Website Resmi MTs Muhammadiyah Sungai Batang
Headlines News :
Selamat Datang di MTs Muhammadiyah Sungai Batang | Jl Lingkar Maninjau Km 5.5 Muaro Pauah Sungai Batang 26472 | Kritik, Saran dan Masukan Silahkan Dikirimkan ke email : info@mtsm-sungaibatang.com

Latest Post

Peranan Muhammadiyah Dalam Sistem Pendidikan Islam... (1)

Written By Unknown on Selasa, 02 April 2013 | 14.30



Muhammadiyah adalah salah satu organisasi sosial Islam yang didirikan di Yogyakarta pada tanggal 18 Nopember 1912 oleh H.A.Dahlan . Muhammadiyah merupakan gerakan Islam yang membawa paham pembaharuan atau Tajdid seperti yang dipelopori oleh Ibnu Taimiyah, Muhammad Bin Abdul Wahab, Sayid Djamaluddin al Afgani, Muhammad Abduh dan lain-lain. Tujuannya adalah mengadakan pembaharuan (pemurnian) ajaran islam , memperbaharui sistem pendidikan islam agar sesuai dengan perkembangan zaman , mengembalikan dasar kepercayaan umat kepada tuntunan Al-Quran dan Hadits, bersih dari Bid’ah dan Khurafat, serta menafsirkan ajaran islam secara modern. Untuk mencapai tujuan ini dilakukan berbagai kegiatan seperti ; dakwah islam, memajukan pendidikan dan pengajaran, mendirikan lembaga-lembaga pendidikan, mengadakan Tabligh untuk membicarakan masalah-masalah islam serta menerbitkan buku-buku, brosur-brosur, surat kabar dan majalah.
Dalam bidang pendidikan, Muhammadiyah berusaha mengadakan pembaharuan sistem pendidikan dan pengajaran yang berorientasi Islam, baik disekolah, madrasah maupun pendidikan dalam masyarakat yang bersifat non formal. Artinya dengan memajukan pendidikan maka masyarakat Islam dengan sendirinya menjadi pribadi yang berkualitas baik dalam hal agama maupun dalam ilmu pengetahuan umum.
Oleh sebab itu ,organisasi Muhammadiyah sejak awal berdirinya, melakukan kegiatan seperti membangun sekolah-sekolah, madrasah . Sejalan dengan itu pembaharuan sistem pendidikan dan diterbitkannya majalah-majalah yang bersifat keagamaan . Pada tahun 1950-an Muhammadiyah mengusulkan agar didalam kurikulum sekolah-sekolah umum dicantumkan mata pelajaran agama. Berkat usahanya itu , maka keluarlah Undang-Undang No.4 tahun 1950.
Sebelum Muhammadiyah didirikan, lembaga pendidikan yang dimiliki oleh umat islam barulah berupa pondok atau surau yang tidak memenuhi tuntutan dan kehendak zaman.Sistem pelajaran dilaksanakan secara tradisional ,tanpa kurikulum ,tanpa tahun ajaran,dan tanpa administrasi. Waktu belajar murid-murid duduk melingkar disekeliling guru.
Lembaga pendidikan Islam dengan sistem surau itu sebahagian besar berada  didaerah pedesaaan dan terpencil dari perkembangan dunia sekitarnya. Dengan sistem ini menyulitkan lembaga itu berkembang untuk mencapai kemajuan dan perkembangan selanjunya tidak mengalami kemajuan dan perubahan.
Di lain pihak Pemerintah Kolonial Belanda , mendirikan sekolah-sekolah sekuler dengan sistem modern yang banyak menarik minat masyarakat, Selain itu juga muncul sekolah-sekolah misi Kristen yang bertujuan untuk menyebarkan faham agamanya . Untuk membendung tujuan dan misi Kolonial Belanda itulah Muhammadiyah berusaha melakukan pembaharuan.
Muhammadiyah mulai mendirikan sekolah-sekolah agama (madrasah) dengan sitem modern yang menggunakan ruangan sekolah , bangku kurikulum ,tahun ajaran , serta administrasi yang teratur. Kurikulum sekolah-sekolah agama ( madrasah) yang didirikan Muhammadiyah juga disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
Di samping madrasah Muhammadiyah mendirikan sekolah-sekolah umum yang sama sistem kurikulumnya dengan sekolah yang didirikan oleh kolonial Belanda. Disekolah, sekolah Muhammadiyah ditambahkan pelajaran agama Islam, sedangkan sekolah di Kolonial Belanda tidak dicantumkan pelajaran agama Islam ,bahkan dilarang siswa-siswa itu belajar agama.
Dengan demikian Muhammadiyah mempelopori sistem pendidikan baru dengan memodifikasi kurikulum sekolah madrasah dan menambahkan pelajaran agama pada kurikulum sekolah umum. Melalui sekolah-sekolah itulah ditingkatkan pendidikan umat Islam dan sekaligus dibina kader-kader bangsa.,.....  
Pembaharuan sistem pendidikan yang dirintis oleh Muhammadiyah terus berkembang sampai zaman kemerdekaan . Bahkan dapat dikatakan telah menjadi sitem pemdidikan nasional.. hal ini telah tercantum dalam Undang-undang Nomor 4 tahun 1950 dan Undang-undang nomor 12 Tentang dasar-dasar pendidikan dan pengajaran. Undang-undang ini merupakan Undang-undang pertama mengenai pendidikan di Indonesia dengan jelas mencantumkan pendidikan agama dalam kurikulum sekolah-sekolah negeri. Hal ini membuktikan bahwa upaya Muhammadiyah untuk mengadakan pembaharuan dengan mencantumkan mata pelajaran agama kedalam kurikulum sekolah umum telah terwujud dengan lahirnya Undang-undang Nomor 4 tahun 1950.
Pembaharuan Muhammadiyah dalam sistem pendidikan Islam juga terjadi di Sumatera Barat . Organisasi ini masuk pada tahun 1925, tepat nya di Maninjau, Sungai Batang. Masuknya Muhammadiyah di pelopori oleh Syech Abdul Karim Amrullah (H.Rasul) Pada tahun yang sama juga didirikan cabangnya di Padang Panjang dan diikuti daerah lainnya seperti; Simabur, Bukittinggi, Payakumbuh, Pariaman.
Perkembangan Muhammadiyah di Sungai Batang Maninjau cepat sekali dan ajaran diterima oleh masyarakat dengan baik. Antusiasme dan semangat pembaharuan masyarakat juga tampak di daerah ini. Sebelum Muhammadiyah masuk di Sungai Batang telah berdiri organisasi lokal yang disebut " Sandi Aman Tiang Salamat" yang memiliki faham dan gerakan yang sama dengan Muhammadiyah.
Hal yang sama juga terjadi di Padang Panjang pembaharuan yang dibawa oleh Muhammadiyah cepat diterima. Dalam waktu yang singkat Muhammadiyah telah mendirikan cabang dan ranting dimana-mana. Kesuksesan perkembangan Muhammadiyah tidak lain disebabkan karena faham yang menjadi tujuan gerakannya menyenytuh hati masyarakat yang pada masa itu sedang menginginkan adanya pembaharuan. 
Disamping itu, fokus pembaharuan Muhammadiyah tidak hanya satu fokus,Tujuan gerakan ini melakukan pembaharuan di berbagai bidang seperti ; bidang agama, sosial dan pendidikan. Untuk mencapai tujuan itu Muhammadiyah giat melaksanakan amal usahanya dengan nyata yang dapat dinikmati oleh masyarakat. Walaupun tidak sedikit hambatan dan rintangan yang dihadapi dari sebagian lapisan masyarakat yang masih memegang teguh adat-istiadat serta adanya propaganda politik yang dilancarkan oleh kolonial Belanda maupun komunis. Akan tetapi karena Muhammadiyah berjalan diatas jalan yang lurus maka hambatan dan tantangan itu bisa diatas dengan baik.
Salah satu tujuan Muhammadiyah adalah untuk memajukan dan memarakkan pengajaran agama Islam. Untuk itu Muhammadiyah mempergiat dan memperdalam penyelidikan ilmu agama Islam . Disamping itu Muhammadiyah memajukan serta memperbaharui sistem pendidikan pengajaran, agar dan memperluas ilmu pengetahuan sesuai dengan tuntunan agama Islam.
Bersambung.......................

Pisah Sambut Kepala MTsM Sungai Batang.

Written By Unknown on Rabu, 10 Oktober 2012 | 11.08

Hari nan indahkan berlalu
Saat berpisah tibalah
Terjalin dilubuk hatiku
Kenangan manis tak terlupakan

Selamat jalan....selamat jalan...
Sepanjang hayat tetapkan ku kenang
kudo'akan... kebahahagiaan
Tuhan melimpahkan

Syair lagu yang dilantunkan siswa Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Sungai Batang dalam acara perpisahan dengan Kepala Sekolah MTsM Sungai Batang atas nama Mulya Hadi S.Pd.I ,M.Pd.I,terasa sangat menyayat hati,kenapa tidak..........???? hampir 7 (tujuh) tahun pak Mulya Hadi,yang lebih akrab dipanggil pak adi, mengabdi di MTsM ,baik sebagai seorang guru maupun sebagai kepala sekolah,begitu banyak suka dan dukanya serta perjuangannya dalam membangun dan memajukan Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah hingga memperoleh akreditasi dengan peringkat B (baik). Hal ini tentu tidak akan mudah terlupakan,baik sesama majlis guru,komite,siswa,wali murid dan masyarakat Nagari Sungai Batang pada umumnya.
Dalam acara pisah sambut kepala Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Sungai Batang pada tanggal 6 Oktober 2012 tersebut Wali Nagari Sungai Batang A.DT.BANDARO KAYO yang juga sebagai Ketua KOMITE MTsM mengatakan " Tambilang tanti batanti, satanti ambiak panaruko,panaruko sawah di kajai,nan hilang dapek diganti,pangganti indak kasarupo,sarupo indak saparangai" Memang setiap pribadi tidak akan bisa sama, namun apa yang telah di goreskan oleh pak adi di MTsM tentu akan bisa dilanjutkan oleh Kepala Sekolah yang baru nantinya,hingga apa yang telah dilakukan dalam meningkatkan MTsM ini tidak terputus.bahkan akan lebih maju dari apa yang telah ada pada saat ini.
Lain halnya dengan Pak Mulya Hadi, dia mengatakan bahwa dalam pengabdiannya di MTsM Sungai Batang mungkin belum seberapa, disana sini masih banyak kekurangan apa lagi di usia yang masih muda, pengalaman yang jauh dari cukup, mungkin dalam pelaksanaan kegiatan bayak kesalahan baik terhadap sesama majlis guru,siswa, wali murid dan masyarakat pada umumnya.untuk itu saya (kata pak adi) mohon dimaafkan.
Diacara pisah sambut kepala sekolah tersebut juga dihadiri oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Agam,pak Imam Zaidalah,yang sekaligus melakukan pelantikan terhadap Kepala Sekolah yang baru yaitu Ibu ANIDAR S.Pd.I. Dimana pak Imam Zaidalah mengatakan bahwa kemajuan suatu sekolah bukanlah tergantung kepada Kepala Sekolahnya saja, melainkan  ini dapat dicapai dengan adanya kerja sama baik majlis guru,wali murit,komite sekolah dan masyarakat sekeliling  pada umumnya.Bila hal ini tidak terjalin mustahil suatu pekerjaan berat akan dapat diselesaikan.apalagi pada situasi dan kondisi masa sekarang ini.



Mengenang Sa'diyah Syarif

Written By Unknown on Kamis, 27 September 2012 | 09.47

Sa'diyah Syarif
Sa'diyah Syarif adalah salah seorang  Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Muara Pauh Sungai Batang semenjak tahun 1979 s/d 1985.Dalam kepemimpinannya di MTsM di kenal keras dan disiplin terhadap murid, bahkan terhadap cucunya sendiri yang ikut belajar di MTsM ia memperlakukan sama dengan murid-murid yang lain, pernah suatu hari cucunya yang bernama Nasrul melanggar peraturan yang ada di MTsM, di berikannya tindakkan untuk disekor selama tiga hari.
Sa'diyah Syarif merupakan salah seorang putri Sungai Batang yang lahir di Padang Sariak Jorong Nagari Kanagarian Sungai Batang Kecamatan Tanjung Raya pada tanggal 10 Syawal 1332. H / 18 Juli 1914 M. Dengan kepribadian yang keras dan di dukung dengan otak yang cerdas beliau mulai belajar dari lingkungan yang terdekat, belajar membaca Al-quran di surau balenggek dengan Syekh Muhammad Amrullah,dan sederetan ulama-ulama yang ada pada waktu itu.
Sebagai latar belakang pendidikan formal ibu Sa'diyah Syarif adalah sebgai berikut :
  1. Al-quran Diniyah Islamiyah tahun 1920 s/d 1922 di Kukuban Nagari Maninjau.
  2. SD / Standar (Governemen) 1922 s/d 1928
  3. Belajar dengan DR.Syeikh Abdul Karim Amrullah di Muara Pauh Nagari Sungai Batang tahun 1929 s/d 1933
  4. Diniyah Putri Rahmah Elyunusi 1934 s/d 1942 di Padang Panjang.
Setelah tamat dari Diniyah Putri pada tahun 1942 beliau langsung mengajar di Diniyah putri itu semenjak dari tahun 1943 s/d 1960. Namun pada tahun 1960 itu karir beliau menjadi seorang guru di Diniyah Putri Elyunusi Padang Panjang berakhir, dikarenakan meletusnya PRRI ditahun itu, maka beliau terpaksa pulang kekampung halaman.  
Berkat bimbingan dari guru beliau  di diniyah putri seperti Rangkayo Rahmah Elyunusi dan Ustad Zainuddin Labai Elyunusi (Pendiri Diniyah Scool Padang Panjang)maka sesampai beliau di kampung,sa'diyah tidak bisa untuk berpangku tangan,beliau aktif di organisasi 'Aisyiyah Cabang tanjung Raya Selatan sekaligus ketua Da'wah dan pendidikan di 'aisyiyah.
Pada tahun 1961 berdasarkan permintaan dari Syeikh Yusuf Amrullah (Salah seorang pendiri Sekolah Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah) beliau mulai mengajar di  Madrasah Tsanawiyah, pada waktu itu nama Madrasah Tsanawiyah masih Ihya 'Ulumiddin. dengan latar belakang kepribadian dan pendidikannya yang penuh dengan kedisiplinannya dan dia juga ahli dan mahir dengan ilmu nahu dan syaraf serta menguasai Alqiraatul kitap maka pada tahun 1979 beliau diangkat menjadi kepala sekolah hingga tahun 1985.
Setelah beliau tidak lagi jadi kepala sekolah di tahun 1985 , aktifitas beliau mengajar wirid ke surau-surau yang ada di Sungai Batang hingga akhir  hayat beliau pada tahun 1996.

"SANG SINGA PODIUM"

Written By Unknown on Selasa, 25 September 2012 | 12.06

H.Muhammad Isa Anshari (1916-1969) : "Sang Singa Podium"

Ditulis ulang : Muhammad Ilham

Ia dijuluki "Singa Podium". Sebuah julukan yang sangat beralasan demikian karena kefasihan kemampuan berorasi mampu mengobarkan semangat setiap orang yang mendengarnya. Pemuda yang bertubuh pendek, gemuk dengan bahu yang agak bungkuk ini lahir di Maninjau, Sumatera Barat, 1 Juli 1916. 

Di usianya yang masih remaja, Isa Anshari telah terjun ke dunia politik. Di kota kelahirannya itu ia sudah menjadi kader PSII dan aktif sebagai mubaligh Muhammadiyah. Seperti halnya para pemuda lainnya, Isa Anshari merantau ke pulau Jawa dan menetap di kota Bandung. Di kota Kembang inilah ia bertemu dengan Soekarno. Selain dikenal sebagai pemuda yang taat beragama, aktivitas politiknya makin menggebu-gebu. Di usianya yang muda, ia telah memimpin beberapa organisasi, yaitu Ketua Persatuan Muslimin Indonesia Bandung, Pemimpin Persatuan Pemuda Rakyat Indonesia Bandung, Sekretaris Partai Islam Indonesia Bandung serta ikut mendirikan Muhammadiyah cabang Bandung. 

Dalam pergerakan itu, ia bergabung dengan kelompok pemuda yang disebut-sebut radikal, seperti M. Natsir. Aktivitasnya di Persis yang sempat dipimpinnya beberapa periode seakan-akan semakin tersemai subur. Ia juga menjadi anggota Indonesia Berparlemen, Sekretaris Umum Komite Pembela Islam dan pemimpin redaksi majalah Daulah Islamyah.

Satu hal yang mencolok dari tokoh yang pernah menjadi pembantu tetap Pelita Andalas dan Perbincangan ini adalah sikapnya yang tegas. Ia sering dinilai tidak bersikap kompromistis. Tidak mengherankan kalau Herbert Feith menyebutnya dengan figur politisi fundamentalis yang memiliki keyakinan teguh. Oleh karena itu, pada zaman Jepang, ia telah mengomandoi gerakan Anti Fasis (Geraf), Biro Penerangan Pusat Tenaga Rakyat (Putera) Priangan, memimpin Angkatan Muda Indonesia dan mengorganisasi Majelis Islam yang membentuk kader-kader Islam.

KH. Isa Anshari adalah salah satu pilar yang membangun Persis. Pada tahun 1935-1960 ia sempat menjadi ketua umumnya. Selama memimpin Persis, perannya sangat menonjol. Ia selalu memberikan arahan dan warna bagi organisasi itu. Pidatonya selalu bergelora membuat pandangan yang mendengarkan selalu tertuju kepadanya. Bukan sekali dua kali ia ditegur oleh aparat keamanan karena “garangnya” pidato yang ia sampaikan. Dalam hal tulis menulis analisisnya cukup tajam. Di antaranya hasil karyanya adalah Bahaya Merah Indonesia (1956), Barat dan Timur (1948), Islam Menentang Komunisme (1956), Tuntunan Puasa (1940), Umat Islam Menghadapi Pemilihan Umum (1953), dan lain-lain.

Dalam kancah politik, Masyumi menjadi ladangnya. Bagi para ulama kritis , berpolitik merupakan bagian tuntutan agama. Mereka selalu meneriakkan kebenaran walaupun pahit dirasakan. Bagi mereka, berpolitik adalah alat untuk mencapai cita-cita umat Islam. Di bawah bendera Masyumi, ia semakin memperkuat posisinya sebagai politisi. Tahun 1949, ia memimpin sebuah kongres Gerakan Muslimin Indonesia. Keterlibatan KH. Isa Anshari dalam pentas politik membuat dia harus menghadapi risiko yang tidak kecil. Ketika terjadi razia terhadap orang-orang yang diisukan ingin membunuh presiden dan wakil presiden pada bulan Agustus 1951 oleh PM Sukiman Wirdjosandjoyo, KH. Isa Anshari ditangkap. Namun beberapa saat kemudian ia dilepaskan dan dinyatakan tidak bersalah. Sepak terjangnya di bidang politik sempat menyedot perhatian massa. Di mana ia memberikan pidato, pasti dipenuhi massa yang ingin mendengarkan suaranya. Biasanya massa yang hadir bukan hanya partisipan Masyumi, tapi juga masyarakat umum. Pada masa Soekarno, Masyumi menjadi salah satu lawan politik pemerintah yang terus digencet. Saat tragedi Permesta meledak (1958), banyak tokoh-tokoh yang diciduk. Termasuk KH. Isa Anshariyang saat itu berada di Madiun bersama Prawotomangkusasmito, M. Roem, M. Yunan Nasution dan EZ.Muttaqien serta beberapa tokoh lainnya.

Pada masa demokrasi parlementer, muncul beberapa konflik antar kelompok. Ada yang menginginkan Indonesia berideologi sekuler-nasionalis dengan dasar negara Pancasila. Di sisi lain ada yang menginginkan terbentuknya negara Islam, atau paling tidak negara yang berideologikan hukum-hukum Islam. Di tubuh Masyumi, cita-cita untuk membangun Negara Islam sangat subur. KH. Isa Anshari tetap menjadi juru bicara yang ulet bagi Masyumi. Namun sayang, keinginan mereka untuk mewujudkan Negara Islam gagal.

Ketidakberhasilan ini disebabkan beberapa hal, di antaranya munculnya polarisasi mengenai bentuk dan konsep negara Islam itu sendiri. Ada yang berpendapat bahwa aturan dan ajaran Islam harus terwujud lebih dahulu yang nantinya dengan sendiri akan terbentuk negara Islam. KH. Isa Anshari termasuk dalam kelompok ini.

Di sisi lain ada yang berpendapat bahwa negara Islam harus di bentuk dahulu, baru kemudian diberi corak dan warna Islam. Di Luar itu, muncul kelompok yang lebih keras lagi. Maka meledaklah peristiwa DII/TII di Jawa Barat, Sulawesi Selatan dan Aceh serta gerakan Ibnu Hajar di Kalimantan. Gerakan-gerakan itu dapat dipadamkan oleh Soekarno.

Pada era berikutnya, KH. Isa Anshari terus berkecimpung dalam membangun umat. Di usianya yang kian lanjut, ia lebih banyak mengkader generasi muda. Ia tidak lagi menjadi pemimpin di organisasi yang membesarkannya, tapi cukup sebagai penasehat. Begitulah contoh seorang pemimpin yang mengetahui keadaannya. Kendati demikian ia tetap saja mendapat halangan. Ia sempat dijebloskan ke dalam penjara oleh Soekarno. Dari balik terali besi ia masih sempat mengirimkan tulisan-tulisan ke para sahabatnya. KH. Isa Anshari tidak mengenal lelah. Menjelang akhir akhir hayatnya ia tetap bekerja untuk umatnya. Pada 11 Desember 1969 atau sehari setelah Hari Raya Idul Fitri 1369 H ia meninggal dunia, di RS Muhammadiyah Bandung. Sehari sebelumnya ia menyatakan bersedia memberikan khutbah Idul Fitri, namun takdir berkehendak lain. Naskah khutbah itu sempat diketiknya dua halaman, dan tak sempat terbacakan.

FORUM PEDULI MTsM SUNGAI BATANG

Berbagai macam cara untuk memajukan Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Sungai Batang, baik dari segi pembelajaran maupun dari segi meningkatkan pembangunan gedung dan fasilitas lain yang mendukung dalam kegiatan belajar dan mengajar.

Semenjak dari tahun 1925 didirikan sekolah Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Sungai Batang oleh Dr.Abdul Karim Amrullah, H.Yusuf Amrullah, Buya AR.St.Mansur dan lain-lain. yang dahulunya bernama IHYAULUMUDDIN. Sekolah ini selalu mebutuhkan swadaya dan bantuan dari masyarakat terutama warga Muhammadiyah, karna dalam operasionalnya sekolah ini tentu membutuhkan dana yang semakin lama semakin meningkat.
Sekolah yang telah berumur 87 tahun ini telah banyak melahirkan ulama-ulama dan ahli pendidikan, para alumninya telah banyak tersebar di Indonesia bahkan ada yang sampai ke luar negri, seperti FIRDAUS yang sekarang berada di Amerika Serikat.dan juga banyak yang berkiprah baik di instansi swasta maupun instansi pemerintahan dan juga banyak yang telah menjadi pengusaha.
Dari cerminan hasil yang telah diberikannya itu perlulah kita pertahankan keberadaan MTsM Sungai Batang ini, sebagai salah satu sekolah tertinggi di Nagari Sungai Batang untuk membina umat dimasa yang akan datang.
Sebagai perwujudan dalam meningkatkan dan memajukan MTsM ini,maka pada tanggal 4 Juli 2012 Komite sekolah telah mengutus Bapak DASRI D dan ENGKU NASBIR KH.SINARO untuk menemui alumni Ihyaulumiddin dan Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Sungai Batang di Bandar Lampung. dan pada tanggal 8 juli 2012 diadakanlah pertemuan dan musyawarah dengan alumni yang bertempat di Rumah Makan Dua Saudara kepunyaan H.Fityan Puad. dalam pertemuan dan musyawarah itu dibentuklah FPMS (Forum Peduli MTsM Sungai Batang) dengan susunan pengurus sebagai berikut:
Penasehat                                  : H.NAZIR HASAN ST SINARO
K e t u a                                    : H. FITYAN PUAD
Sekretaris                                  : M.SHOLEH
Bendahara                                 : H.EDI AZHARI
Anggota                                    :  ANTON
                                                   FIRDAUS
Dengan di bentuknya FPMS di Bandar Lampung merupakan salah satu terobosan dalam meningkatkan dan memajukan MTsM Sungai Batang untuk masa yang akan datang, hanya sebagai harapan kepada alumni  MTsM dan warga Muhammadiyah dimana saja berada kiranya juga dapat melakukan hal yang sama disetiap kota, sehingga dengan kerja sama dan bergandengan tangan kita dapat untuk lebih meningkatkan dan  memajukan Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah ini. semoga pa yang kita lakukan akan mendapat ridho dari pada Allah SWT.Amiin.

Pengunjung

Rekening Donasi



 
Copyright © 2012. Website Resmi MTs Muhammadiyah Sungai Batang - All Rights Reserved
Jl Lingkar Maninjau Km 5.5 Muaro Pauah Nagari Sungai Batang
Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam 26472
Support : Ranah Maninjau
Created by MPS