Website Resmi MTs Muhammadiyah Sungai Batang: Berita
Headlines News :
Selamat Datang di MTs Muhammadiyah Sungai Batang | Jl Lingkar Maninjau Km 5.5 Muaro Pauah Sungai Batang 26472 | Kritik, Saran dan Masukan Silahkan Dikirimkan ke email : info@mtsm-sungaibatang.com

Latest Post

Tampilkan postingan dengan label Berita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Berita. Tampilkan semua postingan

Analisa Biaya Satuan Pendidikan di MTS

Written By Unknown on Selasa, 21 Mei 2013 | 10.01

Studi tentang Analisis Biaya Satuan Pendidikan di Madrasah  dilatarbelakangi oleh fakta penyelenggaraan pendidikan di madrasah yang begitu memilukan, baik dari aspek substansi, proses, dan konteks penyelengaraan maupun keterlibatan unsur pemerintah dan masyarakat dalam pembiayaannya. Sudah tentu, kedua aspek tersebut begitu berpengaruh terhadap mutu pendidikan yang dihasilkan madrasah. Keterlibatan pemerintah dalam pembiayaan pendidikan di madrasah, berkaitan dengan realisasi pelaksanaan kehendak perundang-undangan pendidikan yang masih relatif kecil, bila dibandingkan dengan satuan pendidikan di luar Departemen Agama. Padahal dilihat dari aspek fungsi, tugas dan peranan kelembagaan satuan pendidikan madrasah memikul tanggung jawab yang sama dengan satuan pendidikan lainnya. Salah satu kelemahan mendasar dalam sistem pembiayaan pendidikan di madrasah ialah alokasi biaya penyelenggaraan tidak didasarkan pada analisis komponen-komponen dan aktifitas-aktifitas manajemen yang harus dibiayai secara riil. Dan ketika  menghitung kebutuhan biaya per siswa masih didasarkan pada asumsi-asumsi yang keliru. Sehingga, pada saat menentukan besaran anggaran untuk satu satuan pendidikan pun kurang dapat dipertanggungjawabkan secara riil.
Studi ini bertujuan untuk menghitung biaya minimal pendidikan pada masing-masing jenjang pendidikan  madrasah swasta, baik untuk tingkat MI dan MTs. Berdasarkan tujuan umum tersebut, maka tujuan khusus studi ini ialah untuk mendapatkan informasi tentang:
1) Komponen-komponen yang harus dibiayai dalam penyelenggaraan satuan pendidikan pada masing-masing jenjang pendidikan madrasah swasta tingkat MI dan MTs;
2) Aktivitas-aktivitas dari setiap komponen yang harus dibiayai dalam penyelenggaraan satuan pendidikan di masing-masing jenjang pendidikan madrasah swasta tingkat MI dan MTs;
3) Besaran jumlah biaya satuan minimal pendidikan pada masing-masing jenjang pendidikan madrasah.
Penelitian ini  berkesimpulan  bahwa Komponen-komponen yang seharusnya dibiayai dalam penyelenggaraan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan madrasah swasta tingkat MI dan MTs agar memiliki kualitas dan daya saing dengan jenis-jenis pendidikan persekolahan lainnya adalah meliputi; Komponen Kesejahteraan Personel terdiri dari;
a) Gaji/honor, b) Tunjangan, c) Kesra, d) Transport, e) Seragam, f) Kelebihan jam mengajar/kerja, g) THR, h) Dana Sosial, i) Insentif atas prestasi. Komponen Pengembangan Personel terdiri dari; a) Kegiatan lokakarya, b) Seminar, c) Magang, d) Pelatihan-pelatihan, e) Penataran-penataran. Komponen Penunjang KBM terdiri dari; a) Pensil, b) Pulpen, c) Berbagai Jenis Tinta, d) Berbagai Jenis Penghapus, e) Berbagai Jenis Buku, f) Berbagai Jenis Kertas, g) Berbagai Jenis Penggaris, h) Berbagai Jenis Amplop, i) Berbagai Jenis Spidol, j) Stepler. Komponen Pemeliharaan dan Penggantian terdiri dari; a) Penyediaan Alat dan Bahan Kebersihan, b) Pengecatan Tembok Gedung dan Pagar, c) Penggantian Genteng yang Rusak, d) Pemeliharaan Mebel, e) Pemeliharaan Kelas, f) Pemeliharaa Kelas, g) Pemeliharaan Kantor, h) PemeliharaanHalaman, i) Pemeliharaan Alat Pelajaran. Komponen Daya dan Jasa terdiri dari; a) Langgana Telepon, b) Listrik, c) Air, d) Koran, e) Gas. Komponen Pembinaan Kesiswaan terdiri dari; a) Pramuka, b) PMR, c) UKS, d) Prestasi Olah raga, e) Prestasi Kesenian, f) Lomba Cerdas Cermat, g) Perpisahan kelas terakhir, h) Kegiatan Keagaaan, i) Majalah Dinding, j) Buletin Madrasah, k) lain-lain. Komponen Rumah Tangga Madrasah (Overhead) terdiri dari; a) Rapat Intern Sekolah, b) Rapat Tingkat Kecamatan, c) Rapat Tingkat Kabupaten, d) Overhead Pembinaan oleh Depag/Diknas, e) Overhead Tamu LSM, f) Overhead Tamu Wartawan, g) Menjamu Tamu dan Aparat Pemerintah, h) Overhead Tamu Lainnya, i) Penyusunan dan Pelaporan.
Beberapa rekomendasi yang perlu menjadi perhatian, yaitu: 1) Biaya minimal untuk setiap komponen pembiayaan operasional madrasah memiliki kesenjangan yang tinggi dan bervariasi untuk setiap propinsi, dan konsekuensinya prosentase kesenjangan itu harus dapat dipenuhi.  Pemerintah dapat melakukan bermacam cara untuk membantu madrasah diantaranya dengan bentuk bantuan langsung berupa biaya kegiatan madrasah atau bentuk pembantuan dalam melibatkan masyarakat melalaui stimulasi kepada komite madrasah; 2) Untuk mengetahui kebenaran dari biaya operasional maksimal yang diperlukan dalam penyelenggaraan madrasah, perlu dilakukan studi yang secara khusus menggali sisi maksimal kebutuhan pembiayaan madrasah dengan pola pelibatan madrasah dalam pelatihan dan penyusunan rencana anggaran belanja madrasah; 3) Besar kecilnya biaya satuan minimal dan maksimal (menurut pengakuan pada kepala madrasah/responden) pada MIS dan MTsS di masing-masing daerah, belum mencerminkan kebutuhan biaya minimal dan maksimal yang sesungguhnya yang dianggap oleh tim studi merupakan komponen yang memicu aktivitas yang harus dibiayai secara ideal pada madrasah, pada kenyataannya oleh para pengelola madrasah dianggap kompoen yang di sinyalir hanya berlaku untuk madrasah/sekolah negeri.  Sehingga, komponen minimal dan maksimal yang harus dibiayai tidak dianggap sebagai yang harus dibiayai oleh madrasah swasta.  Sekalipun komponen itu ada dan dilakukan madrasah swasta, pembiayaannya hanya mengandalkan sumbangan, infak, atau keikhlasan pribadi personil untuk melaksanakan aktivitas tersebut; 4) Perubahan budaya keterlibatan masyarakat dalam madrasah dari pola lama harus dirubah ke dalam pola baru dimana masyarakat terlibat tidak hanya sekedar pada infak tentatif akan tetapi sampai kepada infak yang bekelajutan; 5) Komponen-komponen kritis yang ditemukan dari prosentase kesenjangan antara biaya minmal dan maksimal dari sisi kebutuhan biaya harus menjadi perhatian dalam pembiayaan pendidikan di madrasah. Sehingga apabila ada pola-pola bantuan dari pemerintah baik yang berupa proyek maupun bantuan lainnya mengutamakan komponen tersebut.  Dengan demikian prioritas bantuan pemerintah ditujukan kepada pemenuhan kebutuhan pembiayaan yang tidak dapat dipenuhi pada komponen-komponen yang bersangkutan; 6) Untuk memperkecil disparitas dari pembiayaan yang beragam, maka perlu standarisasi minimal dalam pembiayaan yang meliputi komponen-komponen tersebut dalam kesimpulan.  Juga model dan proses pembiayaan yang dilakukan mengacu kepada standar yang dikembangkan, contoh untuk kasus madasah yang dalam pembiayaannya masih tergantung kepada sumber perorangan ataupun yayasan dengan pola pengeluaran uang karena kebutuhan mendesak; 7) Perhitungan satuan biaya operasional ninimal dan maksimal untuk MIS dan MTsS di setiap wilayah, sebagaimana ditunjukan pada tabel-tabel di atas,masih bersifat versi lapangan (kepala madrasah/responden).  Untuk menghitung dan menganalisis biaya satuan yang benar-benar ideal, diperlukan proses analisis dengan mempertimbangkan bukan hanya sekedar pengakuan dan harapan pengelola madrasah, namun harus pula mempertimbangkan karakteristik politik, sosial ekonomi masyarakat daerah (PDRB, daya beli/pendapatan per kapita masyarakat, laju inflasi, dan pertimbangan para ahli.  Dengan demikian, diperlukan pengkajian yang mendalam tentang model-model pengelolaan pembiayaan madrasah yang sesuai dengan karakteristik dan tipologi masyarakat dimana madrasah itu berada.

Menelusuri Jejak Hamka di Maninjau

Written By Unknown on Rabu, 15 Mei 2013 | 13.24

Siapa yang pernah menyinggahi Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, tentu tak pernah melupakan panorama indah danau berair biru itu. Pemandangan Danau Maninjau dapat disaksikan dari jalan Kelok Ampek Puluah Ampek. Bak lukisan, keindahan alam ciptaan Tuhan itu memberi banyak inspirasi bagi orang-orang yang pernah lahir dan besar di negeri itu.
Indah dan menakjubkan! Itulah kesan pertama saya ketika berkesempatan menyinggahi Maninjau dalam perjalanan menuju Tanah Sirah, Nagari Sungai Batang, kampung kelahiran ulama besar Ranah Minang, Buya Hamka. Jalan berkelok-kelok, bukit yang menghijau, hamparan sawah dengan padi yang menguning, pedati dengan anak-anak yang tergelak gembira di atasnya, menciptakan senandung alam yang sangat melankolis. Sungguh, Maninjau sebuah negeri wisata yang menarik minat banyak wisatawan, baik domestik maupun mancanegara untuk datang ke sana.
Dalam buku Kenang-kenangan 70 tahun Buya Hamka, ulama pejuang itu menulis; “Saya sangat terkesan pada desa kelahiran saya. Saya sudah sering keliling dunia, tapi rasanya tidak ada pemandangan yang seindah Maninjau. Desa itu pun mempunyai arti penting bagi hidup saya. Begitu indahnya seakan-akan mengundang kita untuk melihat alam yang ada dibalik pemandangan itu…”
Keindahan alam Maninjau itu pula, sempat menggerakkan tangan mantan Presiden RI Ir. Soekarno, menulis sebait pantun, “Jika adik memakan pinang, makanlah dengan sirih hijau, jika adik datang ke Minang, jangan lupa singgah ke Maninjau…”
Pantun Soekarno itu terketik rapi pada selembar kertas putih berbingkai yang digantung pada dinding ruang tengah Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka di Kampung Tanah Sirah, Nagari Sungai Batang, Maninjau. Tulisan itu berjudul “Kenang-kenangan Hidup”. Bung Karno berucap, “Maninjau yang indah permai”. Dengan danaunya yang dahsyat, dengan sawahnya bersusun, dengan jalannya berkelok, terlukis dalam sanubari Bung Karno sebagai negerinya sendiri.
Nagari Sungai Batang memang terletak di tepi Danau Maninjau. Danau yang dikelilingi bukit Barisan itu, laksana telaga biru yang sangat indah dipandang mata. Dari jalan Kelok 44 (Minang: Kelok Ampek Puluah Ampek), secara utuh panorama keindahan alam Danau Maninjau bak lukisan itu dapat dinikmati. Tak ada yang tak takjub menyaksikan ke-Mahabesaran Tuhan itu.
Meski kampung itu bernama Sungai Batang, namun Batang bukanlah nama sebuah sungai. Tak ada sungai besar di Maninjau. Danau Maninjau, konon menurut tetua-tetua setempat, dibentuk oleh letusan Gunung Api Sitinjau yang berada di tengah-tengah danau yang meletus sekitar 700 tahun silam. Gunung api itu kini tak tampak lagi karena telah meletus dan membentuk kawah besar. Itulah asal usul Danau Maninjau. Ketika cuaca berobah, air danau sering ikut berobah, kadang berwarna putih susu, hitam, kuning dan biru. Kadang penduduk sekitar mencium aroma belerang yang dibawa angin dari danau.
Nagari Sungai Batang hanya memiliki luas 17,38 km² dengan batas-batas, sebelah Utara Danau Maninjau dan Batang Maninjau, sebelah Timur Kecamatan Matur dan Malak, sebelah Selatan Nagari Tanjung Sani dan sebelah Barat Danau Maninjau. Masyarakat sekitar Danau Maninjau, di Sungai Batang khususnya, mayoritas bermata pencaharian sebagai petani, pedagang dan keramba ikan. Ikan danau namanya Bada (semacam ikan bilih), namun masyarakat umumnya beternak ikan Nila dan Gurami yang mereka panen sekali 3 bulan.
Sekarang, suasana di Sungai Batang telah tersentuh modernisasi. Jalan-jalan kampung telah beraspal hotmix, penerangan telah masuk, begitu pula alat-alat telekomunikasi telah dimanfaatkan mayoritas masyarakat di Sungai Batang.
Yang menarik, bangunan-bangunan rumah penduduk di Sungai Batang masih mempertahankan arsitektur rumah-rumah lama layaknya zaman Belanda. Rumah-rumah yang unik dan bernilai khas. Pintu rumah yang lebar dan tinggi, ukiran-ukiran dinding yang indah, berlantai dua, ada yang beton ada pula yang terbuat dari kayu papan. Semuanya tampak kokoh meski ketuaan usia nyaris menghilangkan nilai sejarahnya.
Dengan dipugarnya rumah Buya Hamka menjadi Museum Kelahiran Buya Hamka yang diresmikan pada tanggal 11 November 2001, bagi masyarakat sekitar membawa berkah tersendiri. Museum itu pun nyaris tak pernah sepi setiap hari dari berbagai kunjungan, terutama wisatawan asal Malaysia. Dampaknya pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar pun hidup. Ada masyarakat yang membuka warung, menjual makanan dan minuman, seouvenir, bahkan menjual buku-buku karangan Buya Hamka.
Azizah Rusli (65), yang masih kemenakan Buya Hamka, melakoni aktivitasnya sebagai penjual buku-buku hasil karangan Buya Hamka, tepat di ruang depan rumahnya yang berhadapan dengan museum Buya Hamka. Meski tak seluruhnya buku-buku Buya Hamka ia jual, namun profesi yang ia geluti sejak tahun 2002 itu setidaknya membantu dirinya dan keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Alhamdulillah, keuntungannya lumayan karena yang beli umumnya turis asing khususnya dari Malaysia. Mereka banyak yang ingin mengetahui lebih dalam tentang karya-karya Buya Hamka,” kata Azizah Rusli yang mengaku mendapatkan buku-buku itu dari salah satu penerbit besar di Jakarta.
Beberapa buku yang dipajang Azizah Rusli pada sebuah etalase berukuran sedang di rumahnya, diantaranya berjudul Tasawuf Modern, Tafsir Al Azhar, Di Bawah Lindungan Ka’bah, Falsafah Idiologi Islam, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk, Dilamun Ombak Masyarakat, Islam dan Demokrasi, Revolusi Adat, Revolusi Islam, dan beberapa judul lainnya. Buku-buku yang dijual Azizah Rusli itu pun berharga variasi, mulai harga Rp40.000,-an hingga ratusan ribu, seperti Tafsir Al Azhar yang berjumlah beberapa jilid.
Karena masih ada hubungan kekeluargaan, Azizah Rusli memandang Buya Hamka sebagai sosok ulama yang cukup berwibawa di kampungnya. Hamka juga seorang yang lembut, penyabar, meski di masa kecil Hamka dikenal banyak orang di kampungnya sebagai anak yang nakal. Setelah ia menjadi ulama, ilmu ayahnya, Inyiak DR. Abdul Karim Amrullah yang juga seorang ulama besar di Maninjau, seolah diwarisi utuh oleh Hamka.
“Buya Hamka memang jarang pulang ke kampung. Ia lebih banyak diluar, namun orang kampung banyak menghormatinya,” kenang Azizah Rusli.
Warisan Hamka
Hanif Rasyid Khatib Rajo Endah (70), pengelola Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka yang juga anak kandung Buya Sutan Mansur (guru pertama Buya Hamka) dengan Umi Fatimah Karim (kakak kandung Buya Hamka), adalah pengagum sosok Buya Hamka. Sejak rumah kelahiran Buya Hamka dipugar, Hanif Rasyid bersama kemenakannya Akhyar Saputra (35) setia menerima berbagai tamu yang datang menziarahi rumah kelahiran Buya Hamka.
Di rumah Buya Hamka yang sederhana itu, puluhan foto-foto kenangan terpajang di dinding-dinding hampir setiap sudut ruangan, ratusan buku, majalah dan arsip-arsip tentang Buya Hamka tersimpan rapi dalam almari kaca. Di ruang tengah rumah itu juga masih menyimpan kursi tua peninggalan orang tua Hamka Inyiak DR, tongkat Buya Hamka (8 buah), baju wisuda ketika Buya Hamka menerima anugerah Doktor Honoris Causa dari Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM) dan sebuah koper tua ketika Buya Hamka pertama kali berangkat haji ke tanah suci.
Di ruang kamar, sebuah tempat tidur dengan kain kelambu berwarna putih masih terlihat kokoh. Di atas kasur tempat tidur itu ada sebuah kertas yang bertuliskan “tempat tidur DR. H. Abdul Karim Amrullah”. Tempat tidur itu dibatasi oleh sebuah tali dengan papan pengumuman di atasnya, “dilarang melewati lintasan”. Artinya, tempat tidur Buya Hamka yang juga tempat pertama kali ia dilahirkan hanya bisa dilihat saja dan tidak boleh disentuh. “Kalau tersentuh, khawatir akan rusak karena tempat tidur itu sudah berusia tua,” kata Hanif Rasyid.
Setiap tahunnya wisatawan yang berkunjung ke Museum Kelahiran Buya Hamka mencapai 6.000-an orang. Rumah kelahiran Buya Hamka itu dibuka dari pukul 8.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB. “Namun jika kunjungan banyak sampai sore hari, kami tetap melayani agar tamu tidak kecewa,” kata Hanif Rasyid.
Setiap kali pengunjung yang datang ke Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka, Hanif Rasyid selalu berdakwah memberi wejangan, yang tidak lain adalah pesan-pesan Buya Hamka kepada umat. “Buya Hamka meninggalkan empat pesan yang sangat menyentuh bagi orang-orang yang beriman,” kata Hanif Rasyid.
Keempat pesan itu, pertama, orang yang pintar adalah orang yang merasa bodoh. Kedua, orang yang bisa berhubungan dengan yang Maha Suci adalah orang yang mensucikan diri. Ketiga, orang yang berbahagia adalah orang yang tahu kampung halamannya. Dan keempat, ketika rumahku diketuk oleh kemiskinan, aku buka jendela dan aku melompat keluar. “Pesan-pesanya ini sangat menggugah dan merupakan bekal akhirat bagi umat yang paham jalan hidupnya di dunia,” ujar Hanif Rasyid.
Tentang Hamka
Hamka adalah nama kependekan ulama besar Indonesia, Haji Abdul Malik Karim Amrullah. Ia dilahirkan di Tanah Sirah Nagari Sungai Batang Maninjau Pada Tanggal 13 Muharram 1326 Hijriyah bertepatan tanggal 16 Februari 1908 dari pasangan DR. Abdul Karim Amrullah dan Syafiyah.
Buya Hamka dalam memoarnya mengatakan, “Ayahku menaruh harapan atas kelahiranku agar aku kelak menjadi orang alim pula seperti ayahnya, neneknya dan nenek-neneknya terdahulu”. Ketika Hamka lahir, ayahnya mengatakan kepada neneknya bahwa dia akan dikirim ke Mesir agar menjadi ulama kelak setelah berusia sepuluh tahun.
Sepanjang hidupnya Buya Hamka tak henti-hentinya menulis dan berpidato. Profesinya itu telah menghasilkan lebih dari 100 buah buku, ratusan makalah, essay dan artikel yang tersebar dalam berbagai media massa. Buya Hamka membangun reputasinya sebagai pengarang yang menulis berbagai hal. Ia juga seorang wartawan dan editor di berbagai majalah, di samping itu menulis cerita pendek dan novel romantis di masa-masa sebelum perang.
Hamka adalah satu di antara pengarang terpintar diluar kalangan kesusasteraan yang resmi seperti ditulis oleh Prof. A Teeaw. Dikatakan demikian karena Hamka tidak bisa dimasukkan sebagai pengarang Angkatan Balai Pustaka. Karya Hamka mulanya muncul dalam majalah Islam, Pedoman Masyarakat dan cerita bersambung. Karena itu ia dapat disebut sastrawan “berhaluan Islam” dan menjadikan kesusateraan sebagai alat dakwah.
Dalam usia 16 tahun Hamka telah merantau ke Jawa. Alasannya karena kakak perempuannya, Fatimah Karim Amrullah, ikut suaminya Buya A.R. St. Mansyur berdagang batik di Pekalongan. Di sini, ia benar-benar menunjukkan minat belajar yang dipimpin oleh adik ayahnya, Jafar Amrullah yang menuntut ilmu di Jogya.
Dasar-dasar pengetahuan agama yang telah diperoleh di kampung, dimanfaatkan Hamka untuk memahami ceramah-ceramah Ki Bagus Hadikusumo tentang tafsir Alquran di Kampung Kauman, Yogyakarta.
Di samping itu, Hamka mengikuti kursus politik yag diberikan oleh tokoh-tokoh Serikat Islam, seperti H.O.S. Tjokroaminoto. Sehingga ia dapat memahami gagasan-gagasan sosialisme dalam masyarakat Islam. Dengan R.M. Suryo Pranoto ia mendapatkan pelajaran sosiologi dan dengan H. Fakhruddin, Ketua Muhammadiyah yang juga menjadi bendaharawan SI ketika itu, ia mendapatkan wawasan keislaman yang lebih baik dari apa yang diperolehnya di kampung. Ketika itu, komunis sedang menyebarkan pahamnya di Minangkabau, sehingga ia mudah dapat mengetahui perobahan-perobahan politik yang sedang terjadi.
Dia menyaksikan tumbuhnya pertentangan-pertentangan antara golongan Islam, Marxis, dan Nasionalis Sekuler dan telah menetapkan arahnya sendiri dengan hanya berjuang atas dasar keislaman. Dengan bekal itu ia berangkat ke Pekalongan belajar tentang Tauhid dan keislaman lebih mendalam, sehingga tumbuhlah pribadi muslim yang kuat pada dirinya.
Sebagai sastrawan, dalam karyanya Buya Hamka banyak memberikan kritik terhadap pelaksanaan adat Minangkabau yang tidak sesuai dengan agama. Beberapa di antara karya sastranya adalah, Si Sabariah (roman yang dicetak dengan huruf arab berbahasa Minangkabau), Laila Majnun, Di Bawah Lindungan Ka’bah, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk, Merantau ke Deli, Mati Mengandung Malu (terjemahan dari Manfaluthi), Terusir, Margaretha Gauthier, Tuan Direktur, Dijemput Mamaknya, Menunggu Bedug Berbunyi, Mandi Cahaya di Tanah Suci, Empat Bulan di Amerika, Mengembara di Lembah Nil dan Di Tepi Sungai Dajlah Lam.
Buya Hamka, di Sungai Batang kampung halamannya, adalah sosok yang biasa-biasa saja bagi masyarakat sekitar. Namun semua orang tahu, bahwa Buya Hamka besar di rantau karena pemikirannya yang ingin maju dan berontak dari kemiskinan, mengkritisi adat yang kaku dan polemik keagamaan yang ketika itu menjadi konsumen publik yang sedang mencari jati diri hidup di zaman usai kemerdekaan.
Segi yang amat menarik tentang Buya Hamka, baik di kampung halamannya maupun di rantau, ialah kepribadian dan gaya hidupnya. Beliau ramah, rendah hati, murah senyum dan menyenangkan dalam percakapan perjamuan. Semua orang mengakui. Dan, bergaul dengan Hamka adalah suatu pengalaman yang sangat mengesankan. Tidak sedikitpun terasa ketinggian hati atau keangkuhan. Wajah Hamka yang teduh, seteduh dan sedamai kampung halamannya, Maninjau yang permai.
Oleh: Muhammad Subhan

Pisah Sambut Kepala MTsM Sungai Batang.

Written By Unknown on Rabu, 10 Oktober 2012 | 11.08

Hari nan indahkan berlalu
Saat berpisah tibalah
Terjalin dilubuk hatiku
Kenangan manis tak terlupakan

Selamat jalan....selamat jalan...
Sepanjang hayat tetapkan ku kenang
kudo'akan... kebahahagiaan
Tuhan melimpahkan

Syair lagu yang dilantunkan siswa Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Sungai Batang dalam acara perpisahan dengan Kepala Sekolah MTsM Sungai Batang atas nama Mulya Hadi S.Pd.I ,M.Pd.I,terasa sangat menyayat hati,kenapa tidak..........???? hampir 7 (tujuh) tahun pak Mulya Hadi,yang lebih akrab dipanggil pak adi, mengabdi di MTsM ,baik sebagai seorang guru maupun sebagai kepala sekolah,begitu banyak suka dan dukanya serta perjuangannya dalam membangun dan memajukan Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah hingga memperoleh akreditasi dengan peringkat B (baik). Hal ini tentu tidak akan mudah terlupakan,baik sesama majlis guru,komite,siswa,wali murid dan masyarakat Nagari Sungai Batang pada umumnya.
Dalam acara pisah sambut kepala Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Sungai Batang pada tanggal 6 Oktober 2012 tersebut Wali Nagari Sungai Batang A.DT.BANDARO KAYO yang juga sebagai Ketua KOMITE MTsM mengatakan " Tambilang tanti batanti, satanti ambiak panaruko,panaruko sawah di kajai,nan hilang dapek diganti,pangganti indak kasarupo,sarupo indak saparangai" Memang setiap pribadi tidak akan bisa sama, namun apa yang telah di goreskan oleh pak adi di MTsM tentu akan bisa dilanjutkan oleh Kepala Sekolah yang baru nantinya,hingga apa yang telah dilakukan dalam meningkatkan MTsM ini tidak terputus.bahkan akan lebih maju dari apa yang telah ada pada saat ini.
Lain halnya dengan Pak Mulya Hadi, dia mengatakan bahwa dalam pengabdiannya di MTsM Sungai Batang mungkin belum seberapa, disana sini masih banyak kekurangan apa lagi di usia yang masih muda, pengalaman yang jauh dari cukup, mungkin dalam pelaksanaan kegiatan bayak kesalahan baik terhadap sesama majlis guru,siswa, wali murid dan masyarakat pada umumnya.untuk itu saya (kata pak adi) mohon dimaafkan.
Diacara pisah sambut kepala sekolah tersebut juga dihadiri oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Agam,pak Imam Zaidalah,yang sekaligus melakukan pelantikan terhadap Kepala Sekolah yang baru yaitu Ibu ANIDAR S.Pd.I. Dimana pak Imam Zaidalah mengatakan bahwa kemajuan suatu sekolah bukanlah tergantung kepada Kepala Sekolahnya saja, melainkan  ini dapat dicapai dengan adanya kerja sama baik majlis guru,wali murit,komite sekolah dan masyarakat sekeliling  pada umumnya.Bila hal ini tidak terjalin mustahil suatu pekerjaan berat akan dapat diselesaikan.apalagi pada situasi dan kondisi masa sekarang ini.



FORUM PEDULI MTsM SUNGAI BATANG

Written By Unknown on Selasa, 25 September 2012 | 11.20

Berbagai macam cara untuk memajukan Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Sungai Batang, baik dari segi pembelajaran maupun dari segi meningkatkan pembangunan gedung dan fasilitas lain yang mendukung dalam kegiatan belajar dan mengajar.

Semenjak dari tahun 1925 didirikan sekolah Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Sungai Batang oleh Dr.Abdul Karim Amrullah, H.Yusuf Amrullah, Buya AR.St.Mansur dan lain-lain. yang dahulunya bernama IHYAULUMUDDIN. Sekolah ini selalu mebutuhkan swadaya dan bantuan dari masyarakat terutama warga Muhammadiyah, karna dalam operasionalnya sekolah ini tentu membutuhkan dana yang semakin lama semakin meningkat.
Sekolah yang telah berumur 87 tahun ini telah banyak melahirkan ulama-ulama dan ahli pendidikan, para alumninya telah banyak tersebar di Indonesia bahkan ada yang sampai ke luar negri, seperti FIRDAUS yang sekarang berada di Amerika Serikat.dan juga banyak yang berkiprah baik di instansi swasta maupun instansi pemerintahan dan juga banyak yang telah menjadi pengusaha.
Dari cerminan hasil yang telah diberikannya itu perlulah kita pertahankan keberadaan MTsM Sungai Batang ini, sebagai salah satu sekolah tertinggi di Nagari Sungai Batang untuk membina umat dimasa yang akan datang.
Sebagai perwujudan dalam meningkatkan dan memajukan MTsM ini,maka pada tanggal 4 Juli 2012 Komite sekolah telah mengutus Bapak DASRI D dan ENGKU NASBIR KH.SINARO untuk menemui alumni Ihyaulumiddin dan Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Sungai Batang di Bandar Lampung. dan pada tanggal 8 juli 2012 diadakanlah pertemuan dan musyawarah dengan alumni yang bertempat di Rumah Makan Dua Saudara kepunyaan H.Fityan Puad. dalam pertemuan dan musyawarah itu dibentuklah FPMS (Forum Peduli MTsM Sungai Batang) dengan susunan pengurus sebagai berikut:
Penasehat                                  : H.NAZIR HASAN ST SINARO
K e t u a                                    : H. FITYAN PUAD
Sekretaris                                  : M.SHOLEH
Bendahara                                 : H.EDI AZHARI
Anggota                                    :  ANTON
                                                   FIRDAUS
Dengan di bentuknya FPMS di Bandar Lampung merupakan salah satu terobosan dalam meningkatkan dan memajukan MTsM Sungai Batang untuk masa yang akan datang, hanya sebagai harapan kepada alumni  MTsM dan warga Muhammadiyah dimana saja berada kiranya juga dapat melakukan hal yang sama disetiap kota, sehingga dengan kerja sama dan bergandengan tangan kita dapat untuk lebih meningkatkan dan  memajukan Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah ini. semoga pa yang kita lakukan akan mendapat ridho dari pada Allah SWT.Amiin.

ProgramTahfiz Quran di MTsM Sungai Batang

Written By Unknown on Jumat, 31 Agustus 2012 | 11.55

Salah satu materi kegiatan pembelajaran yang sangat menonjol di MTs Muhammadiyah Sungai Batang adalah pembinaan Tahfiz Quran , kegiatan ini sudah merupakan kegiatan Kurikuler (Materi Wajib) sejak dari kelas 1 (satu) sampai Kelas 3 (tiga). Siswa yang tamat dari MTs muhammadiyah Sungai Batang harus hafal Al-Quran Juz 30 (Juz Amma) .

Alhamdulillah pada tanggal 21 Juni 2012 telah diadakan Wisuda perdana Tahfiz Quran terhadap santri di MTs Muhammadiyah dengan mendatangkan Tim Penguji Kelayakan. Bahkan pada Bulan ramadhan 1433 H / 2012 M kemaren ini salah seorang dari santri Tahfiz Quran yang juga murid MTsM atas nama SALMA SAFITRI telah mengikuti MHQ (Musabaqah Hafiz Quran) tingkat Kabupaten agam, dan Alhamdulillah juga anak kita tersebut mendapat Juara 3 (Tiga) tingkat Kabupaten Agam.

Sebagai tantangan dari Kepala Kantor Urusan Agama Tanjung Raya Bapak Muhammad Nur Akhiar terhadap program tahfiz quran yang dilaksanakan di MTsM adalah bahwa untuk Tahun 2015 hendaknya santri dari Tahfiz Quran yang juga Murid MTsM Sungain Batang mampu mengikuti Musabaqah Hafiz Quran tingkat Nasional.

Tantangan yang ditawarkan oleh Kepala KUA Tanjung Raya tersebut bukanlah isapan jempol belaka, melainkan adalah merupakan cambuk bagi kita untuk meningkatkan pendidikan kepada santri tahfiz, sehingga apa yang menjadi cita-cita akan tercapai. Memang kalau dilihat masa sekarang ini banyak generasi yang tidak peduli lagi dengan Al-Quran, jangankan untuk menghafal untuk membacanya saja pun telah jarang. Untuk itulah dalam meningkatkan program ini kami mohon dukungan dari berbagi pihak, baik dari guru-guru, wali murid, para perantau, komite, masyarakat, Pemerintahan Nagari, Camat Tanjung Raya, Kementrian Agama Kabupaten Agam, maupun Bapak Bupati Agam. Hal ini juga akan mendukung program kabupaten agam yaitu magrib mengaji dan menyemarakkan al-quran pada generasi muda, sehingga terwujudnya generasi yang akrab dengan Al-Quran dan Hafiz Quran.

Wahai Para Dermawan.........!!!!!!!

Written By Unknown on Kamis, 30 Agustus 2012 | 15.27

Pendidikan merupakan salah satu instrumen sarana paling penting dalam kehidupan manusia.Ia merupakan bentuk strategi budaya yang tertua bagi manusia untuk mempertahankan kelangsungan eksistensi mereka. Oleh karenanya upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas harus dilakukan secara terus menerus .Melalui pendidikan diharapkan pemberdayaan,kematangan dan kemandirian serta mutu bangsa secara menyeluruh dapat terwujud,karena pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang amat strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

    Terminologi pendidikan memiliki ruang lingkup yang luas meliputi pendidikan persekolahan dan pendidikan luar sekolah.Namun demikian,kenyataan menunjukkan bahwa tumpuan utama dalam pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan berada pada.pendidikan persekolahan.Oleh karena itu upaya reformasi pendidikan saat ini ditujukan pada bagaimana memperbaiki sistem pendidikan persekolahan agar dapat meningkatkan mutu lulusan secara signifikan .
    Salah satu pendekatan yang dipilih saat ini sebagai alternatif peningkatan kualitas pendidikan persekolahan adalah dengan memberikan otonomi yang luas di tingkat sekolah,serta partisipasi masyarakat yang tinggi dalam kerangka  pendidikan Nasional.
    Hal-hal diatas secara implisit memberikan penegasan bahwa betapa strategisnya peran program pendidikan dan praktek pembelajaran dalam menentukan keberhasilan dan tercapainya tujuan pendidikan di sekolah .Karakteristik dan indikator keberhasilan pendidikan di persekolahan yang pertama dan utama adalah efektifitas proses pembelajaran,yang tidak lep  as dari kurikulum.Kurikulum dalam hal ini harus dipahami secara luas ,yakni akumulasi kegiatan yang dilakukan dan dialami peserta didik dalam perkembangan dan proses pembelajaran baik formal maupun informal dalam rangka mencapai tujuan pendidikan .Untuk terlaksana secara efektif dan efesien di perlukan manajemen kurikulum di tingkat sekolah sebagai refleksi dari otonomi pendidikan.Disamping itu kelengkapan sarana prasarana merupakan media yang tak kalah pentingnya dalam melaksanakan proses pembelajaran.tanpa adanya sarana prasarana yang memadai akan terjadi kesenjangan dalam melaksanakan aktifitas pendidikan sekolah.oleh sebab itu masalah sarana prasarana perlu di perhatikan dengan secara serius. 
             Maka dari pada itu Tujuan artikel ini adalah untuk menghimbau para dermawan  dalam meningkatkan kualitas pendidikan persekolahan dan  juga untuk mencapai tujuan Pendikan Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Sungai Batang dalam mewujudkan ulama intelektual yang militan ,beriman,dan bertaqwa,  beraklak mulia, cakap dan terampil,menguasai tekhnologi dasar serta bertanggung jawab berguna bagi masyarakat ,negara dan bangsa.selain itu juga untuk meningkatkan proses belajar mengajar serta menumbuhkan anak-anak yang shaleh.

Mambangkik Batang Tarandam

Madrasah Tsanawiyah.................................
Setiap yang melihat, mendengar dan membaca, Kalimat Madrasah Tsanawiyah, pasti akan membayangkan suatu lembaga pendidikan yang identik untuk mempelajarai Agama Islam. Hal ini tidak dapat untuk di pungkiri, memang itu lah kenyataan yang ada. Begitu juga Pendidikan Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah (MTsM) Sungai Batang, juga mayoritas mengajarkan tentang Agama Islam. Dengan demikian dimasa sekarang banyak masyarakat yang berpendapat bahwa kalau anaknya dimasukkan ke Madrasah Tsanawiyah maka dia akan susah mencari pekerjaan nantinya. hal ini terbukti dengan semakin kurangnya peminat orang tua dalam memasukan anaknya yang tamat SD ke Madrasah Tsanawiyah.
Namun apa pendapat masyarakat tentang Tsanawiyah ternyata berbeda, terbukti betapa banyak para alumni MTsM yang sukses menjadi PNS ataupun dilembaga swasta. Hal ini menyatakan bahwa di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Sungai Batang tidak saja mengajarkan tentang Agama Islam, tetapi juga mengajarkan tentang pelajaran umum seperti layaknya sekolah umum lainnya.
Disamping itu MTsM Sungai Batang juga mengajarkan keterampilan kepada siswanya, baik itu dibidang Olah Raga, Dram Band, Bela Diri, Seni Musik, Puitisasi, Muhadarah, maupun seni tradisional yang mengangkatkan Budaya Minang Kabau seperti Randai.
Dalam acara perpisahan siswa kelas tiga MTsM Sungai Batang yang dilaksanakan pada hari kamis tanggal 17 Mei 2012 , Siswa Tsanawiyah kelas 1 (satu) telah dapat untuk menampilkan Cerita Randai yang berjudul "MAMBANGKIK BATANG TARANDAM" dengan durasi penampilan + 1,5 Jam. Ini membuktikan bahwa di Madrasah Tsanawiyah mampu untuk mengajarkan seni tradisionil kepada siswanya, dengan harapan setiap siswa yang tamat dari MTSM ini akan dapat mengembangkan terutama di kampung halamannya, dan juga siswa akan mencintai seni budaya minangkabau yang tak kalah dengan seni-seni lainnya.
Seiring dengan judul cerita Randai Mambangkik Batang Tarandam itu, kami menghimbau kepada semua Alumni, warga Muhammadiyah, dan masyarakat, mari kita bangkitkan kembali Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Sungai Batang, sebagai salah satu sekolah yang berprestasi dan propfesional, dan mari kita masukkan anak-anak kita yang tamat dari SD ke MTsM pada tahun ajaran baru ini.

MTsM Juara I MSQ (Musabaqah Surah Quran) Tingkat Kecamatan.


Peringatan Hari Besar Nasional 17 Agustus 2012 sebagai hari kemerdekaan Indonesia yang ke 67,Kecamatan Tanjung Raya mengangkatkan berbagai macam  acara,diantaranya MSQ (Mushabaqah Surah Al-Quran),perlombaan MSQ ini di ikuti oleh sekoh-sekolah yang ada di Kecamatan Tanjung Raya termasuk dari MTsM Sungai Batang, Alhamdulillah dalam perlombaan MSQ ini Sekolah kita MTsM dapat peringkat satu yang dikuti oleh anak-anak kita yaitu,  DESI RAHMAWATI, DEWI RAHMADHANI,RISKI ASTUTI   dengan judul  MSQ nya SIKAP GENERASI PENERUS BANGSA MENGISI KEMERDEKAAN.
Dalam MSQ nya itu Desi dan kawan-kawan menyampaikan  “SMART AND GOOD MORALITY YOUNGER IS HOPE THE LEADERSHIP FOR FEAFURE “
“Pemuda cerdas dan bermoral adalah harapan pemimpin masa depan”
Dengan generasi yang cerdas dan bermoral Insya Allah kita akan bisa mengisi kemerdekaan dengan beberapa gerakan sesuai dengan misi Agam Madani antara lain.
1.       Menyiapkan generasi yang bebas Nakorba
2.       Agam Menyemai.Dengan memusatkan perhatian untuk gemar menanam untuk peningkatan ekonomi masyarakat dan kesejahteraan bersama dengan  minat menjual lebih utama dari membeli.
3.       Gemar Maghrib yaitu gerakan membaca Al-quran waktu maghrib
4.       Mesjid taharah yaitu melahirkan tempat ibadah yang bersih dan suci
5.       Merdeka dari kebodohan dan kemiskinan
Wahai pemuda pemudi harapan bangsa bangkit ! dan belajarlah lebih giat lagi tanpa putus asa, niscaya kesuksesan akan diraih dimasa yang akan datang, Orang cerdas bukanlah mereka yang tidak pernah gagal sama sekali. Orang cerdas adalah mereka yang kendati mereka pernah gagal ,namun belajar lebih tekun lagi,sehingga mencapai generasi terbaik. Sedangkan yang dewasa bekerja keras tanpa mengenal lelah dan menyerah. Itu bukti bahwa kita ikut serta mengisi kemerdekaan.

Pengunjung

Rekening Donasi



 
Copyright © 2012. Website Resmi MTs Muhammadiyah Sungai Batang - All Rights Reserved
Jl Lingkar Maninjau Km 5.5 Muaro Pauah Nagari Sungai Batang
Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam 26472
Support : Ranah Maninjau
Created by MPS