Website Resmi MTs Muhammadiyah Sungai Batang
Headlines News :
Selamat Datang di MTs Muhammadiyah Sungai Batang | Jl Lingkar Maninjau Km 5.5 Muaro Pauah Sungai Batang 26472 | Kritik, Saran dan Masukan Silahkan Dikirimkan ke email : info@mtsm-sungaibatang.com

Latest Post

Karya-Karya Hamka

Written By Unknown on Senin, 06 Mei 2013 | 11.47



Setelah dia kembali dari Jogya tahun 1924, setelah dia mendapatkan kursus pergerakan Islam dari H.O.S Cokroaminoto, H.Fakhrudin, R.M.Suryo Pranoto dan terutama dari abang iparnya sendiri A.R Sutan Mansyur yang pada waktu itu berada di Pekalongan.
Maka pada tahun 1925dia kembali ke Padang Panjang. Disinilah mulai bakat mengarang tumbuh. Buku pertama dikarangnya adalah KHATIBUL UMMAH.
Dalam tahun 1929 terbitlah buku-bukunya Agama dan Perempuan, Pembelaan Islam , Adat Minangkabau dan Agama Islam (Buku ini dibeslah Polisi Kompuni) Kepentingan Tabligh, Ayat-ayat Mi'raj dan lain-lain.
Dalam tahun 1930 mulailah dia mengarang dalam surat kabar Pembela Islam Bandung, dan berkenalan dengan M.Natsir (Perdana Menteri Pertama RI), A.Hasan dan lain-lain.
Ketika dia pnidah mengajar ke Makasar di terbitkannya majalah Al Mahdi. tahun 1936 menerbitkan mingguan Islam Pedoman Masyarakat, majalah ini di pimp[innya sendiri dari tahun 1936 sampai dengan 1943, ketika Jepang masuk.
Dizaman itulah banyak karangannya dalam bidang Agama, Filsafat, Tasauf, dan Roman, Ada yang ditulis di Pedoman Masyarakat, dan ada juga yang di tulis lepas.
Pada saat yang sama terbit pulalah Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk, Dibawah Lindungan Ka'bah, Merantau Kedelli, Terusir-usir, Keadilan Ilahi dan lain-lain.
Dalam hal Agama dan filsafat Tasauf Modern, Falsafah Hidup, Lembaga Hidup , Lembaga Budi, Pedoman Mubaligh Islam dan lain-lain.
Dizaman Jepang itu pula dia coba menerbitkan buku Semangat Islam dan Sejarah Islam Sumatera.
Setelah pecah perang Revolusi, Buya Hamka pindah ke Sumatera Barat. Dikeluarkannya buku-buku yang cukup menggoncangkan yaitu, Revolusi Fikiran, Revolusi Agama, Adat Minangkabau Menghadapi Revolusi, Negara Islam, Sesudah Naskah Renville, Muhammadiyah Melalui Tiga zaman, dari Lembah Cita-cita, Merdeka, Islam dan Demokrasi, Dilamun Ombak Masyarakat dan Menunggu Beduk Berbunyi.
Tahun 1950 Hamka pindah ke Jakarta, disini keluar buku-bukunya Ayahku, Kenang-Kenangan Hidup, Perkembangan Tasauf dari abad ke abad, Urang Tunggang Pancasila.
Riwayat perjalanan ke negeri-negeri Islam : Ditepi Sungai Nil, Ditepi Sungai Dajlah, Mandi Cahaya di Tanah Suci, Empat Bulan di Amerika dan lain-lain.
Kian lama kian jelaslah coraknya sebagai pengarang Pujangga, dan filasuf Islam, diakui lawan dan kawan.
Pada tahun 1952 diangkat oleh Pemerintah jadi anggota Badan Pertimbangan Kebudayaan dan Kementrian PP dan K dan juga menjadi Guru Besar pada Perguruan Tinggi Islam dan Universitas Islam di Masar dan menjadi penasehat pada Kementrian Agama.
Disamping keasikan mempelajari Kesusasteraan Melayu Klasik, HAMKA pun sangat tekun mempelajari dan menyelidiki kesusasteraan Arab, sebab bahasa yang dikuasainya hanyalah semata-mata bahasa Arab. Drs. Slamet Mulyono, ahli tentang kesusasteraan Indonesia menyebutkan HAMKA sebagai hamzah Fanshuri zaman baru.
Pada tahun 1955 keluarlah buku-bukunya Pelajaran Agama Islam , Pandangan Hidup Muslim, Sejarah Hidup Jamaluddin Al Afghany dan Sejarah Umat Islam.
Karya-karya Buya HAMKA sebanyak 117 Judul. Buku-buku ini banyak ditangan kolektor, karena belum dicetak ulang.

RPP FIQIH KELAS VIII SEMESTER 1 (SUJUD DILUAR SHALAT)

Written By Unknown on Selasa, 30 April 2013 | 15.31



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(  R  P  P  )

MTs                                     : Muhammadiyah Sungai Batang
Mata Pelajaran                 :  Fiqih
Kelas/Semester               :  VIII / 1
Alokasi Waktu                  :  4 x 40 menit (1 Kali pertemuan)

A.    Standar Kompetensi
         1.   Melaksanakan tata cara Sujud diluar shalat                       
B.   Kompetensi Dasar
1.1       Menjelaskan ketentuan Sujud syukur dan tilawah
C.   Tujuan Pembelajaran
§  Siswa dapat menjelaskan pengertian Sujud syukur dan dalilnya
§  Siswa dapat menyebutkan tata cara Sujud syukur
§  Siswa dapat menyebutkan do’a Sujud syukur
D.   Materi Pembelajaran
§  Sujud syukur
E.    Metode Pembelajaran
§  Ceramah : Metode ini digunakan untuk memulai kegiatan pembelajaran terutama untuk kegiatan awal.
§  Kerjak kelompok: kegiatan ini digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang pengertian Sujud syukur dan tilawah
§  Diskusi: Metode ini digunakan untuk mendialogkan tema yang berkemaan dengan materi kegiatan pembelajaran
§  Pameran dan Shopping : pajangan hasil diskusi/kerja kelompok dan saling mengomentari pajangan
F.    Langkah-langkah Pembelajaran
No
Uraian Kegiatan
Waktu
1
Kegiatan awal :
Apersepsi :
§  Memberikan pertanyaan seputar pelajaran yang lalu dan materi Sujud syukur dan tilawah
Motivasi :
§  Memberikan informasi tentang tujuan dan manfaat mempelajari seputar Sujud syukur dan tilawah dan tatacaranya yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari
10  menit
2
Kegiatan Inti :
§  Siswa membaca literatur/referensi tentang Sujud syukur dan tilawah.  (fase eksplorasi)
§  Siswa mengamati demonstrasi guru tentang  Sujud syukur dan tilawah dan tatacaranya (fase eksplorasi)
§  Membuat bagan Sujud syukur dan tilawah dan tatacaranya (fase elaborasi)
§  Pameran bagan dan saling mengomentari (fase elaborasi)
§  Salah seorang siswa mempraktekkan Sujud syukur dan tilawah sementara yang lain memperhatikan dan mencatat mencatat pokok-pokok penting dari hasil kegiatan pengamatan (fase elaborasi)
§  Penguatan tentang pengertian Sujud syukur dan tilawah (fase konfirmasi)
60 Menit
3
Kegiatan akhir :
§  Tanya jawab tentang materi Sujud syukur dan tilawah.
§  Guru memberikan tugas untuk mencari pengertian Sujud syukur dan tilawah untuk pertemuan selanjutnya.
10 menit

G.   Sumber belajar dan media pembelajaran
§  Al Qur’an terjemahan dan hadits
§  Buku  acuan Paket Fikih Depag
§  Alat: OHP/komputer,LCD, VCD tentang Sujud syukur
H.   Penilaian
Indikator Pencapaian
Jenis Penilaian
Bentuk Penilaian
Contoh Instrumen
§  Siswa dapat  menjelaskan pengertian Sujud syukur dan dalilnya
§  Siswa dapat  menjelaskan sebab-sebab Sujud syukur
§  Siswa dapat  mempraktekkan Sujud syukur
Tes tulis

Tes tulis

Performan  
Uraian

Uraian
§  Jelaskan pengertian Sujud syukur dan dalilnya!
§  Jelaskan sebab-sebab Sujud Syukur!






Mengetahui
Kepala Madrasah





ELIZAR. M
NIP.

.............. , ...............................
Guru Bidang Studi Fiqih





I D R I S
NIP.


Islam di Minang Kabau

Minangkabau sekarang dikenal dengan adatnya yang berfalsafah "adat basandi syara', syara' basandi kitabullah" kalimat yang singkat itu tidaklah mudah untuk didapatkan,karena harus melakukan perjuangan dan perundingan, agar tidak mengganggu tatanan kehidupan masyarakat minang kabau itu sendiri.

Sebelum agama Islam dengan resmi dianut oleh masyarakat Minangkabau, keyakinan terhadap kepercayaan leluhur masih dipakai oleh sebahagian anak ranah ini. Akan tetapi dalam persidangan majilih adat (pemuka masyarakat) di nagari-nagari tetap duduk bersama di antara penganut paham yang berbeda.
Konon ketika itu, masyarakat masih melihat perbedaan keyakinan sama halnya dengan perbedaan di bawah payung adat Laras Koto Piliang dan Laras Bodi Caniago. Banyak juga ketika itu masyarakat yang patuh dan setia terhadap ajaran Budha dan ada pula pengikut ajaran Islam. Bahkan banyak pula yang menganut ajaran adat saja. Perbedaan-perbedaan itu tidak pernah membuahkan benturan-benturan berbahaya di dalam masyarakat Minangkabau. “Karena, di setiap lubuk hati rakyat Minangkabau terpateri kata-kata bertuah, ‘ seadat-selimbago. Tuah sekata-celaka bersilang’. Kalau tuah atau tujuan bersama yang ingin di pilih, seiya sekatalah! Sebaliknya, kalau celaka yang diinginkan, maka bersilang sengketalah terus menerus,” seperti disebutkan Agustar Idris dalam bukunya Cindurmato dari Minangkabau.
Sejak berlangsungnya perundingan antara kaum adat dan Islam di Puncak Bukit Marapalam, Orang Minangkabau menyepakati agama Islam dengan ajaran sucinya sebagai penyuluh laras kehidupan manusia menuju kebahagiaan, kerukunan, kedamaian dan kesejahteraan. Adat dan limbago adalah buah budinya rakyat Minangkabau di mana ajaran-Islam menyempurnakannya. Selama rakyat Minangkabau setia terhadap kata-kata bertuahnya Adat Basandi Syarak Syarak Basandi Kitabbullah, maka keseimbangan dan keselarasan alam Minangkabau dan isinya akan tetap terjaga dan terjamin, sehingga masyarakat yang di cita-citakan adat akan menjadi milik bersama dan milik anak cucu di sepanjang zaman.
Sejak dahulu rakyat Minangkabau menaruh hormat dan bangga terhadap Majilih Kerapatan Adat Alam Minangkabau. Segala keputusan hasil mufakat Majilih ini dilaksanakan secara utuh oleh rakyat dan lembaga adatnya. Ada satu keputusan Majilih di masa kerajaan Pagaruyung yang sangat menentukan. Yaitu, ketika Ulama Besar Tuan Malano Basa dari Sumpur Kudus, ayah kandung dari Tuan Kadhi Padang Ganting, berniat mendirikan Limbago baru yang disebut Rajo Ibadat. Niat Tuan Malano Basa ini, secara resmi disampaikan kepada Majilih agar dapat direstui kehadirannya di Ranah Minang. Rupanya ketika itu, Majilih adat memberikan restu berdirinya Rajo Ibadat, maka sejak itu pula di pinggang Ranah Minang terselip tiga keris bertuah yaitu, Raja Alam, Raja Adat dan Raja Ibadat. Ketiga-tiganya menjadi senjata ampuh bagi rakyat Minangkabau dalam mencapai cita-cita bersama.
Kedekatan Pribadi Orang Minang dengan Islam Konon menurut kabar yang dikisahkan dalam cerita Cindurmato, tersebutlah seorang yang bernama Andiko Panjang Gombak. Pada masanya Andiko dikenal sebagai salah seorang penasehat Raja Pagaruyung. Selain dekat dengan keluarga kerajaan, sehari-harinya dia dengan tekunnya memimpin para pemahat dan pengukir di Bukitgombak, menyelesaikan beberapa prasasti dan patung yang sudah lama terbengkalai.
Ada sebuah patung yang sangat besar dan perkasa, yang diberi nama oleh Andiko Perkasa Muda. Patung ini sudah dikerjakan selama enam tahun oleh pemahat-pemahat piawai dan sabar. Andiko sangat bangga terhadap hasil karya para senimannya, terutama terhadap patung Raksasa Muda itu. Bersamaan dengan rasa bangga yang memenuhi rongga dadanya, terbentuk pula rasa khawatir di hatinya terhadap keamanan karya-karya seni yang telah dia hasilkan. Andiko maklum, bahwa rakyat Minangkabau tidak menyukai patung-patung, bahkan membencinya. Masa itu agama Islam juga telah menjalar dan berkembang secara perlahan tapi sangat meyakinkan di Ranah Minang.
Dan Islam juga tidak dapat menerima kehadiran patung-patung karena dapat menyesatkan iman penganutnya. Pada saat itulah timbul pikiran Andiko untuk menghadiahkan patung tersebut ke sebuah tempat pemujaan di tanah Jawa, dimana dia diasuh dan dibesarkan. Dengan sebuah rakit bambu yang besar berlayarlah si Raksasa Muda menghiliri Batang Selo sampai di Muaro Sijunjung. Dari Muaro Sijunjung si Raksasa Muda itu ditarik oleh pasukan si binuang sampai Sikabau. Dari Sikabau si Raksasa Muda kembali berlayar dihanyutkan arus Batang Hari menuju muaranya.
Tapi, patung itu tak pernah sampai di Muara Batang Hari, karena rakit yang membawanya hancur berantakan di dekat pertemuan arus Batang Pangean dengan Batang Hari. Andiko membiarkan si Raksana Muda itu terbenam sementara di pinggir Batang Hari, dan ia segera kembali ke Bukitgombak. Di Bukitgombak Andiko menyiapkan tenaga-tenaga baru dan mengajak Panglimo Limbubu dengan Pasukan Binuangnya untuk kembali menyelamatkan si Raksana Muda yang sedang terbenam.
Tapi rencana Andiko untuk mengantarkan si Raksana Muda itu ke tanah Jawa tak pernah menjadi kenyataan. Tepat sehari sebelum Andiko dan rombongan mau meninggalkan Bukitgombak, tiba-tiba Andiko jatuh sakit, badannya panas, keringat bagaikan air mengguyuri sekujur tubuhnya, tapi dari mulutnya selalu meluncur kata-kata, ‘dingin, dingin’. Hari berikutnya, di saat sinar matahari membayang di ufuk timur, Andiko kembali ke Maha Penciptanya. Dia pergi dengan tenang, disaksikan oleh seluruh keluarga, sanak saudara dan sahabat-sahabatnya.
Saat itu, Romandung yang bergelar Dang Tuanku, masih berumur enam puluh empat bulan dan Cindurmato lima puluh bulan. Sekitar dua puluh tahun dia di Minangkabau, Andiko telah ikut mencurahkan seluruh kasih sayang, pengabdian, ilmu dan kearifan yang dimilikinya untuk membangun Minangkabau yang kuat, adil dan sejahtera. Perjuangannya yang gigih dan tak mengenal lelah itu memang tidak membuahkan sebuah kerajaan yang tangguh dan kuat, tetapi telah ikut mengisi Adat dan menuang Limbagonya Alam Minangkabau.
Pada hari yang sama, setelah Andiko dikebumikan, seluruh anggota perwakilan Rajo Alam, mengadakan pertemuan di Bukitgombak. Pada pertemuan ini, secara bulat dimufakati untuk mengangkat Romandung sebagai pimpinan Anjung Rajo Alam. Karena Romandung masih kecil, maka dimufakati pula untuk mengangkat ibunya, Kambang Daro Marani sebagai pelaksana tugas sehari-hari dari pimpinan Anjung Rajo Alam dengan panggilan kehormatan Bundokandung. Andiko telah tiada. Dia banyak meninggalkan kesan, kenangan dan warisan. Dia juga mewariskan perimbangan dan pertentangan di dalam masyarakat Minangkabau. Tapi Minangkabau tetap memanfaatkan perimbangan dan pertentangan itu untuk menjaga keseimbangan dan keselarasan Alam Minangkabau dan isinya.
Seiring sejalan dengan perkembangan zaman, pada masa itu Sriwijaya dan Singosari sudah lenyap. Kerajaan-kerajaan silih berganti muncul dan hilang. Raja bermahkota hari ini, besok menjadi tak berkepala. Kerajaan Islam di pantai Aceh bertambah kuat. Islam telah menyebar dan berkembang ke pelosok-pelosok Nusantara. Kampar kiri dan kanan, negeri-negeri sepanjang Batang Hari dan Musi, pantai utara pulau Jawa telah di terkam oleh kerajaan Islam. Minangkabau pun sejak permulaan Zaman Limbago sudah di masuki ajaran Islam. Islam masuk ke Minangkabau melalui dua jalur. Jalur pertama dari Aceh ke pantai barat Minangkabau yang berpusat di Tiku Pariaman. Jalur kedua menempuh Kampar Kanan arah mudik sampai di Sumpur. Di sinilah tempat ibadah pertama didirikan berupa sebuah masjid yang di sebut masjid Al Kudus. Dan dari sini pulalah api suci Islam memancar menerangi Luhak nan Tigo: Tanahdatar, Agam dan Limapuluh Koto .
Di saat semangat membangun membakar setiap jiwa rakyat Minangkabau, api Islam ikut serta menerangi sanubari mereka. Para ulama dan penganut setia Islam juga telah ikut bersimbah peluh dalam membangun daerah sekitar Pagaruyung, Rimbo Pulut-pulut, Labuah Basa Tigo Balai, Labuah Luhak dan pembangunan-pembangunan lainnya. Orang-orang dari Teluk Persia, menurut cerita yang di sampaikan turun-temurun, telah mengunjungi Minangkabau jauh sebelum agama Islam lahir ke bumi. Mereka datang untuk membeli rempah-rempah seperti kemenyan, gambir, kapur barus dan lada. Diantara mereka banyak pula yang menetap di sini dan kawin dengan gadis gadis Bundokandung. Tak kurang pula orang Minangkabau yang ikut berlayar ke bumi persia, diantara mereka ada yang menetap di sana, ada pula yang kembali pulang ke Minangkabau.
Banyak kata-kata yang berasal dari bahasa mereka di ambil alih oleh orang Minangkabau. Di antaranya, alam, mualim, syahbandar, rahim, sultan, maulana, imam, nama hari dan bulan dan lain-lainnya. Begitu Islam di perkenalkan di Ranah Minang, banyak tokoh-tokoh Limbago dan juga rakyat menaruh perhatian terhadap ajarannya dan lambat laun menganutnya.
Islam menjamah tubuh Minangkabau kira-kira abad ke 13 M, selama kurun waktu itu telah banyak ulama dan mubalikh terkenal di lahirkan di bumi Bundokandung ini, bahkan sejarah mencatat, ulama-ulama dan mubalikh-mubalikh yang telah terpanggil jiwanya untuk meninggalkan Bundokandung demi tugas sucinya untuk menyebarkan ajaran agama Islam ke setiap pelosok Nusantara. Di antara mereka dapat kita catat, Rajo Bagindo ke Sulu tanah Mindanau, Gurhano Bulan ketanah Bugis Makasar, Binuang Basa ke Kutai Kalimantan, Tan Tawi ke tahan Jawa, Johari Alim dan Siti Aminah ke tanah Pahang Negeri Sembilan dan Kalano Rahman ke tanah Serawak. Malah di Ujung Pandang, hingga terukir dengan tinta emas tiga datuk penyebar Islam ke Bugis Makasar. Mereka adalah Datuk Ribandang, Datuk Patimang dan Datuk Tiro.
Syekh Burhanuddin.
Salah satu penyebar Islam di Minangkabau bernama Burhanuddin. Beliau adalah murid dari Syeh Abdurrauf di Aceh. Kalangan penulis sejarah, menyebutkan Syeh Burhanuddin hidup antara tahun 1646-1692 M. Beliau menyebarkan Islam hanya di Minangkabau saja. Tidak seperti tokoh-tokoh lainnya yang berangkat menuju perantauan.
Hingga kini Syeh Burhanuddin tetap jadi pujaan bagi masyarakat Minangkabau. Kalau kita lihat, pada Bulan Safar atau pada waktu-waktu tertentu, banyak masyarakat yang tumpah ruah di makam Syeh Burhanuddin di Ulakan, Pariaman. Hal ini merupakan sebuah fenomena sosial yang menarik dan komplek untuk dicermati. Dan yang lebih menarik bahwa orang-orang yang pernah datang ke sana untuk mengikuti ritual peribadatan akan selalu merasa kerinduan untuk berkesempatan mengulangi pengalaman spritual yang mereka peroleh di lingkungan makam Syekh Burhanuddin.
Syekh Burhanuddin di kalangan umat Islam Sumatera Barat, bukan hanya sekedar ulama besar. Akan tetapi diyakini pula bahwa beliaulah orang pertama penyebar agam Islam di daerah ini. Setidak-tidaknya dari beliaulah perkembangan agama Islam di Sumatera Barat mengalami proses penyebaran yang begitu pesat. Sebagai ulama beliau memiliki kepribadian yang agung. Beliau seorang moderat yang mengerti apa yang dirasakan masyarakat. Beliau selalu bersempati kepada orang-orang yang berada di sekelilingnya. Dan dengan cara demikian beliau memasukkan rasa dan kesadaran beragama ke dalam diri setiap orang. Dengan cara yang lemah lembut, dengan pendekatan persualif serta dengan sentuhan psikologis, beliau masuk ke dalam masyarakat di sekitarnya dan dari keseharian masyarakatnya pula beliau secara berangsur-angsur menanamkan nilai-nilai aqidah.
Syekh Burhanuddin bukan dari aliran keras. Beliau seorang penyabar yang penuh santun. Entah karena sugesti yang pernah beliau ciptakan atau karena nuansa kedamaian itu yang tumbuh bersemi maka di komplek makam dan Masjid Syekh Burhanuddin selalu terdapat rasa aman, nyaman, tentram, damai dan bersahabat. Setiap kali seorang pernah datang ke tempat itu maka di dalam dirinya akan ada kerinduan untuk kembali dan kembali lagi kesana. Syekh Burhanuddin telah lama pergi meninggalkan masyarakat Minangkabau.
Tapi cahaya terang yang beliau tinggalkan dan keteladanan yang pernah beliau tebarkan, membuat makam dan suraunya senantiasa dikunjungi sepanjang masa. Dari mulutnya tidak pernah terdengar umpat dan cerca apalagi caci maki dan hujatan. Dari mulutnya selalu terdengar doa untuk kebaikan bersama. ***

Islam dan Penjajahan

Written By Unknown on Senin, 29 April 2013 | 10.08

Di Aljazair, mempelajari bahasa Arab dan agama diãnggap sebagai
tindakan kriminal. Orang yang melakukannya ditangkap sebagaimana
halnya dengan pencuri dan perompak. Dalam pengadilan mereka itu samasama
dipanggil dan juga ditempatkan dalam satu penjara.
Dan Perancis, sebagaimana dikatakan oleh para penulis kita yang plinplan,
adalah ibu kemerdekaan. Ialah yang telah mengajarkan kepada seluruh
dunia prinsip-prinsip kemerdekaàn, persaudaraan dan persamaan.
Di Sudan bahagian selatan, adanya satu orang Islam sahaja, walaupun
ia pergi ke sana untuk tujuan perdagangan, dianggap sebagai suatu bahaya
besar, untuk mana Inggeris memobilisir seluruh tenaganya. Segenap kegiatan
orang itu diperhatikan oleh kantor pemerintahan di Sudan, dan akhirnya ia
ditangkap untuk dikembalikan ke Utara, supaya jangan para penduduk yang
suka damai itu menjadi korban Islam. Hal ini terjadi di saat di mana setiap
kekuatan pentadbiran pemerintahan di kerahkan untuk menjaga
missionarisme dan para anggota missi itu. Kepada mereka itu diberikan
kelengkapan-kelengkapan dalam segala bentuknya. Inggeris, sebagaimana
dikatakan oleh para penulis kita yang pengkhianat itu, adalah suatu negara
yang tidak pernah campur-tangan dalam masalah kebebasan beragama.
Di belakang penjajah Perancis dan Inggeris itu berdirilah Amerika
dengan dollarnya, dengan pesawat-pesawat tempurnya, dengan tank
wajanya dan dengan bom nuklearnya. Ia menjaga penjajah di segala tempat,
mengembalikan kebesarannya yang telah mulai hilang dengan membunuh
pejuang-pejuang kemerdekaan yang mempertahankan tanah air mereka, dan
mengesampingkan masalah-masalah kemerdekaan di Persekutuan Bangsa-
Bangsa Bersatu dan di Dewan Keamanan.
Amerika, menurut para periulis kita yang bangsa upahan itu, adalah
yang menjaga kemerdekaan di Dunia Bebas yang mereka sebut-sebut itu
walaupun dunia tidak mengetahui adanya.
Penjajahan mempersiapkan segala kekuatannya untuk bangsa-bangsa
yang menuntut kemerdekaannya, tetapi khusus untuk Islam dan negaranegara
Islam mereka telah memperhatikan dengan bentuk yang amat luar
biasa semenjak dan waktu yang lama. Mereka telah memberikan perhatian
yang amat besar kepada Islam, jauh sebelum bangsa—bangsa Islam bangkit
menuntut kemerdekaannya yang telah dirampas orang lain. Sebabnya adalah
kerana penjajahan tidak pernah lupa barang sesaatpun tentang kekuatan
yang tersembunyi dalam aqidah kepercayaan Islam, dan bahaya yang
ditimbulkan kekuatan ini terhadap setiap penjajahan asing.
Bahaya kekuatan yang tersembunyi dalam aqidah itu terhadap
penjajahan, pertama-tama timbul kerana Islam itu adalah suatu kekuatan
pembebasan yang luar biasa hebatnya. Jiwa Islam itu menentang setiap agresi
terhadap kemerdekaan. Dan perlawanan ini terhadap setiap agresi itu
dilakukan dengan penuh ketekunan. Ia melakukan perlawanan aktif di mana
faktor jiwa tidak mènjadi pertimbangan lagi. Segala bentuk pengorbanan dan
kerugian dianggap wajar. Kalau jiwa Islam ini terbangun pada suatu bangsa
Islam, maka mustahil ia akan mahu menyerahkan kemerdekaannya. Tidak
mungkin sama sekali ia akan diam dalam hal perjuangan positif. Perjuangan
seperti ini dapat menghancurkan penjajahan semenjak dari akar-akarnya.
Demikian pula bahaya yang ditimbulkan aqidah Islam terhadap
penjajahan ini juga timbul dari kenyataan bahawa aqidah Islam itu adalah
aqidah yang meninggikan diri, merasa besar dan mulia. Seorang Islam, kalau
dalam jiwanya telah terbangun jiwa Islam itu, ia tidak akan dapat dianggap
rendah oleh orang lain. Ia tidak bisa merendahkan diri kepada siapapun.
Kerana itu ía memandang kepada penjajahan asing dengan pandangan tidak
senang sedemikian rupa sehingga hal itu harus dihilangkan. Ia merasa
berkewajipan memeranginya, demi untuk memewujudkan kemuliaan Islam,
memelihara kemanusia dan untuk mencari keredhaan Allah.
Di samping itu, terdapat pula sumber ketiga dan bahaya yang
ditimbulkan aqidah Islam terhadap penjajahan. Ia adalah suatu aqidah yang
menjadikan seluruh tanah air Islam suatu kesatuan. Siapa yang melakukan
agresi terhadap sejengkal tanah daripadanya bererti melakukan agresi
terhadap semua tanah air Islam itu. Di waktu itu setiap orang Islam di
seluruh penjuru dunia menasa berkewajipan untuk menyatakan jihad demi
untuk menghilangkan bahaya dari sejengkal tanah yang merupakan bahagian
dari Dunia Islam yang terbentang luas itu.
Tidak seorang Islampun dan penjuru dunia manapun juga, kalau ia
benar-benar seorang Islam, yang mendengar atau mengetahui bahawa ada
musuh yang telah menginjak-nginjak sejengkal tanah Islam, yang tidak
tergerak hatinya untuk mempertahankan tanah kaum Muslimin itu dan
mempertahankan kemuliaan Islam.
Di sinilah tersembunyinya bahaya yang paling besar terhadap
penjajahan, iaitu bahaya yang dapat mengumpulkan orang dan
mempersatukannya di bawah sebuah bendera untuk mengadakan
perlawanan dan berjuang dipenuhi dengan jiwa pengorbanan dan
mengorbankan diri.
Inilah sebabnya kenapa kaum penjajah, baik dahulu mahupun
sekarang selalu memberikan perhatian khusus kepada Dunia Islam, dan
kenapa negara-negara penjajah itu seluruhnya berdampingan bahu dan
saling tolong menolong dalam memerangi setiap gerakan pembebasan yang
terdapat di Dunia Islam. Dari sinilah kenapa Soviet Rusia dan negara-negara
satelitnya bergabung kepada negara-negara penjajahan Barat, setiap kali
terjadi suatu masalah yang menyangkut dengan dunia Islam, walaupun di
antara kubu Rusia dan kubu Barat itu terdapat perpecahan dan permusuhan.
Soviet Rusia dengan blok komunisnya telah mencuri sebahagian dari
Dunia Islam di Turkistan, di Krim, di Yugoslavia dan lain-lainnya.
Keadaannya persis sama dengan apa yang dilakukan Blok Barat di Afrika
Utara dan Lembah Nil. Kerana itu kepentingan para pencuri itu selalu
bertemu setiap kali timbul persoalan yang menyangkut salah satu bahagian
Dunia Islam. Setelah itu mereka berpecah-pecah kembali, sampai mencapai
tingkat perang dingin atau perang panas sesuai dengan permintaan situasi.
Walaupun Blok Komunis menyimpan rasa permusuhan terhadap
kaum Muslimin, sama keadaannya dengan Blok Barat, tetapi semua tanah air
Islam, disebabkan oleh jiwa kebebasan yang tersembunyj dalam Islam,
merasa cinta kepada setiap gerakan kemerdekaan, walaupun yang bersifat
komunis, seperti yang terjadi di Vietnam dan di Korea, dan ingin agar
gerakan ini dapat menang dalam menghadapi penjajahan Barat yang dibenci
itu. Ia ingin agar bayang-bayang penjajahan yang gelap itu dapat dihilangkan
dan seluruh penjuru dunia, kerana Islam adalah suatu kekuatan revolusi
kemerdekaan yang terbesar.
Apa yang diinginkan oleh Islam di atas dunia ini adalah agar manusia
juga dapat bebas merdeka dari segi kebebasan da’wah dan kebebasan
beraqidah. Kerana itulah Islam tidak dapat berdamai dengan sistem komunis
yang ada, di mana manusia dilucuti dari kebebasan berfikir, kebebasan
beraqidah dan kebebasan berda’wah kepada aqidah yang diingininya.
Dengan demikian ia telah melucuti manusia dari ciri-ciri khas kemanusiaan
yang Islam berusaha keras untuk mewujudkannya, iaitu ciri-ciri kemanusiaan
yang telah dihancurkan secara total oleh sistem komunis yang ada sekarang.
Bagaimanapun juga, kita kembali kepada penjajahan. Ia adalah musuh
kita yang pertama, musuh kita yang benar-benar yang harus kita hadapi
dengan segala rasa kebencian suci yang kita miliki. Kita akan berjuang tanpa
takut, kerana ia juga memerangi kita tanpa takut. Ia mempersiapkan segala
kekuatan yang dimilikinya, dalam bentuk yang tidak dilakukan oleh
komunisme sendiri yang menjadi musuhnya yang jelas. Ia mempersiapkan
untuk menghadapi kita tidak hanya kekuatan besi dan api, tetapi juga
memasangkan untuk kita perangkap-perangkap ekonomi, sebagaimana yang
dilakukan Amerika dewasa ini dengan mengadakan perjanjian-perjanjian
perdagangan yang menakutkan, yang telah ditawarkannya kepada rejim
yang lama, dan sekarang di cubanya menawarkannya sekali lagi.
Perjanjian ini mengharuskan kita untuk menerima barang-barang
apapun juga dan dari negeri manapun juga di dunia selama ia mempunyai
cap Amerika. Ertinya fabrik-fabrik Amerika yang terdapat di Israel boleh kita
menyerang di dalam rumah tangga kita sendiri dan kita tidak boleh
membalas dalam bentuk apapun juga. Demikian pula tangan kita dibelenggu,
kerana kita tidak boleh menyimpan mata wang asing yang kita ingi
menyimpannya, kerana perjanjian itu membolehkan perusahaan-perusahaan
Amerika dan orang-orang Amerika di Mesir untuk mengeluarkan wang
mereka dengan mata wang apapun juga.
Semuanya itu dengan imbalan bahawa kita orang orang Mesir ini juga
mempunyai hak-hak yang serupa di negeri Amerika sendiri.
Ya, demi Tuhanku! Hal ini tentu sahaja baik kalau kita juga
mempunyai perusahaan, fabrik, pegawai dan modal di Amerika. Hanya
dalam keadaan itu kita dapat menikmati kebebasan dan jaminan, sama
dengan apa yang dinikmati rakyat Amerika di negara kita. Persis
sebagaimana dahulunya kita juga berhak malah untuk menggunakan
pelabuhan laut, udara dan jalan-jalan yang terdapat di jantung negeri
Inggeris, sesuai dengan perjanjian kehormatan dan kemerdekaan yang
dahulu pernah diadakan. Tetapi malang sekali kita telah membatalkan
perjanjian ini. Semenjak dan saat itu, armada- armada laut kita dan squadronsquadron
udara kita tidak mempunyai pelabuhan lagi di Eropah, kerana kita
telah kehilangan hak untuk menggunakan pelabuhan-pelabuhan laut dan
udara di Inggeris.
Kita yakin sekali bahawa rejim yang baru ini tidak akan masuk
perangkap Amerika yang menakutkan ini, kerana rejim yang lama, walaupun
telah penuh dosa sedemikian rupa, tidak sanggup memikul beban yang
demikian berat. Tetapi keyakinan kita ini tidak boleh menjadikan kita lalai
dalam memberikan peringatan kepada bahaya ini, terutama kerana kita selalu
menyedari bahawa pihak penjajah selalu mempergunakan mekanismemekanisme
dalam negeri, yang terdiri dari organisasi-organisasi dan orangorang
yang biasanya dari luarnya kelihatannya tidak berdosa.
Sebelumnya kita telah mengenal contoh-contoh organisasi seperti
Perkumpulan Saudara-Saudara Kemerdekaan dan Perkumpulan Anglo
Mesir, Perkumpulan Kelab Dua Dunia dan Perkumpulan Kelab Algezira.
Adalah kewajipan kita sekarang untuk mengetahui bahawa Perkumpulan al-
Falah hanyalah merupakan salah satu dari organisasi-organisasi yang
kelihatannya tidak berdosa ini.

Berbakti Pada Orang Tua

Written By Unknown on Senin, 22 April 2013 | 09.35


Dari Dua puluh lima Nabi dan rasul mempunyai  perbedaan  kisah menurut situasi dan keadaan sewaktu itu, dan juga mempunyai kelebihan dan mukjizat yang berbeda pula, begitu juga dengan Nabi Sulaiman.as.

Selain seorang nabi, Sulaiman a.s. juga seorang raja terkenal. Atas izin Allah ia berhasil menundukkan Ratu Balqis dengan jin ifrit-Nya. Dia dikenal sebagai manusia boleh berdialog dengan segala binatang. Dikisahkan, Nabi Sulaiman sedang berkelana antara langit dan bumi hingga tiba di satu samudera yang bergelombang besar. Untuk mencegah gelombang, ia cukup memerintahkan angin agar tenang, dan tenang pula samudera itu.Kemudian Nabi Sulaiman memerintahkan jin Ifrit menyelam ke samudera itu sampai ke dasarnya. DI sana jin Ifrit melihat sebuah kubah dari permata putih yang tanpa lubang, kubah itu diangkatnya ke atas samudera dan ditunjukkannya kepada Nabi Sulaiman.

Melihat kubah tanpa lubang penuh permata dari dasar laut itu Nabi Sulaiman menjadi terlalu hairan, "Kubah apakah gerangan ini?" fikirnya. Dengan minta pertolongan Allah, Nabi Sulaiman membuka tutup kubah. Betapa terkejutnya dia begitu melihat seorang pemuda tinggal di dalamnya."Sipakah engkau ini? Kelompok jin atau manusia?" tanya Nabi Sulaiman kehairanan."Aku adalah manusia", jawab pemuda itu perlahan."Bagaimana engkau boleh memperolehi karomah semacam ini?" tanya Nabi Sulaiman lagi. Kemudian pemuda itu menceritakan riwayatnya sampai kemudian memperolehi karomah dari Allah boleh tinggal di dalam kubah dan berada di dasar lautan.

Diceritakan, ibunya dulu sudah tua dan tidak berdaya sehingga dialah yang memapah dan menggendongnya ke mana jua dia pergi. Si anak selalu berbakti kepada orang tuanya, dan ibunya selalu mendoakan anaknya. Salah satu doanya itu, ibunya selalu mendoakan anaknya diberi rezeki dan perasaan puas diri. Semoga anaknya ditempatkan di suatu tempat yang tidak di dunia dan tidak pula di langit."Setelah ibuku wafat aku berkeliling di atas pantai. Dalam perjalanan aku melihat sebuah terbuat dari permata. Aku mendekatinya dan terbukalah pintu kubah itu sehingga aku masuk ke dalamnya." Tutur pemuda itu kepada Nabi Sulaiman.

Nabi Sulaiman yang dikenali boleh berjalan di antara bumi dan langit itu menjadi kagum terhadap pemuda itu."Bagaimana engkau boleh hidup di dalam kubah di dasar lautan itu?" tanya Nabi Sulaiman ingin mengetahui lebih lanjut."Di dalam kubah itu sendiri, aku tidak tahu di mana berada. Di langitkah atau di udara, tetapi Allah tetap memberi rezeki kepadaku ketika aku tinggal di dalam kubah.""Bagaimana Allah memberi makan kepadamu?""Jika aku merasa lapar, Allah menciptakan pohon di dalam kubah, dan buahnya yang aku makan. Jika aku merasa haus maka keluarlah air yang teramat bersih, lebih putih daripada susu dan lebih manis daripada madu."

"Bagaimana engkau mengetahui perbedaan siang dan malam?" tanya Nabi Sulaiman a.s yang merasa semakin hairan. "Bila telah terbit fajar, maka kubah itu menjadi putih, dari situ aku mengetahui kalau hari itu sudah siang. Bila matahari terbenam kubah akan menjadi gelap dan aku mengetahui hari sudah malam." Tuturnya. Selesai menceritakan kisahnya, pemuda itu lalu berdoa kepada Allah, maka pintu kubah itu tertutup kembali, dan pemuda itu tetap tinggal di dalamnya. Itulah keromah bagi seorang pemuda yang berbakti kepada kedua orang tuanya.

Pengunjung

Rekening Donasi



 
Copyright © 2012. Website Resmi MTs Muhammadiyah Sungai Batang - All Rights Reserved
Jl Lingkar Maninjau Km 5.5 Muaro Pauah Nagari Sungai Batang
Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam 26472
Support : Ranah Maninjau
Created by MPS