Website Resmi MTs Muhammadiyah Sungai Batang
Headlines News :
Selamat Datang di MTs Muhammadiyah Sungai Batang | Jl Lingkar Maninjau Km 5.5 Muaro Pauah Sungai Batang 26472 | Kritik, Saran dan Masukan Silahkan Dikirimkan ke email : info@mtsm-sungaibatang.com

Latest Post

Siswa MTsM Yang Menerima BSM

Written By Unknown on Senin, 03 Juni 2013 | 12.03

Pada tahun ajaran 2014/2015 ini MTs Muhammadiyah Sungai Batang mengajukan Bantuan Siswa Miskin (BSM)  ke Kementrian Agama Kabupaten Agam , adapun siswa miskin yang diajukan kekemenag tersebut adalah anak-anak yang berprestasi di sekolah, dan juga berasal dari keluarga yang tak mampu. sesuai dengan surat keterangan tidak mampu dari Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Postis Masjid disetiap Jorong dan surat keterangan wali Nagari Sungai Batang.

Dengan adanya Program BSM tersebut maka Kepala Sekolah MTs Muhammadiyah Sungai Batang Ibuk Ramadhani, S.Pd.I telah menetapkan Siswa Penerima BSM dengan kuota 42 orang sebagai berikut:.


LAMPIRAN SK KEPALA MADRASAH TSANAWIYAH MUHAMMADIYAH SUNGAI BATANG NO.420/MTSM/IV.A/042/2015
DAFTAR  USULAN SISWA CALON PENERIMA MANFAAT BSM/ INDONESIA PINTAR
PERIODE 2015
Nama Madrasah : Tsanawiyah Muhammadiyah Sungai Batang
NPSN/ NSM : 10311251/ 121213060046
Alamat Madrasah :  Muara Pauh
Kelurahan/Desa : Sungai Batang
Kecamatan : Tanjung Raya
Kab/kota : Agam
Provinsi : Sumatera Barat
No Nama Siswa Tgl/Bulan/ Jns. Kelamin Kelas NISN/NISM Nomor Nomor Nomor Nomor Kriteria Lain Nama Orang Tua Alamat Orang Tua
Tahun Lahir L P KIP KKS KPS PKH (Juknis BSM) Ayah Ibu Jl. Kel./Desa Kec. Kab./Kota
1 Alwis 11/12/1999 L   7 9992521630/2460     35a3o126472007     Amri Can Elidar Batung Panjang Sungai Batang TJ.Raya Agam
2 Budi Yarman 12/12/01 L   7 0015474917/2461     35a38y26472000     Yusri Zulfidar Galapung Tanjung Sani TJ.Raya Agam
3 Fikri Haikal 16/03/2002 L   7 0020533727/2463         SKTM Afrial Yetti Deliyani Batunanggai Tanjung Sani TJ.Raya Agam
4 Hamdan Ramadhan 03/12/2000 L   7 -/2495         SKTM Jhoni Arman Faizah Batung Panjang Sungai Batang TJ.Raya Agam
5 Ikhsanil Hasan 20/02/2002 L   7 0021337437/2464         SKTM Defrizal Artini Pandan Tanjung Sani TJ.Raya Agam
6 Indra Lesmana 01/06/2001 L   7 0013112956/2465     35a36g26472007     Afrizal Seira Husni Galapung Tanjung Sani TJ.Raya Agam
7 Irfan 14/01/2001 L   7 0031314784/2466         SKTM Ridwan Sri Mili Jasmi Batung Panjang Sungai Batang TJ.Raya Agam
8 Khairullah 03/08/2000 L   7 0007913054/2467         SKTM Suharman Darmawati Batung Panjang Sungai Batang TJ.Raya Agam
9 Khairuni 16/03/2002   P 7 0021538979/2468         SKTM Asri Elvianti Batung Panjang Sungai Batang TJ.Raya Agam
10 Khairunnisa 30/01/2002   P 7 0021538975/2469         SKTM Zuli Amri Mimi Julianti Batung Panjang Sungai Batang TJ.Raya Agam
11 Kurniawan 13/03/2002 L   7 0021538978/2470     DB5MGS26472000-P     Syafrial Eli Susanti Batung Panjang Sungai Batang TJ.Raya Agam
12 Lidia Marjalena 10/03/2001   P 7 0015474847/2471     35a2xo26472002     Suhardiman Lis Sumarni Pandan Tanjung Sani TJ.Raya Agam
13 M. Ikhsan Kamal 16/05/2001 L   7 0007913050/2472         SKTM Kamal Marni Helmi Batung Panjang Sungai Batang TJ.Raya Agam
14 M. Rizky Pebriandi 17/02/2000 L   7 0001306280/2473     35a2vh26472000     Mucklis Arlina Amir Galapung Tanjung Sani TJ.Raya Agam
15 Muhammad Fajri 27/08/2008 L   7 0015474197/2494         SKTM Faisal Nurdiana Tanjung Sani Sungai Batang TJ.Raya Agam
16 Muhammad Iqbal 23/11/2001 L   7 0015474861/2474         SKTM Sabir Suryani Labuah Sungai Batang TJ.Raya Agam
17 Pristika Ramayani 26/11/2001   P 7 -/2475         SKTM Syafrudin Suhaida Batung Panjang Sungai Batang TJ.Raya Agam
18 Putri Ramadhani 13/12/2000   P 7 0004142545/2476         SKTM Yuri Yenis Sastra Dewi Labuah Sungai Batang TJ.Raya Agam
19 Putri Syahri Ramadhani 29/11/2000   P 7 0004143235/2477         SKTM Syahril Nur Hafni Batung Panjang Sungai Batang TJ.Raya Agam
20 Qhasiva karina 10/08/2001   P 7 0015474193/2478         SKTM Suwirman Rina Susanti Tanjung Sani Sungai Batang TJ.Raya Agam
21 Rahmi Yanti 04/05/2001   P 7 0013134790/2480         SKTM Rama Yulis Eliyani Arifin Batung Panjang Sungai Batang TJ.Raya Agam
22 Rido Marindo 10/03/2000 L   7 0007913044/2481     35a3jl126472005     Hamdan Ponnia Batung Panjang Sungai Batang TJ.Raya Agam
23 Rizka Amalia 08/02/2002   P 7 0021537436/2483         SKTM Yasri Afrida Pandan Tanjung Sani TJ.Raya Agam
24 Rizki Ananda Putra 31/01/2001 L   7 -/2484         SKTM Asri Rosmaini Batung Panjang Sungai Batang TJ.Raya Agam
25 Rizki Kurniawan 06/06/2000 L   7 0007857051/2482         SKTM Ahirmasri Nelmida Galapung Tanjung Sani TJ.Raya Agam
26 Roby Saputra 09/01/1999 L   7 -/2485     35a3fr26472006     Asmadi Candra Erni Nalita Tanjung Sani Sungai Batang TJ.Raya Agam
27 Suci Andika Putri 08/08/2000   P 7 0000261795/2492     35esoz26100004     Sabri Yuniawarti Galapung Tanjung Sani TJ.Raya Agam
28 Suci Hanifa 14/02/2002   P 7 0021537423/2496         SKTM Fauzi Munir Misnar Batunanggai Tanjung Sani TJ.Raya Agam
29 Yuli Dafrina 28/06/1999   P 7 -/2488         SKTM Dafrizal Masni Tanjung Sani Sungai Batang TJ.Raya Agam
30 Ade Suci Lestari 27/3/1998   P 8 9988579159/2411         SKTM Asril Zulierti Labuah Sungai Batang TJ.Raya Agam
31 Dinda Maisarah 14/5/2001   P 8 0007856045/2416     35a3i42672000     Syaiful Asneli Nagari Sungai Batang TJ.Raya Agam
32 Elsy Puspita Dewi 26/7/1999   P 8 9990085061/2418     DB5MG)26472008-P     Dahlan Hartati Batung Panjang Sungai Batang TJ.Raya Agam
33 Lilis Humairah 22/2/2001   P 8 0013112369/2424     35a3jr26472005     Erinaldi Rita Tanjung Sani Sungai Batang TJ.Raya Agam
34 Lismayeni 26/5/2001   P 8 0013112493/2425     35a3le26472009     Azmir Eliyerni Nagari Sungai Batang TJ.Raya Agam
35 Melfiana SY 8/4/2000   P 8 -/2491     35a3gg26472003     Syafri Arneli Tanjung Sani Sungai Batang TJ.Raya Agam
36 Osa Cania 29/6/2000   P 8 0007857052/2430     35a38x26472004     Syafruddin Marni Majid Galapung Tanjung Sani TJ.Raya Agam
37 Pandhi Ahmad 20/2/2000 L   8 0007913042/2431     35a3g826472007     Syafri Lely Suryani Batung Panjang Sungai Batang TJ.Raya Agam
38 Reza Aulia Ramadhani 26/11/2000   P 8 0013112203/2434         SKTM Zalman Refnilda Batung Panjang Sungai Batang TJ.Raya Agam
39 Reza Putra 7/9/2000 L   8 0013112958/2435         SKTM Zafrial Erma Juita Galapung Tanjung Sani TJ.Raya Agam
40 Selamat RiRizki 15/2/2001 L   8 0011265027/2438     35a3sb26471003   SKTM Wal'asri Asnidar Galapung Tanjung Sani TJ.Raya Agam
41 Susilawati 19/02/2001   P 8 0013112366/2441         SKTM Sriono Zuliana Tanjung Sani Sungai Batang TJ.Raya Agam
42 Yupita Sari 30/1/2001   P 8 0013112165/2447     35a3k826472000     Yusri Azwidar Kubu Sungai Batang TJ.Raya Agam
Sungai Batang, 27 Maret 2015
Ka. MTsS Mhd. Sungai Batang
Kab. Agam
Ramadhani, S.Pd.I
NIP. 198207092005012004

Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kepemimpinan atau kegiatan memimpin merupakan usaha yang dilakukan oleh seseorang dengan segenap kemampuan yang dimilikinya untuk mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan, dan menggerakkan orang-orang lain agar mereka mau bekerja dengan penuh semangat dan kepercayaan dalam rangka mencapai tujuan bersama. Dalam hubungannya dengan misi pendidikan, kepemimpinan bisa diartikan sebagai usaha kepala sekolah dalam mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan, dan menggerakkan staf sekolah agar dapat bekerja secara efektif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah ditetapkan (Burhanuddin, 2002).
Nampaknya sukar dibedakan antara tujuan dan fungsi kepemimpinan pendidikan, lebih-lebih kalau dikaji secara praktis, keduanya mempunyai maksud yang sama dalam menyukseskan proses kepemimpinan (Burhanuddin, 1994). Tujuan kepemimpinan merupakan kerangka kerja ideal/filosofis yang dapat menjadi pedoman bagi setiap kegiatan kepemimpinan, dan sekaligus sebagai patokan yang harus dipedomani atau dicapai. Berdasarkan beberapa batasan kepemimpinan itu sendiri sudah dapat kita garis bawahi bahwa tujuan kepemimpinan pendidikan di sekolah tidak lain adalah agar segenap kegiatan yang dilaksanakan di sekolah dapat mencapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien (Burhanuddin, 2002).
Fungsi kepemimpinan pendidikan menunjuk kepada berbagai aktivitas atau tindakan yang dilakukan oleh seorang kepala sekolah dalam upaya menggerakkan guru-guru, karyawan, siswa, dan anggota masyarakat lain agar mau berbuat sesuatu guna menyukseskan program-program pendidikan di sekolah. Untuk memungkinkan tercapainya tujuan kepemimpinan pendidikan di sekolah, pada pokoknya kepala sekolah harus melakukan ketiga fungsi berikut: (1) Membantu guru-guru memahami, memilih, dan merumuskan tujuan pendidikan yang akan dicapai; (2) Menggerakkan guru-guru, karyawan, siswa, dan anggota masyarakat untuk menyukseskan program-program pendidikan di sekolah; dan (3) Menciptakan sekolah sebagai suatu lingkungan kerja yang harmonis, sehat, dinamis, dan nyaman, sehingga segenap anggota sekolah dapat bekerja dengan penuh produktivitas dan memperoleh kepuasan kerja yang tinggi.
Kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan yang sangat penting karena dialah yang berhubungan langsung dengan pelaksanaan program pendidikan di sekolah. Dapat dilaksanakan atau tidaknya suatu program pendidikan dan tercapai tidaknya tujuan pendidikan, sangat bergantung pada kecakapan dan kebijaksanaan kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan (Purwanto, 1990).
Thownsend (dalam Arifin, 1998) menegaskan bahwa kepemimpinan kepala sekolah mempunyai andil yang sangat besar dalam menjalankan kegiatan di sekolah. Kepala sekolah yang efektif merupakan pemimpin yang kuat dengan harapan yang tinggi tetapi tetap realistik terhadap situasi dan kondisi di sekolahnya. Peranan kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan sangat menentukan dalam menunjang keberhasilan suatu sekolah menuju sekolah yang efektif.
Wahjosumidjo (2002) berpendapat bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan bertanggung jawab dalam menggerakkan seluruh sumber daya yang ada di sekolah, sehingga lahir etos kerja dan produktifitas yang tinggi dalam mencapai tujuan. Disamping itu, kepala sekolah juga berperan untuk melakukan kontrol segala aktifitas guru, staf, dan siswa dan sekaligus untuk meneliti persoalan-persoalan yang timbul di lingkungan sekolah.
Kepemimpinan kepala sekolah juga berperan sebagai motor penggerak bagi sumber daya sekolah terutama para guru dan karyawan sekolah, sukses tidaknya kegiatan sekolah sebagian besar ditentukan oleh kualitas kepemimpinan yang dimiliki oleh kepala sekolah. Nawawi (1988) menyatakan bahwa semangat kerja guru dan bawahan lainnya, banyak tergantung pada kepemimpinan kepala sekolah. Para guru/ pegawai akan bekerja dengan baik dan para siswa akan bisa belajar dengan tenang, apabila kepala sekolah mampu mempengaruhi, mengarahkan, mendorong, dan menggerakkan mereka ke arah pencapaian tujuan sekolah secara efektif.
Arifin (1998) menyimpulkan dua peran utama kepala sekolah yaitu sebagai administrator dan pemimpin pendidikan. Sebagai manajer/administrator, kepala sekolah bertugas melaksanakan fungsi-fungsi administrasi pendidikan di sekolah yang meliputi pengelolaan yang bersifat administratif dan operatif. Sedangkan sebagai pemimpin pendidikan, kepala sekolah bertugas untuk mendinamisasikan proses pengelolaan pendidikan baik secara administratif (pengarahan seluruh warga sekolah untuk mencapai tujuan sekolah) maupun edukatif (pengarahan/pembinaan tugas pengajaran serta semangat guru untuk mencapai kinerja yang lebih baik).
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah mempunyai tugas atau peran ganda sebagai administrator (school manager) dan pemimpin pendidikan (educational leader). Tugas ganda tersebut sulit dipisahkan karena keduanya merupakan komplemen yang saling menyeimbangkan. Menurut Sergiovanni (1991) keberhasilan kepala sekolah dalam tugas administrasi dan kepemimpinan pendidikan memiliki satu arah tujuan untuk perbaikan pengajaran dan pembelajaran siswa (the improvement of teaching and learning for students).
Sementara itu, seiring dengan munculnya semangat baru desentralisasi persekolahan mendorong kepala sekolah untuk lebih menekankan fungsinya sebagai pemimpin pendidikan daripada administrator. Sejalan dengan itu, Sergiovanni (dalam Burhanuddin, 2001) berpendapat bahwa kebutuhan akan kepemimpinan pendidikan yang efektif lebih ditekankan pada peningkatan kualitas sekolah.
Dengan demikian, dapat digaris bawahi bahwa kepemimpinan yang efektif sangat diperlukan bagi peningkatan keefektifan sekolah. Atau dengan kata lain kepala sekolah harus bisa bertindak sebagai pemimpin yang efektif agar mampu berperan sesuai dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif dan efisien.

STRATEGI PENGEMBANGAN KOMPETENSI SISWA DENGAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

Written By Unknown on Jumat, 31 Mei 2013 | 11.11

PENDAHULUAN
Dunia pendidikan Indonesia saat ini setidaknya menghadapi empat tantangan besar yang kompleks. Pertama, tantangan untuk meningkatkan nilai tambah (added value), yaitu bagaimana meningkatkan nilai tambah dalam rangka meningkatkan produktivitas, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi, sebagai upaya untuk memelihara dan meningkatkan pembangunan yang berkelanjutan. Kedua, tantangan untuk melakukan pengkajian secara komprehensif dan mendalam terhadap terjadinya transformasi (perubahan) struktur masyarakat, dari masyarakat yang agraris ke masyarakat industri yang menguasai teknologi dan informasi, yang implikasinya pada tuntutan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM).
Ketiga, tantangan dalam persaingan global yang semakin ketat,yaitu bagaimana meningkatkan daya saing bangsa dalam meningkatkan karya-karya yang bermutu dan mampu bersaing sebagai hasil penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (ipteks). Keempat, munculnya kolonialisme baru di bidang iptek dan ekonomi menggantikan kolonialisme politik. Dengan demikian kolonialisme kini tidak lagi berbentuk fisik, melainkan dalam bentuk informasi. Berkembangnya teknologi informasi dalam bentuk komputer dan internet, sehingga bangsa Indonesia sangat bergantung kepada bangsa-bangsa yang telah lebih dulu menguasai teknologi informasi. Inilah bentuk kolonialisme baru yang menjadi semacam virtual enemy yang telah masuk ke seluruh pelosok dunia ini.
Kemajuan ini harus dapat diwujudkan dengan proses pembelajaran yang bermutu dan menghasilkan lulusan yang berwawasan luas, profesional, unggul, berpandangan jauh ke depan (Visioner), memiliki percaya dan harga diri yang tinggi. Untuk mewujudkan hasil di atas diperlukan strategi yang tepat, diantaranya adalah bagaimana strategi mengembangkan kompetensi siswa berdasarkan kemampuan, sikap, sifat serta tingkah laku siswa sehingga membuat siswa menyenangi proses pembelajaran. Peningkatan kompetensi siswa tidak bisa dipandang secara pragmatis, terpisah dari bagian bagiannya yang utuh. Peningkatan kompetensi siswa harus dilihat secara pendekatan sistem, menyeluruh, utuh dan tidak terpisah-pisah dari bagian-bagiannya sehingga dapat dilihat progress reports terhadap laju perkembangan kompetensi siswa seperti yang diharapkan. Selain dari pada itu, pengembangan kompetensi siswa dengan konsep pendekatan sistem terutama sistem manajemen berbasis sekolah akan sangat mudah dan efektif untuk mengevaluasi sistem apa yang perlu ditinjau, dimodifikasi ataupun diubah menurut kebutuhan.
Manajemen berbasis sekolah merupakan sebuah sistem yang memberikan hak atau otoritas khusus kepada pihak sekolah untuk mengelola sekolah sesuai dengan kondisi, lingkungan dan tuntutan ataupun kebutuhan masyarakat di mana sekolah tersebut berada. Berdasarkan analisa di atas, bagaimanakah wujud masyarakat Indonesia baru yang seharusnya ?. Jawabannya adalah masyarakat yang berpendidikan (Educated Sociaty). Oleh karena itu setiap lembaga pendidikan, khususnya dalam menghadapi masa depan harus ditujukan pada reformasi kelembagaan secara total, agar pendidikan nasional memiliki kemampuan untuk melaksanakan peran, fungsi dan misinya secara optimal.
KAJIAN TEORI
  1. Kompetensi
Kompetensi meliputi pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai, sikap dan minat. Dalam konsep pelatihan yang berbasis kompetensi dijelaskan bahwa kompetensi merupakan gabungan antara keterampilan, pengetahuan dan sikap. Kompetensi digunakan untuk melakukan penilaian terhadap standar, memberikan indikasi yang jelas tentang keberhasilan dalam kegiatan pengembangan, membentuk sistem pengembangan dan dapat digunakan untuk menyusun uraian tugas seseorang. Standar kompetensi disusun sedemikian rupa mengacu kepada kesepakatan internasional tanpa harus mengabaikan berbagai aspek dan budaya yang bersifat lokal atau nasional. Standar kompetensi yang telah ada hendaknya dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak terutama dunia pendidikan dalam hal peningkatan kemampuan dasar siswa serta penyusunan kurikulum.
  1. Manajemen Berbasis Sekolah
Menurut Malen dkk. dalam Abu-Duhou (2002) manajemen berbasis sekolah secara konseptual dapat digambarkan sebagai suatu perubahan formal struktur penyelenggaraan, sebagai suatu bentuk desentralisasi yang mengidentifikasikan sekolah itu sendiri sebagai unit utama peningkatan serta bertumpu pada redistribusi kewenangan. Manajemen sekolah yang selama ini terstruktur dari pusat telah menghambat kran komunikasi atau setidaknya terjadinya distorsi informasi antara pusat dan daerah, sehingga menimbulkan mis-implementation pada tataran riil di sekolah. Hal inilah yang menjadi bahan dilahirkannya sebuah sistem manajemen yang mampu menanggulangi permasalahan tersebut, yaitu suatu manajemen yang diberi kewenangan penuh kepada sekolah untuk mengatur dirinya sendiri dalam batas-batas yang rasional.
Candoli dalam Abu (2002) menjelaskan bahwa manajemen berbasis sekolah merupakan suatu cara untuk "memaksa" sekolah mengambil tanggung jawab atas apa yang terjadi menurut justifikasi sekolah. Konsep ini menerangkan bahwa ketika sekolah diberi tanggung jawab penuh dalam mengembangkan program-program kependidikannya yang bertujuan melayani kebutuhan-kebutuhan para stakeholder maka pihak sekolah akan dipaksa untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.
  1. Otoritas Sekolah dalam Manajemen Berbasis Sekolah
Secara khusus hal-hal yang di desentralisasikan adalah yang secara langsung berhubungan dengan para peserta didik, seperti keputusan tentang program pendidikan, alokasi waktu, dan kurikulum. Tetapi menurut Caldel dan Spinks dalam Abu (2002) membagi beberapa hal yang menjadi otoritas sekolah dalam MBS, diantaranya yaitu:
  1. Pengetahuan (Knowledge); otoritas keputusan berkaitan dengan kurikulum, tujuan dan sasaran pendidikan.
  2. Teknologi (Technology); otoritas mengenai srana dan prasaran pembelajaran
  3. Kekuasaan (Power); kewenangan dalam membuat keputusan.
  4. Material (Material); kewenangan mengenai penggunaan fasilitas, pengadaan dan peralatan alat-alat sekolah.
  5. Manusia (People) kewenangan atas keputusan mengenai sumber daya manusia, pengembangan profesionalisme dan dukungan terhadap proses pembelajaran.
  6. Waktu (Time); kewenangan mengalokasikan waktu
  7. Keuangan (Financial); kewenangan dalam mengalokasikan dana pendidikan.
Sedangkan Thomas dalam Abu (2002) mengelompokkan kewenagan sekolah dalam manajemen berbasisi sekolah dalam empat hal, yaitu:
  1. Penerimaan (admission); kewenangan untuk menentukan siswa mana yang akan diterima diseklolah.
  2. Penilaian (Assessment); kewenangan untuk menentukan berapa siswa yang akan dinilai.
  3. Informasi (Information); kewenangan untuk menseleksi data mengenai kinerja sekolah dan mempublikasikannya.
  4. Pendanaan (Funding); kewenangan untuk menentukan uang masuk bagi penerimaan siswa.
PEMBAHASAN
    1. Kompetensi Siswa
Untuk merespons berbagai kondisi sebagaimana yang telah diuraikan pada pendahuluan di atas, maka salah satu kebutuhan yang sangat penting adalah tersedianya sistem pendidikan dan pelatihan yang mampu menghasilkan SDM yang berkualitas setara dengan standar internasional. Untuk melaksanakan sistem pendidikan yang baik dibutuhkan suatu standar kompetensi yaitu kemampuan yang harus dimiliki oleh seseorang untuk melakukan pekerjaan sebagai patokan kinerja yang diharapkan. Salah satu bentuk sistem pendidikan yang mampu meningkatkan kompetensi siswa adalah sistem manajemen berbasis sekolah yang memberi hak sepenuhnya atau otonomi kepada sekolah untuk mengelola sekolah sesuai dengan kondisi, lingkungan dan kebutuhan tempat di mana sekolah berada.
    1. Strategi Pengembangan Kompetensi Siswa
Dunia pendidikan dewasa ini yang semakin banyak menghadapi tantangan, salah satu diantaranya ialah bahwa pendidikan itu berlangsung dalam latar lingkungan yang dibuat-buat, karena pendidikan itu harus membina tingkah laku yang berguna bagi individu di masa akan datang dan bukan waktu sekarang. Akibat dari latar lingkungan yang dibuat adalah terjadinya suasana pembelajaran yang tidak menyenangkan. Masalah lain yang dihadapi dunia pendidikan adalah sekolah masih menggunakan cara yang bersifat aversif, di mana para siswa menyelesaikan tugas-tugas sekolahnya terutama untuk menghindari stimulus-stimulus aversif seperti kecaman guru, ejekan di muka kelas, menghadap kepala sekolah jika tidak membuat tugas di rumah.
  1. Untuk memecahkan masalah untuk perbaikan pendidikan itu pernah diusulkan beberapa pemecahan masalah yang diantaranya:
  1. Mendapatkan guru yang berkualitas
  2. Mencari terobosan baru untuk menandingi sekolah unggul
  3. Menaikkan standar pembelajaran
  4. Mereorganisasi kurikulum.
Akan tetapi pemecahan masalah yang pernah ditawarkan tersebut tidak menyentuh esensi permasalahan dunia pendidikan itu sendiri. Menurut Skinner satu hal yang perlu dilakukan untuk memecahkan kebuntuan tersebut adalah bagaimana guru bertanggung jawab mengembangkan pada siswa tingkah laku verbal (kompetensi) atau kemampuan siswa yang merupakan pernyataan keterampilan dan pengetahuan mata pelajaran. Konkritnya Skinner menjelaskan yang harus dilakukan dalam rangka meningkatkan kemampuan siswa atau kompetensi siswa adalah:
  1. Membangun khazanah tingkah laku verbal dan non verbal yang menunjukkan hasil belajar.
  2. Menghasilkan dengan kemungkinan yang besar, tingkah laku yang disebut minat, antusiasme dan motivasi untuk belajar.
Sehingga dengan tugas seperti ini pembelajaran itu berfungsi memperlancar pemerolehan pola-pola tingkah laku verbal dan nonverbal yang perlu dimiliki setiap siswa. Menurut Weiner, dengan teori atribusinya, satu sumbangan penting untuk pendidikan adalah berkenaan dengan analisa terjadinya interaksi di kelas. Hal yang penting diperhatikan dalam interaksi di kelas dalam konteks proses pembelajaran serta dalam rangka meningkatkan kemampuan atau kompetensi siswa ialah ciri siswa, ciri-ciri siswa yang perlu dipertimbangkan ialah perbedaan perseorangan, kesiapan untuk belajar dan motivasi:
  1. Perbedaan Perseorangan
Dalam hal ini yang perlu diperhatikan ialah tingkat perkembangan siswa dan tingkat rasa harga diri siswa. Untuk mengimbangi adanya perbedaan perseorangan dalam proses pembelajaran diantaranya dapat dilakukan pengajaran dengan kelompok kecil (cooperative learning), tutorial, dan belajar mandiri serta belajar individual.
  1. Kesiapan untuk belajar
Kesiapan seorang siswa dalam kegiatan pembelajaran sangat mempengaruhi hasil pembelajaran yang bermanfaat baginya. Karena belajar sifatnya kumulatif, kesiapan untuk belajar baru mengacu pada kapabilitas, dimana kesiapan untuk belajar itu meliputi keterampilan-keterampilan yang rendah kedudukannya dalam tata hierarki keterampilan intelektual.
  1. Motivasi
Ciri khas dari teori-teori belajar ialah memperlakukan motivasi sebagai suatu konsep yang dihubungkan dengan asas-asas untuk menimbulkan terjadinya belajar pada diri siswa. Konsep ini memusatkan perhatian pada dilakukannya manipulasi lingkungan yang bisa mendorong siswa seperti membangkitkan perhatian siswa, mempelajari peranan perangsang atau membuat agar bahan ajar menarik bagi siswa.
Ketiga hal di atas harus diperhatikan yang dibarengi dengan penciptaan suasana kelas yang menyenangkan sehingga tingkah laku, respons yang dikeluarkan oleh siswa menghasilkan suasana pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan akibat dari stimulus lingkungan yang dimanipulasi tersebut. Di samping ketiga hal di atas yang perlu diperhatikan dalam konteks peningkatan kompetensi siswa, maka kurikulum juga merupakan hal yang tidak terpisahkan dengan kompetensi siswa dalam pembelajaran. Untuk mengimbangi peningkatan kemampuan siswa dalam konteks tingkah laku, maka kurikulum juga perlu menjadi perhatian sehingga siswa benar-benar memiliki kompetensi yang sangat memadai.
Kurikulum saat ini, terutama kurikulum pendidikan nasional akan dikembangkan apa yang dinamakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) (Competency Based Curriculum). Dalam konsep ini, kurikulum harus dikuasai oleh siswa setelah ia menyelesaikan satu unit pelajaran, satu satuan waktu dan satu satuan pendidikan. Materi kurikulum harus ditekankan pada mata pelajaran yang sanggup menjawab tantangan global dan perkembangan iptek yang sangat cepat. Di samping itu kurikulum yang dikembangkan harus berlandaskan pendidikan etika dan moral yang dikembangkan dalam mata pelajaran agama dan mata pelajaran lain yang relevan.
Selain itu kurikulum harus bersifat luwes, sederhana dan bisa menampung berbagai kemungkinan perubahan di masa yang akan datang sebagai dampak dari perkembangan teknologi dan tuntutan masyarakat. Kurikulum hanya bersifat pedoman pokok dalam kegiatan pembelajaran siswa dan dapat dikembangkan dengan potensi siswa, keadaan sumber daya pendukung dan kondisi yang ada. Semua alternatif solusi diatas tidak ada artinya jika tidak dimanajemeni atau dikelola dengan profesional. Salah satunya adalah dengan menerapkan sistem manajemen berbasis sekolah, di mana pihak sekolah memiliki otoritas yang cukup untuk mengelola konsep-konsep yang akan diterapkan dalam rangka meningkatkan kompetensi siswa.
Masalah kurikulum, tujuan pendidikan, keputusan atau kebijakan sekolah, fasilitas yang akan digunakan, pengembangan SDM sekolah, pengaturan waktu dan biaya pendidikan, haruslah sepenuhnya dikelola oleh sekolah sehingga langkah-langkah teknis di atas dapat terwujud.
PENUTUP
Untuk meningkatkan kompetensi siswa ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya, ciri-ciri siswa antara lain, perbedaan perseorangan, kesiapan belajar dan motivasi yang dibarengi oleh pemanipulasian suasana pembelajaran menjadi lebih disukai oleh siswa sehingga dengan mempertimbangkan kondisi ini apa yang diharapkan sesuai dengan tujuan. Akan tetapi jika menspesifikasi pendidikan ke dalam tingkah laku sama dengan membatasi guru menjadi upaya untuk merubah tingkah laku siswa. Pada hal, pendidikan tidak hanya sebatas tutorial yang akan mengakibatkan pendidikan kurang manusiawi dan terlalu mekanistik. Akan tetapi pendidikan lebih dari itu, di mana pendidikan memerlukan tingkat kecerdasan dan kebebasan berpikir yang tinggi, kompetensi dan moral atau tingkah laku yang kompleks untuk mengarunginya.
Secara kelembagaan dalam rangka meningkatkan kompetensi siswa perlu sebuah sistem yang mampu mengakomodir tujuan tersebut. Salah satu bentuk dari sistem tersebut adalah manajemen berbasis sekolah yaitu sebuah sistem manajemen yang memberi keluasan kepada pihak sekolah untuk mengelola sekolah masing-masing menurut kebutuhan, kondisi, dan tuntutan lingkungan di mana sekolah tersebut berada.
DAFTAR PUSTAKA
Abu, D. I. 2002. School Base Management. Diterjemahkan oleh Noryamin Aini, Suparto, dan Abas Al-Jauhari. Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu.
Dahar, R. W. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Depdikbud.
Gredler, E. B. M. 1991. Belajar dan Membelajarkan. Diterjemahkan Munandir. Jakarta: CV. Rajawali.
Sudjana, N. 2001. Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Sidi, I. D. 2001. Menuju Masyarakat Belajar (Menggagas Paradigma Baru Pendidikan). Jakarta: Paramadina.
Suryabrata, S. 1998. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Snelbecker, G. E. 1974. Learning Theory, Intructional Theory, and Psycoeducational Design. New York: McGraw-Hill Book Company.

Pengunjung

Rekening Donasi



 
Copyright © 2012. Website Resmi MTs Muhammadiyah Sungai Batang - All Rights Reserved
Jl Lingkar Maninjau Km 5.5 Muaro Pauah Nagari Sungai Batang
Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam 26472
Support : Ranah Maninjau
Created by MPS