batang | TJ.Raya | Agam | |||||
31 | Dinda Maisarah | 14/5/2001 | P | 8 | 0007856045/2416 | 35a3i42672000 | Syaiful | Asneli | Nagari | Sungai Batang | TJ.Raya | Agam | |||||
32 | Elsy Puspita Dewi | 26/7/1999 | P | 8 | 9990085061/2418 | DB5MG)26472008-P | Dahlan | Hartati | Batung Panjang | Sungai Batang | TJ.Raya | Agam | |||||
33 | Lilis Humairah | 22/2/2001 | P | 8 | 0013112369/2424 | 35a3jr26472005 | Erinaldi | Rita | Tanjung Sani | Sungai Batang | TJ.Raya | Agam | |||||
34 | Lismayeni | 26/5/2001 | P | 8 | 0013112493/2425 | 35a3le26472009 | Azmir | Eliyerni | Nagari | Sungai Batang | TJ.Raya | Agam | |||||
35 | Melfiana SY | 8/4/2000 | P | 8 | -/2491 | 35a3gg26472003 | Syafri | Arneli | Tanjung Sani | Sungai Batang | TJ.Raya | Agam | |||||
36 | Osa Cania | 29/6/2000 | P | 8 | 0007857052/2430 | 35a38x26472004 | Syafruddin | Marni Majid | Galapung | Tanjung Sani | TJ.Raya | Agam | |||||
37 | Pandhi Ahmad | 20/2/2000 | L | 8 | 0007913042/2431 | 35a3g826472007 | Syafri | Lely Suryani | Batung Panjang | Sungai Batang | TJ.Raya | Agam | |||||
38 | Reza Aulia Ramadhani | 26/11/2000 | P | 8 | 0013112203/2434 | SKTM | Zalman | Refnilda | Batung Panjang | Sungai Batang | TJ.Raya | Agam | |||||
39 | Reza Putra | 7/9/2000 | L | 8 | 0013112958/2435 | SKTM | Zafrial | Erma Juita | Galapung | Tanjung Sani | TJ.Raya | Agam | |||||
40 | Selamat RiRizki | 15/2/2001 | L | 8 | 0011265027/2438 | 35a3sb26471003 | SKTM | Wal'asri | Asnidar | Galapung | Tanjung Sani | TJ.Raya | Agam | ||||
41 | Susilawati | 19/02/2001 | P | 8 | 0013112366/2441 | SKTM | Sriono | Zuliana | Tanjung Sani | Sungai Batang | TJ.Raya | Agam | |||||
42 | Yupita Sari | 30/1/2001 | P | 8 | 0013112165/2447 | 35a3k826472000 | Yusri | Azwidar | Kubu | Sungai Batang | TJ.Raya | Agam | |||||
Sungai Batang, 27 Maret 2015 | |||||||||||||||||
Ka. MTsS Mhd. Sungai Batang | |||||||||||||||||
Kab. Agam | |||||||||||||||||
Ramadhani, S.Pd.I | |||||||||||||||||
NIP. 198207092005012004 | |||||||||||||||||